Part 16

13.7K 529 8
                                    

QUEEN MADISON POV

"Buka semua kain yang melekat di tubuhmu itu, Queen Madison! Aku ingin melihatnya!" ucap pria yang harus ku sapa dengan sebutan 'Daddy' di depanku ini.

"Oh, my God! Apa salahku sebenarnya? Mengapa orang ini menghakimi tanpa bertanya bagaimana sistem kerjaku di club milik Tuan Xavier Raid terlebih dahulu?" batinku menggerutu.

Aku pun berdiri mematung dengan rahang yang sudah keras, akibat menahan jutaan amarah dalam diriku. Namun semua nampak sia-sia belaka, karena tiba-tiba saja orang tua itu mendekat ke arahku.

"Kau tidak dengar apa yang aku katakan, hem? Aku bilang buka sisa kain pembungkus lubangmu ini, Queen Madison! Apa kau tuli?! Brughhh..." dan dia mendorongku sampai harus terjatuh ke sofa kulit yang berada di sana.

Kuakui tadi aku sempat mencoba menghindarinya dengan berjalan mundur ke belakang, sehingga mungkin itu yang membuatnya murka kepadaku.

Plak! Plak! Krek!

"Arghhh...!"

Dan apa yang ku duga tentangnya semakin salah total, karena orang ini semakin berubah seperti monster dengan memberiku tamparan dua kali di bokong. Dia bahkan merobek g-string yang aku kenakan hingga membuat pangkal pahaku tak lagi tertutup, dan terlihatlah kewanitaanku yang ditumbuhi banyak bulu-bulu.

"Oh, shit! Kau sungguh menjijikan, Queen Madison! Siapa yang menyuruhmu memelihara rumput liar ini hem?" ucapnya meraba kewanitaanku.

"Ssttt... Ampun, Daddy. Aku tidak bermaksud membuat kedua putrimu terlambat masuk ke casino ini," tetapi aku lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraanku, karena memang hukuman ini tak adil menurutku.

Kulihat kening datarnya sedang berkerut di sana, "Apa maksudmu, hem? Dengan arti lain, kau ingin aku tidak memberimu hukuman?" lalu ia bertanya sembari membuka dua jas dan kancing kemejanya.

Tak ayal aku hanya bisa mengangguk dengan kedua paha yang semakin aku rapatkan, karena dia pasti akan memintaku untuk melayaninya secara paksa.

Tapi yang kulihat saat ini adalah langkahnya yang lebar menuju ke arah sebuah lemari dan mengambil sesuatu dari salah satu lacinya.

"Buka pahamu, Queen. Mulai hari ini, aku tidak suka melihat milikmu di tumbuhi dengan rumput liar. Kau harus terus membersihkannya, dan itu akan semakin memancing banyak tamu untuk mengunjungi casino ini ketika lubangmu terbayang di otak mereka," lalu ia berceloteh konyol sembari berjongkok dan mengeluarkan seperangkat peralatan mencukur.

Oh shit! Apa-apaan ini? Wajahku mungkin sudah sangat merah, akibat perbuatan menjijikannya. Apa kau pernah kau bayangkan bagaimana konyolnya kekasihmu membersihkan bulu yang tumbuh di kewanitaanmu?

"Ach! Ssttt..."

Oh, God! Dia bahkan memberi banyak busa, lalu memainkan bulu-buluku seperti anak kecil. Sehingga aku pun tak kuasa menahan geleyar aneh ketika Daddy dengan cekatan memainkan pisau cukur itu di sana.

"Oh, Mikeee... Aku merindukan jari dan lidahmu, Mikeee... Orang ini membuatku merindukan sentuhanmuuu..." batinku membekap mulut dengan tangan, mana kala ia dengan sengaja terus menaik turunkan pisau cukur yang dingin di klitorisku.

Akan tetapi rasa nikmat itu hanya berlaku sementara saja, "Arghhh... Nooo...!" ketika nyatanya aku herus berteriak kencang, saat satu jarinya masuk ke dalam duburku.

ᴡʜᴇɴ ᴛʜᴇ ꜱᴛʀɪᴘᴘᴇʀꜱ ꜰᴀʟʟɪɴ' ʟᴏᴠᴇ (ᴇɴᴅ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang