Part 1

18.1K 1K 54
                                    

"Aktris terkenal Sakura Haruno kedapatan memukul seorang paparazzi"

"Haruno Sakura terancam masuk ke balik jeruji"

"Haruno Sakura membungkam perihal pemukulannya"

"Haruno Sakura diberitakam ditinggalkan oleh agensinya,"

"Pihak berwajib memeriksa Haruno Sakura terkait pemukulannya,"

"Haruno Sakura..."

"Haruno Sakura...."

Haruno Sakura melempar tab nya ketika ia selesai membaca semua berita tentangnya, rasanya memuakkan, bagaimana tidak, hampir setiap saat tab miliknya berdering karena notifikasi dari dari beberapa sosial medianya terkait pemberitaan tentang dirinya yang sedang booming itu.

Sakura mendengus, emosinya naik ketika salah satu berita menyebut dirinya akan masuk ke penjara karena masalah ini. Raputasinya hancur, beberapa kontrak iklan dan majalah dibatalkan begitu saja, ia pun harus mengganti rugi yang cukup besar pada perusahaan itu.

Agensi tempat ia bernaung, UM agency, memberinya kesempatan untuk segera membersihkan namanya dari segala pemberitaan itu. Sakura kelabakan, ia bingung harus bagaimana sekarang. Paparazzi sialan itu telah melaporkannya ke pihak berwajib dengan tuduhan penganiayaan terhadap pers yang menimbulkan kerugian material. Tak selang beberapa lama dari pelaporan itu, Sakura ditemani dengan manajer nya dipanggil untuk kemudian diperiksa.

Minggu depan, ia akan dihadapkan dan diadili di meja hijau, Sakura butuh kekuatan sekarang. Karena ia tak boleh kalah dengan paparazzi sialan itu.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu membuatnya harus meredam amarahnya, Sakura diam, lalu bergumam sebagai pertanda izin kepada sang pengetuk itu.

"Sakura, aku sudah menemukan pengacara yang mampu membantumu," Kakashi, si pria di awal 30 tahunan dengan rambut perak, adalah Manajer Sakura. Ia juga ikut kelabakan, karena sikap cerobohnya itu, karir nya juga ikut terancam.

Sakura berdiri dari sofa nya, rasanya, mendengar Kakashi berkata seperti itu telah memadamkan seluruh api di pikirannya. Ia sudah menemukan setidaknya yang mampu menyelamatkannya.

"Siapa dia?" Tanya Sakura semangat. Matanya berbinar, senyumnya merekah.

"Aku tidak tahu, bukan aku yang merekomendasikannya, tapi temanku," jawabnya, "Sore ini kau akan menemuinya, ini alamat yang kau butuhkan" lanjut Kakashi, ia lalu mendudukan dirinya di sofa tepat berhadapan dengan Sakura. Jemari pria perak itu sibuk mengetik di tab nya. Ia sedang berusaha mencari celah agar Sakura bisa menang, dan terbebas dari segala tuduhan.

"Aku? Sendirian?"

Sakura menunjum dirinya sendiri seakan tak percaya hal itu. Ia tak pernah pergi sendirian kemanapun tanpa Kakashi.

Kakashi mengangguk, ia lalu menyimpan tab nya di meja, dan menyatukan tangan. "Aku harus mengurus urusanmu di kantor polisi, Sakura," Banyak sekali yang harus diurua olehnya, termasuk berhubungan dengan pihak pelapor.

"Oh, tidak, tidak Kakashi, aku tidak ingin pergi sendiri," Sakura melipat kedua tangannya di dada, merasa tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Kakashi barusan. "Aku tidak mau bertemu pengacara itu sendirian, maksudku, ia pasti seorang tua bangka dengan perut besar dan muka keriput, Membayangkannya saja membuatku ingin muntah," lanjut Sakura.

Kakashi mendengus, ia sudah sangat terbiasa dengan sikap manja Sakura ini. Sakura memang begitu, kemanapun ia pergi, ia harus selalu bersama dengan manajernya, dan seorang penjaganya, karena dengan seperti itu, Sakura akan merasa lebih aman.

My Lovely LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang