Haluuuuuuuuuu, Nara balik lagii. Di part 6 dst Nara bakal bikin alur yang majuuuu terus jd temen2 kesayang aku gabakalan bingung lagi bacanya, tp ttp siiih bakal ada part yg ngulang kejadian semuanya, dan ngejelasin kenapa bisa ada masalahnya. Heuheu..
I luv yaaa!!!!💕💕💕🤗🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Uchiha?"
"Selamat malam,"
Sakura hanya diam mematung. Apa yang ia lihat kali ini bukan wujud dari Sai ataupun Kakashi, mungkin..... Lebih tampan daripada mereka. Tidak ada kata selain ucapan kaget Sakura tadi hingga saat ini, karena emerald langsung bertemu dengan onyx dengan sempurna. Ketika beberapa saat kemudian Sakura sadar bahwa yang dilihatnya adalah Sasuke, ia langsung mengelap sisa air matanya dan segera menghindari dari tatapan mematikan milik Uchiha Sasuke.
"Ada apa?," tanya Sakura ketus sambil memalingkan wajah.
Sakura merasa tubuhnya terdorong ketika Uchiha Sasuke dengan tanpa permisi masuk kedalam apartemen miliknya. Ia mengerutkan dahinya, melihat kelakuan tidak sopan Sasuke yang dengan seenaknya masuk begitu saja. "Apa yang kau lakukan? Aku tidak ingat sudah mempersilakanmu masuk," Sakura melihat Sasuke dengan tatapan benci, rasanya enggan ketika harus menerima kenyataan bahwa sekarang Sasuke memasuki area miliknya lagi.
Sasuke hanya diam, ia lalu berjalan kearah balkon, seperti memastikan sesuatu, lalu kembali masuk dan mengecek beberapa ruangan. Sakura hanya mengerutu dibelakangnya tetap dengan celotehan-celotehan tidak terimanya.
"Uchiha Sasuke berhenti! Kau tidak bisa dengan seenaknya masuk," Sakura menarik tangan Sasuke. Mata sembab bekas menangis berubah jadi mata yang memperlihatkan kekesalan pada seseorang yang menjulang tinggi di hadapannya ini. "Kau tidak punya etika, ya?" tanya Sakura sekali lagi. Tapi, Sasuke hanya diam dengan wajah datar dan dinginnya.
"Jawab aku, apa yang kau lakukan disini?" tanya Sakura kesal.
"Kau menangis?," tanya Sasuke kemudian. Wajah datarnya menatap mata Sakura yang memerah dan bengkak.
Hati Sakura bergemuruh mendengar kalimat Sasuke barusan. Kalimat itu bukanlah sebuah kalimat penenang, bukan juga kalimat penghibur, tapi bagaimana bisa Sakura merasa sangat tenang? Sakura meleguk susah salivanya, ia melepas genggaman ada tangan Sasuke, dan dengan lemahnya tangan Sakura lepas begitu saja.
"Apa yang terjadi?" tanyanya lagi.
Sakura menunduk. Dan sialan.... Air matanya semakin tak terbendung lagi.
Sakura tahu, ia tak boleh terihat lemah dihadapan Sasuke seperti ini. Sudah sangat memalukkan ketika ia harus memohon pada Sasuke untuk menjadi penyelamatnya, dan kini ia harus memperlihatkan air matanya. Sakura membalikkan badannya, ia lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Bisakah kau pergi? Aku ingin sendiri," ujar Sakura sembari melenggang pergi.
Sasuke sama sekali tidak menggubris apapun yang dikatakan Sakura, seperti keluar begitu saja dari telinga Sasuke. Ia memperhatikan bagaimana gadis itu bertingkah, dari awal ketika ia menghindari untuk bertatapan dengannya, dan bagaimana gadis itu mengusirnya dari apartemen miliknya. Sakura tampak memasuki sebuah ruangan yang Sasuke yakin jika itu adalah kamar mandi. Terdengar beberapa kali suara air, hingga Sasuke melihat Sakura keluar dari ruangan itu.
"Kau masih disini? Bukankah aku sudah memintamu untuk pergi?" tanya Sakura. Sebenarnya, pertanyaan Sakura lebih mengarah pada sindiran, bukan benar-benar bertanya. Ia mengelap wajahnya dengan handuk putih dan berjalan melalui Sasuke, seperti tidak memedulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lawyer
General FictionMature content (18+) Sakura Haruno, si model cantik dan terkenal yang tengah terkena skandal penyerangan kepada salah satu paparazzi membuatnya diseret ke meja hijau dan dihujat oleh banyak orang. Hal ini membuatnya mencari seorang pengacara yang ma...