Part 13

7.9K 919 80
                                    

HAIII HAIIIII KESAYANGANKUUUUUUUUUU, NARA BALIK LAGI, YEAY!

monmaap hehehe kebiasaan deh ngaret update nya, aku bingung sm yg suka double update, itu caranya gmn si:( hebat bgt mereka heuheuheu..

Tapi semoga kalian masih setia nunggu aku ya:( emgsih ceritanya geje dan ngawur sana sini, tp kalian emg penyemangat akuloh:(

Okii deh, happy reading ya❤

***

Hujan gerimis sedari pagi tak kunjung berhenti, Sakura yang kini tengah duduk disebuah sofa tunggal menatap rintikan air yang turun dari sebrang jendela besar kamar Sasuke.

Meski diluar hujan, AC dikamar Sasuke tetap disuhu sangat rendah. Sakura yang saat itu hanya menggunakan celana pendek dan kaus pendek serasa tidak tergangunggu sama sekali dengan dinginnya suhu di sekitarnya.

Atau mungkin, Sakura sudah tidak peduli lagi.

Sebelah kakinya di lipat diatas sofa, dan sebelah lagi ia sengaja bebaskan.

Uchiha Sasuke,

Sedari tadi ia bersandar ditembok beberapa meter dibelakang Sakura sambil melipat kedua tangannya di dada, dan memerhatikan bagaimana gadis itu tetap diam tanpa bergerak sama sekali setelah beberapa jam. Ia melirik jam tangannya, pukul 12 siang , dan gadis itu tetap bertahan, tanpa sarapan pagi.

Ada dua kemungkinan, Sakura berpura-pura tidak menyadari bahwa dirinya ada disana, atau memang gadis itu  benar-benar tidak menyadarinya. Namun terlepas dari semua itu, Sasuke tahu bahwa ada sesuatu yang salah dari pribadi gadis merah mudanya.

"Sakura," panggil Sasuke. Dan sama sekali tidak ada jawaban. "Kau harus makan," lanjut Sasuke.

"Aku akan menelepon Sai, dan membawakan beberapa makanan kesukaanmu kemari,"

"Jangan," tiba-tiba suara Sakura memecah gendang telinga Sasuke. Akhirnya, ia buka suara. "Jangan suruh Sai kemari," Sakura melirik Sasuke dari pinggir, namun tidak benar-benar melihatnya.

Sakura memang keras kepala.

"Kau mau mati?" tanya Sasuke sarkas ketika ia mendengar Sakura tidak mau makan.

"Aku mati pun, tidak ada yang akan peduli, 'kan?"

Sasuke mendengus. Sakura mulai lagi.

"Aku akan menghubungi Sai," Seakan tidak peduli dengan aoa yang Sakura katakan barusan, ka berjalan keluar kamar sambil menekan beberapa tombol nomor telepon Sai.

Sakura benar-benar tidak peduli, ia memutar bola matanya. Ia hanya menarik sedikit ujung salah satu bibirnya, dan membiarkan Sasuke melakukan apa yang ia mau. Terserah padanya. Ia tak akan peduli lagi.

"Ia akan kemari dalam beberapa menit," ujar Sasike lagi ketika ia kembali memasuki kamar.

Sakura bangkit dari sofa, ia lalu menghadap Sasuke dengan tatapan dinginnya. Bibirnya terkatup, dan ia sengaja menaikkan rahangnya agar terkesan angkuh.

"Kau harusnya tahu batasanmu, Uchiha," ujar Sakura ketus dan perlahan. Ia lalu berjalan kearah Sasuke dengan tatapan yang dingin. "Kau. Harusnya. Tahu. Batasanmu."

Tepat dihadapan Sasuke, Sakura mengacungkan jari telunjuknya lalu menempelkannya tepat di dada bidang Sasuke. Sakura marah sekarang.

"Berhentilah bersikap seolah kau peduli, kau menjijikan," Sakura nenurunkan oktaf suaranya menjadi lebih rendah, namun sangat menusuk, dan sangat menggambarkan bahwa dirinya benar-benar marah.

Sakura membalikkan badannya, ia lalu berjalan menjauh dari mantan kekasihnya itu. Namun, tiba-tiba semua tangan besar menggenggam lengan Sakura, dan langsung menghentikan langkah Sakura dengan paksa.

My Lovely LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang