'Manis',
Pikir Sasuke saat bibir mereka saling menempel, bibir lembut kenyal dan terasa manis bagi Sasuke, Dia menginginkan lebih.
Ciuman yang awalnya lembut kini mulai terasa panas, tangan Sasuke yang semula dipinggang, bergerak keatas, menekan tengkuk Sakura, untuk memperdalam ciumannya, kepalanya dia miringkan dengan sesekali mengubah posisi bibirnya, dia menjilati bibir bawah Sakura, menggigitnya pelan, Sakura terkesiap secara tak sadar membuka akses bagi Sasuke untuk memasukkan lidahnya, mengabsen setiap gigi Sakura, mengecap lidah sang gadis yang terasa kenyal di lidahnya, (jangan bayangin guys, Gue yang ngetik aja rasanya kagak karuan, omes banget gue).
Sakura mengeram secara sepontan, Sasuke menyeringai mendengar erangan Sakura, dia semakin bersemangat untuk memperdalam ciuman mereka, Sakura yang semula pasif perlahan mulai membalas ciuman brutal Sasuke, hati Sasuke bersorak gembira, tangan Sakura naik mengalungkannya keleher Sasuke, dan yang satunya lagi meremas rambut chiken butt miliknya dengan gemas. Sasuke juga semakin mengetatkan pelukannya seakan ingin menyatukan kedua tubuh mereka, tubuh Sakura terangkat tak menyentuh tanah, dia hanya mengandalkan tangan besar Sasuke untuk menopang tubuhnya yang lemas.
Jika mereka tidak membutuhkan pasokan oksigen, kemungkinan mereka akan berhenti adalah nol persen, mereka melepaskan ciuman panas mereka setengah hati, dahi mereka saling bersentuhan, Sasuke menurunkan Sakura menapaki tanah kembali, namun tidak dengan melepaskan pelukannya yang begitu posesif,
Sasuke menikmati pandangannya kali ini, wajah merah Sakura dengan mata emerald nya yang menyayu, bibirnya yang merah mengkilap dan membengkak karena ulahnya, oh jangan lupa, salifa mereka yang tertinggal di sudut bibir Sakura, dia merasakan kembali dorongan untuk menerkam gadis dalam dekapannya detik itu juga.
Wajah itu semakin memerah dan menunduk menatap tanah pijakannya, setelah dia melihat kilatan berbahaya dari sang jantan.
"Kalian mengerikan",
Sasuke dan Sakura menolehkan kepala mereka kekanan, mereka menemukan wajah Hinata yang memerah sempurna serta tatapan horor dari Naruto.
"Ku kira selama ini kau homo teme, tak kusangka, ckckck benar-benar hentai", sambung Naruto kembali, Dia dihadiahi tatapan tajam Sasuke,
"kami-samaa, aku benar-benar terkecoh dengan sikap dinginmu selama ini, ckckck, dasar hentai, aku saja belum dapat giliran seperti itu dengan Hinata-chan", cengiran nakal terpampang di wajah Naruto.
"cih, baka," Sasuke sama sekali tidak di indahkan Naruto.
"Teme, kau sangat mesum", Naruto menatap kearah – ehem arah bawah selangkangan Sasuke, terlihat jelas adanya gundukan besar di sana,
Sakura merasakan wajahnya kembali memanas, mungkin mendidih lebih cocok untuk menggambarkan dirinya saat ini, bahkan Hinata sudah menyembunyikan wajahnya di bahu Naruto, ekspresi Sasuke terlihat biasa saja, namun semburat merah diwajahnya tidak bisa dicegahnya, bahkan semu merah itu sampai ke telinga dan lehernya, dia memalingkan wajahnya, 'che, awas kau dobe', runtuk Sasuke dalam hati,
Jangan tanyakan bagaimana keadaan Sakura yang ada disebelahnya, melirik saja Sasuke tidak berani. Ugh malunya. 'sialan'.
"khekhehehe, Kau terang...aushh", Hinata mencubit pinggang Naruto,
"J-Ja-Jangan diterus-kan, N-Naruto-kun", ucap Hinata gemas, ia tak mau kekasihnya mati ditempat karena mengganggu singa yang sedang kelaparan,
"Hn", Sasuke berlenggang pergi, sambil menggandeng Sakura,
Sakura memekik pelan karna tarikan Sasuke yang terasa terburu-buru, Sasuke mengutuk hormon sialannya yang bangkit mendadak, dia bersumpah akan membunuh Naruto tengah malam nanti. dia masih merencanakan strategy rencana pembunuhannya kali ini, sampai suara cekikikan terdengar dari gadis di sebelahnya, dia memalingkan wajahnya kearah Sakura, menatap gadisnya dengn alis terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Moon (Rewrite)
FanfictionBulan merah muda telah lahir Dia bisa menghidupkan dunia dan meremukkannya dalam sekejap mata dialah kutukan sekaligus keindahan ciptaan tuhan ------------------------------------------ sesuai janji, aku re make lagi ini cerita, yang dulu udah ku ha...