Part 14

7.4K 804 59
                                    

HALOOO!!!!

NARA KESAYANGANNYA SASUKE BALIK LAGIII, AYOOO VOTE SAMA KOMENNYA YAA❤

HEPAY RIDING😘

"Katakan aaaaaaaaa," Sai mencoba menyuapi Sakura sesendok risotto yang mulai mendingin, namun, hampir semua cara yang Sai lakukan, Sakura tetap membungkam mulutnya. "Ayolah, sayang, ini risotto kesukaanmu," ujar Sai lagi.

Sakura memalingkan wajahnya menghindari sendok yang disodorkan oleh Sai, "Jangan kekanakkan, Sai," ucap Sakura tanpa melirik Sai sama sekali.

Sai mendengus, sepertinya ia telah putus asa dengan segala usahanya, karena sudah hampir setengah jam ia mencoba, tapi tetap saja tanpa hasil sama sekali. Sai lalu menyimpan mangkuk plastik berisi risotto itu ke sisi kanannya, juga dengan sendoknya.

"Baiklah, aku menyerah,"

Sai mengamit tangan kanan Sakura, dan mengelusnya perlahan. "Sudah berapa lama kau tak melakukan perawatan tubuh, hm?" tanya Sai sambil mengelusnya perlahan, dan memainkan jari jemari Sakura.

Sakura tak menjawab, ia masih saja memalingkan wajahnya ke arah kiri untuk menghindari tatapan pria di sisi kanannya itu.

"Tanganmu mulai mengurus," lanjut Sai.

"Kukira, aku telah kehilangan sosok yang hangat di sisiku. Dia yang sangat suka tertawa dan bersifat keibuan. Dia yang benci menangis, dan dia yang pandai tersenyum ketika hatinya terluka. Kau tahu sayang, aku telah kehilangan sosok itu," Sai mengecup singkat punggung tangan Sakura, ia bisa merasakan, tangan Sakura yang dingin dan pucat.

Ia pasti terpukul.

"Stay happy, sweetie. You know I can't lose you,"

Air mata Sakura jatuh bebas seketika setelah Sai mengucapkan hal itu. Betapa bobrok hatinya selama ini. Telah banyak kesakitan dan penderitaan yang ia tahan. Selain Sai dan Kakashi, tidak ada lagi yang ia percayai, rasanya, ia seperti telah memasang bom waktu yang kapanpun akan meledak jika sudah mencapai batasnya.

Sakura tahu itu.....

Ia telah cukup bertahan selama ini.

"Maafkan aku..." Ucap Sakura setelah sekian lama berdiam diri. "Maafkan aku yang selalu membuatmu susah, Sai, maafkan aku," tangisan Sakura makin menjadi, ada segukan dan isakan kecil disana.

Sai yang menyadari akan tangisan Skura sesegera mungkin menarik tangannya lalu memeluknya dengan erat. Memberikan rasa aman dan nyaman pada Sakura yang notabenenya sedang butuh rasa aman dan seseorang yang dapat mengerti emosinya.

"Ssttt, jangan menangis, aku sama sekali tidak dibuat repot olehmu," Sai mengelus kepala dan menepuk-nepuk punggu Sakura dengan lembut, setidaknya hal itu bisa membuat Sakura lebih tenang. "Tetaplah menjadi Sakura yang bahagia ketika ia terguncang," bisik Sai. "Kau tahu aku sangat menyayangimu kan?"

Sakura melepaskan pelukkannya pada Sai, ia lalu menunduk dn mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Sai tentang betapa ia menyayanginya, Sakura. malu terhadap apa yang terjadi jika ia tunjukkan pada pria dihadapannya.

Sai mencoba merapikan rambut Sakura yang berantakan, menyelipkannya di belakang telinga, dan menghapuskan air matanya.

"Kau tak akan hancur semudah itu, aku tahu dirimu," ujar Sai sambil menyelipkan anak rambut Sakura.

"Semuanya seperti terulang lagi, Sai. Aku ingin pergi dari sini, aku benci ketika bangun aku harus melihat wajah pria bajingan itu. Bawa aku bersamamu, Sai. Kumohon," Sakura menggenggam kedua tangan Sai, dan memohon untuk pergi daru kediaman Sasuke.

My Lovely LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang