"Bisakah kalian meninggalkan aku dan dia hanya berdua?" sinis Sasuke. Ia berjalan kearah Ino dengan tatapan bengis dan sangat penuh dengan kebencian.
Air mata Sakura yang tertahan setelah melihat Ino datang bersama Naruto membuat hatinya berkecamuk. Ia ingin memberontak dan setidaknya ia bisa melampiaskan seluruh kebenciannya pada Ino saat itu juga. Namun, ada Sasori disana, ia selalu punya cara agar Sakura tidak melakukan hak yang tidak-tidak.
"Ayo," Sai dan Sasori membawa Sakura pergi menjauh dari tempat Sasuke dan Ino berada. Mereka pergi ke beranda lantai dua.
Sementara Naruto, ia hanya diam di beranda lanntai satu, ia memastikan bahwa Sasume tidak benar-benar membunuh Ino.
Setelah Sasuke memastikan bahwa hanya tinggal mereka berdua, Sasuke berjalan mendekati Ino.
"Kau puas?" Sasuke mencengkram rahang Ino dengan kuat hingga wanita itu menengadah ke atas. "Kau puas, huh!?" teriak Sasuke.
"Ada apa denganmu!?" Ino berusaha melepaskan cengkraman Sasuke yang menyakitinya. "L-lepas,"
Ino mendorong Sasuke dengan kuat hingga cengkraman itu lepas.
"Dengarkan aku, kenapa selalu aku yang di salahkan? Kenapa hanya wanita itu yang selalu beruntung? Kenapa hanya dia yang cantik sementara aku tidak? Kenaoa kau hanya menyukainya sementara padaku tidak? Kenapa!?" teriak Ino frustrasi.
"Aku selalu saja salah dalam melakukan apapun. Aku di keluarkan dari sekolah model karena dia, aku menjadi gelandangan karena dia, dan aku kehilangan kau karena dia juga! Aku hanya ingin menjadi seperti dia yang selalu banyak yang menyayanginya, apa sesulit itu?"
Ino mulai mengeluarkan air matanya. "Aku berbuat jahat karena siapa, huh? Aku melakukan hal bodoh karena siapa? Aku akhirnya mencoba membunuh Sakura karena siapa!? Aku juga lelah, Sasuke. Aku juga malu pada diriku sendiri, karena nyatanya selama ini aku hanya membuat citraku bertambah buruk di depan kalian semua, benar, 'kan? Aku lelah berbuat jahat, karena pada akhirnya aku selalu kalah lagi. Aku kehabisan akal harus dengan cara apalagi aku menyingkirkannya, se naif itu aku, kau tahu?"
Sasuke memicingkan matanya, apa yang dikatakan oleh Ino mengandung keputus asaan yang kesedihan.
"Dan kasus itu pun, aku yang menciptakannya,"
Sasuke bergeming. Kasus yang menyeret Sakura hingga ia hancur adalah salah satu skenarionya? Sejauh itu kah Ino harus berbuat?
"Kenapa kalian begitu jahat padaku?" bisik Ino. "Kenapa kalian hanya menyayangi Sakura?"
"Kau kelewat batas," bisik Sasuke.
Ino menutup matanya. "Aku pun jijik pada diriku sendiri, aku selalu menangisi diriku sendiri yang selalu kalah,"
"Kau pikir aku akan kasihan padamu?" desis Sasuke. "Bagaimana jika pada akhirnya tadi Sakura mati?"
"Sakura Sakura Sakura selalu saja Sakura! Bisakah kau berhenti membelanya? Aku benci mendengar namanya,"
"Beruntung kau karena kau belum menjadi tersangka di kasus Sakura, bagaimana jika akhirnya kau tertangkap?" kini Sasuke yang mulai berargumen setelah ia jengah mendengar semua apa yang dikatakan oleh wanita di hadapannya kini.
"Mungkin kau akan menyesali semuanya," lanjut Sasuke.
Ino bergeming. Ia lupa bahwa di hadapannya adalah seorang pengacara dari musuhnya. Mengaku hanya akan menjadi bumerang bagi nya.
Sasuke mengangkat tinggi ponselnya. Terlihat pada layar ponsel Sasuke bahwa ia sedang melakukan sesuatu yang membuat Ino makin marah. "Terima kasih atas kerja sama mu, ku harap kau datang di persidangan," Sasuke telah merekam semua apa yang dikatakan oleh Ino tadi, termasuk pengakuannya. Hal ini tentu akan menjadi akhir dari kasus Haruno Sakura yang akan berakhir indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lawyer
General FictionMature content (18+) Sakura Haruno, si model cantik dan terkenal yang tengah terkena skandal penyerangan kepada salah satu paparazzi membuatnya diseret ke meja hijau dan dihujat oleh banyak orang. Hal ini membuatnya mencari seorang pengacara yang ma...