Part 22

1.5K 142 2
                                    

Peperangan, perpecahan mendekat secara perlahan

takdir sang bulan akan segera terungkap

sesosok iblis mengincarnya

cinta dan keputus asaan menjadi simponi

mengiringi sebuah lagu kematian

gerbang menuju keabadian

.

.

.

"berkonsentrasilah Naruto", perintah Sakura,

mereka tengah berada di taman belakang mansion uchiha, mereka tengah mencoba untuk kembali dapat berkomunikasi dengan kyubi, Naruto mendesah lelah, berkali kali ia mencoba untuk berhubungan dengan rubah jelek yang berada di tubuhnya, namun berkali-kali juga kyubi dalam tubuhnya menolak untuk membiarkannya masuk,

Sakura sedang melatih Naruto untuk bisa berkomunikasi sendiri dengan rubah miliknya,

"rasakan chakra miliknya, fokus, pusatkan chakramu di dalam perutmu",

"astaga Sakura-chan ini sangat sulit ttebayoo, dia sangat keras kepala, aku lelah, chakraku hampir habis, setiap aku memusatkan cakraku di perut, dia akan menghisapnya", rancau Naruto dengan wajah frustasi.

Sakura menghela nafasnya, memijat pangkal hidungnya yang terasa pegal.

"kita istirahat sejenak, sore nanti temui aku kembali kemari",

Naruto langsung bersorak gembira, dia tidak menyia-nyiakan waktunya sesegera mungkin pergi.

"nona Sakura", Hinata muncul dengan nampan berisi cangkir dan teko teh hijau di tangannya.

dia duduk di depan Sakura, menuangkan secangkir teh kedalam wadah,

"terima kasih hime", Sakura tersenyum tulus.

"apa semua baik-baik saja nona?", tanya Hinata dengan wajah khawatir.

Sakura meminum tehnya sedikit, lalu tersenyum yang entah mengapa semakin membuat Hinata tambah mengkhawatirkan keadaan nonanya sekarang,

"semua akan baik-baik saja Hinata-chan", ucapnya dengan senyum palsu.

Hinata menunduk, pikirannya bercabang memikirkan kehidupan nonanya sekarang, dia bukan orang bodoh, dia tahu, cepat atau lambat, kaisar suna Gaara pasti akan menemukan mereka, dan saat itu tiba, dia tak bisa lagi membayangkan seperti apa nantinya,

"Sakura", suara seseorang menginterupsi kegiatan mereka,

senyum Sakura merekah melihat Sasuke yang berjalan kearahnya, Hinata undur diri dari sana, tidak ingin mengganggu,

Sasuke menempatkan diri di samping Sakura memandangi gadisnya begitu intens, membuat pipi Sakura dipenuhi semburat merah, Sasuke menyeringai kearahnya, dia mencium kilat bibir manis Sakura, membuat Sakura membelakkan mata, sementara Sasuke menyelipkan tangannya di tengkuk Sakura,

Sakura yang hendak mendorong tubuh Sasuke tidak bisa berkutik karenanya, sebelah tangannya Sasuke gunakan untuk menarik pinggang Sakura mendekat kearahnya, Sakura mengerang, bibir Sasuke menghisap dan melumat bibir kenyal Sakura dengan rakus, sesekali menggigitinya pelan, Sakura hampir saja pingsan kalau Sasuke tidak segera menghentikan aksi anarkisnya,

Sakura langsung menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sesaat setelah ciuman mereka terlepas, dia baru akan memarahi Sasuke yang menyerang dirinya secara tiba-tiba, jika saja bungsu uchiha itu tidak kembali menyerangnya, bahkan ciumannya saat ini semakin intens dan panas dari yang pertama, bibir Sasuke membuka paksa bibir Sakura yang menutup rapat, dia bersorak ketika Sakura membuka sedikit mulutnya, membuatnya semakin menggebu-gebu untuk mengeksploitasi rongga mulut Sakura, mengapsen gigi dan segala penghuninya tak terkecuali.

Pink Moon (Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang