Part 9

8.9K 915 40
                                    

Guys, maaf aku sangat sngat telat updatenya. Maaf bgt ya, aku padet banget kuliahnya, belum lagi tugas, jd harus gadang banget hampir tiap hari, dan aku jg belum libur. Jadi, buat kalian yg mau kuliah kedokteran, harap berpikir dua kali :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca ❤

Hujan membesar.
Pertanyaan Sakura yang mendengung di telinga Kakashi membuatnya diam, dan membiarkan ponselnya terus berdering.

Dia cinta pertamamu, 'kan?

Dasar. Sakura memang kelewat polos. Mungkin baginya itu hanyalah pertanyaan sederhana yang ia bisa jawab dengan "Ya atau Tidak,". Tapi, hal ini sangat sulit bagi Kakashi.

"Hey, jangan membuatnya menunggu," ujar Sakura. "Cepat angkat, siapa tahu jika ia ada suatu hal yang penting untuk disampaikan padamu,"

Kakashi melihat layar ponselnya yang terus menyala menampilkan nama Hinata. Ia diam. Tangannya terlalu berat untuk menerima panggilan itu.

"Kakashi......"

"Oke, Sakura, oke," ucap Kakashi. Ketika ia akan menerima panggilan itu, dering sudah berhenti, dan layar ponselnya menjadi gelap, menandakan waktu tunggu panggilan Hinata sudah habis.

"Dasar bodoh, kau membuatnya terlalu lama menunggu,"

Kakashi mendengus. Ia kembali menyimpan ponselnya keatas meja.

"Hah? Kenapa kau menyimpan ponselmu?"

"Memangnya kenapa?"

"Kau harus balik meneleponnya, bodoh!"

Dasar, laki-laki memang tidak pernah peka.

"Tidak perlu, Sakura,"

Sakura mengerutkan dahinya, ia tidak setuju dengan apa yang Kakashi lakukan. Seharusnya, ia balik menghubungi Hinata, bukan malah sengaja membuat Hinata yang harus selalu memulainya.

Kakashi mendengus. Ia mengambil tab nya dan mengutak-atiknya sibuk. Terlihat ia fokus pada suatu hal di layar persegi itu.

"Kakashi."

"hm?" Kakash bergumam tanpa mengalihkan perhatiannya dari tab tadi.

"Jangan membuatnya berada diposisi terbawah, dia bisa saja sedang tidak memiliki siapa-siapa untuk diajak berbicara saat ini, makanya ia mencoba menghubungimu,"

"Dia punya tunangan,"

Oh, begitu.

Kakashi ternyata sedang mundur saat ini.

Sakura tidak mengerti, bagaimana perasaan seorang pria ketika ia telah kehilangan seseorang yang berharga. Apa bisa semudah itu? Apa seorang pria juga akan menangis ketika ia merindukan seseorang yang berharga? Apa seorang pria bisa dengan mudah menghapus kontak telepon seseorang yang dikasihinya dengan mudah? Sakura tidak mengerti...

"Kakashi, aku berbicara sebagai seorang wanita.." Sakura melembutkan suaranya. "Aku pernah berada diposisi ditolak, dan sedang membutuhkan seseorang untuk setidaknya memelukku, dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Tapi saat itu aku tidak memiliki siapapun. Aku hampir gila, ketika aku melihat seseorang yang aku cintai bercinta dengan seseorang yang sangat aku percayai. Bisa kau bayangkan itu? Rasanya percuma bahkan jika kau memaki, dan mengatakan kau membencinya. Semuanya lebih dari itu." lanjut Sakura. Kakashi diam, ia hanya menggenggam tab nya tanpa menyentuh layarnya sama sekali. Matanya terlihat nanar.

My Lovely LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang