Part 24

3.3K 224 45
                                    


"Naruto,....." panggil sakura lirih, 

Naruto menatap kearah Sakura.

"bagaimana keadaan Sasuke", tanya Sakura ditengah latihannya untuk mengontrol chakra jubi dalam tubuh Naruto, sejauh ini kyubi dalam tubuh Naruto mau menuruti perkataan Naruto karena perintah dari Sakura.

alis Naruto naik sebelah, "hm, kau bertanya soal teme",

Sakura mengangguk kecil.

Naruto menatap iba pada Sakura, "kau jangan khawatirkan teme, dia baik-baik saja, yang harus kau pikirkan justru dirimu sendiri", dia memberi jeda sejenak, "....bagaimana perasaanmu jika kau harus kembali lagi ke sunna", tanya Naruto dengan hati-hati, dia tidak mau menyakiti hati Sakura.

Sakura tersenyum miris, "jika itu yang terbaik, mengapa tidak", rasanya ada yang menyumbat ditenggorokan Sakura saat mengucapkan kata-kata itu, 'tidak, aku tidak baik-baik saja', batinnya menjerit.

"maafkan aku", ucap Naruto kemudian, dia merasa bersalah. beberapa hari yang lalu mungkin dia masih PD untuk mengatakan akan melindungi gadis ini, namun kenyataannya semua tak semudah kelihatannya.

mereka terdiam untuk waktu yang cukup lama.

Sakura menepuk bahu Naruto, "jangan terlalu dipikirkan Naruto", dia tersenyum menenangkan, walaupun itu tetap saja percuma, semua orang tahu, semua tidaklah baik-baik saja.

"Sakura-sama", seru Hinata dengan langkah yang tegopoh-gopoh.

Sakura menoleh kearah Hinata, "ada apa?"

"hokage-sama ingin bertemu dengan anda di aula", serunya dengan mimik wajah cemas.

Sakura mengangguk sebagai jawabannya, "kau temani saja Naruto disini, aku akan kesana sendiri, kau jangan khaawatir begitu Hinata-chan",

Hinata hampir saja menangis jika Sakura tidak menatap garang kepadanya, dia pasrah mengikuti kemauan nonanya.

"apa perlu aku antar Sakura-chan?", tawar Naruto kepada Sakura.

Sakura menggeleng, dia melangkah menuju aula mansion.

.

.

.

Sakura tercengang dipintu aula mansion uchiha yang luas, matanya berkaca-kaca menatap seorang wanita paruh baya yang begitu dirindukannya. seseorang yang telah menggantikan peran sebagai orang tuannya, dia bisa sangat lembut layaknya seorang ibu, dan tegas layaknya seorang ayah, dialah Tsunade, baa-chan nya yang sangat ia sayangi

"shisou", bibirnya bergetar mengucapkan sebuah panggilan untuk wanita itu, Sakura langsung berlari menghambur kedalam pelukan Tsunade,

Tsunade menerima pelukan Sakura dengan suka cita, oh betapa dia sangat merindukan putri kecilnya, permatanya,.... hidupnya. kedua wanita itu menangis melampiaskan rasa rindu mereka.

"hiks aku hiks sangat merindukanmu baa-chan hiks", Sakura terisak kecil dalam rengkuhan Tsunade.

"maafkan aku sudah meninggalkanmu sendiri diistana mengerikan itu saki-chan, maafkan baa-san".

mereka melepaskan pelukan masing masing.

PLAK

"ITAIII", Sakura memekik sakit diarea ehem -pantatnya yang seenak jidat dipukul oleh Tsunade.

"HAISH....Gadis bodoh inii", Sakura melirik sebal Tsunade yang seenaknya memukul pantatnya jika sedang gemas. dia tak memperhatikan Fugaku yang masih duduk diam ditempatnya dengan wajah cengo plus Itachi yang sedang menahan tawanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pink Moon (Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang