Part 19

8.9K 377 2
                                    

QUEEN MADISON POV

Hamparan rumput hijau yang berada di lintasan tengah pacuan kuda, kini menjadi pemandangan menarik bagiku dari balik jendela kamar.

Sudah hampir dua hari aku tidak keluar dari tempat ini, dan itu disebabkan karena demam tinggi yang melanda tubuhku, sekaligus juga akibat dari sebuah hukuman atas perbuatanku.

Kemarin aku memberanikan diri mengendap-endap menuju ke pintu masuk Houston Race Park ini, dan hasilnya aku tertangkap oleh seseorang yang menyebut dirinya dengan nama The Black Stone.

Padahal sedikit lagi aku sudah berhasil membuka pintu kecil yang berada di sudut kanan pagar besar itu, bahkan sukses pula membawa kabur ponsel milik the Black Stone tadi.

Alhasil aku hanya bisa meringkuk kembali di dalam kamar mewah ini, yang sayangnya terasa seperti neraka bagiku.

"Oh, Monicaaa... Bisakah kau mendengar teriakkan dalam batinku ini? Kenapa kemarin aku malah menekan nomor ponsel laki-laki brengsek itu dari pada nomormu, Darlinggg..." batinku lagi-lagi menyesali hal bodoh yang sudah kulakukan.

Ya, sungguh aneh tapi nyata memang. Entah bagaimana bisa pikiran menuntun kedua ibu jariku untuk menelepon Michael Jones, padahal sudah jelas dia adalah orang yang membuat aku masuk ke dalam tempat gila ini.

Jika aku masih bisa memutar waktu, aku akan menolak kehadirannya mentah-mentah saat ia datang mencari aku di kondominum milikku. Tapi aku sadar semua sudah tidak bisa diulang kembali, sehingga yang bisa aku lakukan sekarang adalah pasrah sembari berhati-hati.

Ceklek

"Apa yang kau lakukan dengan kaca jendela itu? Kau ingin coba menembus terali besi yang terpasang di sana? Heh, jangan bermimpi akan berhasil melakukannya seperti aksi kaburmu kemarin, Queen Madison! Kau akan bertemu dengan buaya lapar yang berada tepat di bawah sana. Dengarkan ini!" ujar Grace yang datang ke kamarku, lalu dengan cepat ia meraih sebuah apel dan menjatuhkannya ke bawah jendela.

Plunggg...

"Grgwkhhh..."

Dan aku pun mendengar suara aneh, yang samar-samar seperti suara binatang buas.

"Bagaimana? Masih berminat ingin lari dengan merusak terali jendela ini?" kekeh Grace membuatku kembali tersadar.

Sayangnya aku tak berniat menjawab ucapan Grace satu kata pun, sehingga ia segera berbicara lagi, "Cepat ganti pakaianmu, karena Daddy meminta kau untuk bekerja malam ini," dan isi ucapannya benar-benar membuatku terkejut.

"Tapi aku masih sakit, Grace," hingga aku pun berbalik dan menjawab perintahnya.

Akan tetapi tawa mengejek terdengar dari pita suara Grace, "Heh, sakit? Apakah orang sakit bisa berdiri dan memikirkan bagaimana cara untuk bisa kabur dari sini, seperti yang kau lakukan sekarang? Kau terlihat sangat tolol, Queen Madison. Cepat bersiap dan aku akan kembali dalam sepuluh menit dari sekarang!"

BRAKKK...

Dan suara pintu dibanting, adalah jawaban terakhir yang kudengar, setelah sekali lagi ucapan tajam ia lontarkan kepadaku.

"Hahhh... Kapan semua ini akan berakhir, Tuhan. Aku memang ingin bekerja, tapi aku bukanlah seorang wanita yang mudah terbelenggu seperti ini. Apa dosa-dosaku terlalu banyak, hingga aku harus menerima hukuman dengan cara aneh ini? Oh, shittt...! Siapa pun itu, tolong akuuu..." batinku masih dengan posisi berdiri memandangi pintu kamar yang sudah tertutup rapat.

"Grgwkhhh..."

Akan tetapi suara yang berasal dari jendela kamar, kini sekali kudengar. Maka aku pun memutuskan untuk menutup jendela itu rapat-rapat. Kemudian berjalan menuju ke walk in closed, untuk mengganti pakaianku dengan berbagai jenis kostum khusus untuk strippers.

Tik tok tik tok tik tok tik tok

Lalu tak saat aku sudah selesai memakai stocking hitam di kedua kaki, "Cepat, Queen Madison! Kau masih harus merias diri di bawah sebelum bekerja. Kau ingat itu, kan?!" suara Grace terdengar kembali dari balik walk in closed.

Deg deg deg deg

Sampai membuat jantungku seketika berkerja dua kali lebih cepat.

"Ck! Aku tak menyangka bisa tertipu dengan sikap lembut wanita gila itu, saat pertama kali bertemu dengannya di bar. Damn it! Padahal akulah yang biasa menipu para pria hidung belang yang ingin meniduriku, demi bisa mendapatkan banyak lembaran dollar!"

Maka jangan ditanya kenapa aku sampai bisa menggerutu di dalam hati seperti tadi, karena memang aku sama sekali tidak berpikir buruk saat pertama kali bertemu dengan Grace Natalie Gates.

Ceklek

"Aku sudah selesai. Jadi apa yang harus ditambahkan lagi, selain ini?" tanyaku membuka pintu walk in closed.

"Hem, sepertinya kau tidak usah memakai stocking ini," namun dia dengan cepat menghampiri dan merusak moodku sekali lagi, dengan merobek stocking yang aku kenakan.

Krekkk...

"Nah, ini baru cocok untukmu. Kau hanya perlu mengoleskan minyak di kedua kaki jenjangmu, karena tujuan kau bekerja di sini adalah khusus membuat para laki-laki sialan itu tidak fokus pada permainan mereka. Lalu setelah itu mereka kalah melawan manuver yang Daddy lemparkan di meja kasino, bila perlu berhutang dan membayarnya dengan harta lain yang ada di rumah atau perusahaan mereka. Kau sudah berkali-kali kuberi tahu, kan?" sebelum akhirnya ia kembali berbicara sesuka hatinya.

"Iya, Grace aku mengerti," sahutku berbalik ke arah walk in closed lagi, guna mengambil salah satu minyak yang berada di sana.

Tapi belum lagi selesai aku mengolesi kaki sebelah kiri, "Cepat sedikit, Queen Madison!"

"Arghhh... Sakit...!"

Grace sudah menjambak rambutku dengan kasar, lalu membawa aku keluar dengan rasa sakit yang benar-benar berdenyut di kepalaku.

Tak urung air mataku jatuh menetes di sepanjang perjalanan ke ruangan make up.

Brughhh...

"Auwww...!"

Sampai aku tak sengaja menabrak tubuh seseorang, yang melintas di depan kami.

"Maaf! Kami tidak sengaja menabrakmu. Maklumlah, gadis ini sedang mabuk dan aku berniat mengembalikan dia ke kamarnya," dan Grace pun berkata seperti itu, masih dengan keadaan kepalaku yang tertunduk.

Maka secara otomatis aku tak dapat melihat wajah orang yang kutabrak tadi, "Hem, tidak apa-apa. Aku permisi ke toilet dulu."

Deg deg deg deg

Tapi jantungku seakan ingin melompat keluar, saat aku mendengar suara pria itu, "Mi..mikeee...!" Benarkah itu suara Michael Jones?! Oh, Tuhan! Aku tidak salah lagiii... Itu pasti diaaa...!" dan aku pun bersorak sorai di dalam hati.

Sayangnya saat aku sudah ingin membuka suara untuk meminta izin yang sama seperti Mike tadi, "Cepat sedikit, Queen Madison! Ughhh..."

"Auwww... Sakit, Graceee...!" rambutku sudah lebih dulu ditarik dengan keras oleh Grace, hingga membuatku harus merintih kesakitan sekali lagi.

"Diam, wanita bodoh! Diam dan jangan membantah, atau aku akan memangkas seluruh rambut panjangmu ini!" teriak Grace membalas lirih kesakitanku tadi.

Maka hilang sudah kesempatan untuk segera meminta pertolongan pada Michael Jones dan tanpa bisa kucegah, air mataku mengalir semakin deras.

"Mike, mungkinkah tadi itu adalah suaramu? Atau aku saja yang terlalu berhalusinasi?" batinku sembari terisak.

Sayangnya tidak ada satu pun jawaban yang bisa kudengar, karena memang semua pertanyaanku hanya sebatas ungkapan dalam hati saja. Kuharap akan ada satu kesempatan lagi, agar aku dapat bertemu dengan pria yang memiliki suara persis seperti Mike itu. Agar aku dapat memastikan, apakah dia adalah laki-laki brengsek yang sudah membuatku berada di dalam tempat terkutuk ini.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

To be continue...

ᴡʜᴇɴ ᴛʜᴇ ꜱᴛʀɪᴘᴘᴇʀꜱ ꜰᴀʟʟɪɴ' ʟᴏᴠᴇ (ᴇɴᴅ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang