Part 26

6K 345 13
                                    

QUEEN MADISON POV

Entah berapa banyak air mata penyesalan, air mata bahagia dan juga rasa syukur yang aku racaukan di atas mobil milik Gregory Sebastian.

Kini kami sudah keluar dari kompleks Houston Race Park, dan pada kenyataannya kebebasan itu kembali aku raih.

Aku bahkan harus menelan pil pahit akibat kenyataan lain yang terungkap dari mulut Gregory Sebastian, "Kau bisa bebas karena Mike bertaruh habis-habisan di meja casino dengan si tua Bill Gates, Queen. Itu kenyataan dan aku minta maaf jika harus memainkan opera sabun saat kita di jembatan tadi," jika Michael Jones sebenarnya adalah Dewa penolongku.

Maka itu sejak lima belas menit lalu, aku tak lagi bersemangat untuk menjawab semua pertanyaan dan juga semua cerita yang Greg lontarkan. Sebab entah mengapa pikiranku kembali tertuju pada kenyataan pahit tentang hubungan Mike bersama kekasihnya.

"Kita sudah sampai, Queen? Apa yang kau pikirkan? Ayo turun, karena kita harus mengisi perut sebentar sebelum pulang," tegur Greg, dengan sebelah tangannya yang sudah mengelus pipiku.

"Egh, Greg?!" dan tentu saja hal itu membuatku sedikit gelagapan.

Kedua bola mata birunya menyiratkan sesuatu yang panas, dan itulah yang membuatku merasa aneh.

"Iy..iya, Greg. Menyingkirlah sedikit. Ak..aku ingin membuka sabuk pengaman ini," sahutku mengalihkan tatapan ke arah sabuk pengaman yang sedang kukenakan.

Sayangnya Greg tak mengindahkan apa yang aku katakan, "Tatap mataku dulu, Queen. Benarkah kau mencintai Michael Jones dan menerima ajakan dari kedua anak si brengsek Bill Gates, karena kau ingin menghilangkan perasaan cintamu untuknya?" dan ia membawa wajahku untuk menetap kedua bola matanya.

Gregory Sebastian yang merupakan sahabat baik Michael Jones ini, kembali menanyakan tentang perasaanku. Sampai kembali membuatku merasa kesal, kemudian meneteskan dua bulir air mata karena aku tak kuasa menjawab sepatah kata pun.

Alhasil satu tarikan nafas panjang, kudengar akibat indera penciuman Greg yang melakukannya, "Jangan menangis, Queen. Sejujurnya aku sudah lama ingin memulai sesuatu yang baik denganmu, kau dan Mike berkenalan. Hanya saja kau tidak pernah setuju, sehingga aku pun membiarkan perasaanku tetap tumbuh subur untuk Morena sialan itu. Tapi kali ini aku ingin menawarkan sesuatu padamu, Queen. Ini demi keadaanmu yang labil, dan demi kenyamananmu juga. Bagaimana? Maukah mencobanya bersamaku?" kemudian kening datarku mengerut dalam, akibat ucapannya yang tidak ku mengerti.

"Ma..maksudmu apa, Greg? Apakah kau memintaku menjadi kekasih, sama seperti setahun lalu saat kau menjadi pelanggan setiaku?" ujarku bertanya, tentu saja dengan kedua bola mata yang sedikit membesar.

"Iya. Itu, Queen. Apa kau mau?" ujarnya jujur.

Deg

Dan jantungku pun berdegup dua kali lebih cepat, sehingga tanpa bisa dikendalikan, aku mendorong tubuh Greg untuk sedikit menjauh dariku.

"Jangan gila, Greg! Kau hanya sekedar bernafsu, ketika memasukiku. Saat kita bercinta dalam keadaan mabuk berat, kau bahkan terus meracaukan nama Morena saja. Kau menganggap aku adalah Morena, jadi yang harus kau perjuangkan adalah wanita itu. Bukan malah memintaku untuk memulai semuanya

"Tapi, Queen. Aku--"

"Aku apa, Greg? Kau ingin mendapatkan Morena melalui metode berdekatan dengan wanita dan berharap aku akan membantumu? Atau kau ingin membalas dendam, saat kau mengungkapkan perasaanmu dan ia mengatakan bahwa dirinya cenderung menyukai wanita dibandingkan pria? Atau?" sahutku, memotong ucapan Greg.

Kulihat dengan pasti, tubuh Greg mundur sedikit demi sedikit ke belakang, "Hufttt... kuharap memang itu kenyataannya, ya Tuhan. Tidak untuk saat ini mengenal hati lain, lalu menjadi sakit seperti kemarin," dan aku membatin dengan nafasku yang mulai kuhembuskan secara teratur.

Tik tok tik tok tik tok tik tok

Hampir tiga menit kesunyian terjadi di dalam mobil milik Greg, "Dulu Morena bukan wanita penyuka sesama jenis seperti sekarang ini, Queen. Kami saling menyimpan perasaan yang sama, meskipun belum sempat aku ungkapkan langsung. Aku memperkosanya, tapi dia menganggap kami melakukan itu memakai perasaan yang tulus," lalu di menit keempat ia mengungkapkan hal yang secara garis besar sama dengan kudengar dari mulut Baby Wilson.

Aku tidak kaget dengan pengakuan itu, karena memang hanya nama Morena yang selalu diracaukannya ketika dulu ia menjadi pelangganku. Lantas karena isi kepalaku dipenuhi oleh segala hal tentang Michael Jones, maka aku pun melontarkan ide yang mungkin sedikit bisa membuat rasa sakit di hatiku berkurang.

"Jika kita melakukan sebuah konspirasi, demi usahamu mendapatkan kembali Morena Blatter lalu membuatnya kembali menjadi normal dan aku dapat membuat Mike sedikit sakit hati? Maka hal itu bisa aku terima, Greg," ucapku membuatnya secepat kilat memutar kepalanya.

"Kau serius, Queen? Tapi kita mungkin saja harus melakukan hal yang sama seperti dulu lagi? Apakah kau tidak keberatan?"

Jawaban Gregory Sebastian yang seperti itu, jelas membuatku tertawa keras, "Kenapa memangnya, Greg? Kau tinggal merogoh kocek untuk ditukar dengan jasaku seperti dulu, bukan? Apa susahnya, hem? Atau kau lupa jika aku adalah seorang jalang?" lalu mengingatkannya tentang siapa diriku.

Akan tetapi ucapan Greg membuatku hatiku sedikit bergetar, "Jangan, Queen. Aku tidak tega tidur denganmu lagi, sementara kau adalah pemilik hati Michael Jones. Dia adalah sahabat baikku, bahkan aku juga bekerja untuknya saat ini."

"Apa katamu? Aku adalah pemilik hatinya? Oh yang benar saja. Aku meragukan itu, Greg. Dia memiliki tanggung jawab lain, jika memang ia adalah seorang pria sejati. Kau harus ingat tentang itu," namun kembali lagi aku mengingatkannya tentang hubungan Mike dan kekasihnya pada Greg.

Tik tok tik tok tik tok tik tok

Dan kembali lagi keheningan terjadi hampir dua menit, akibat Greg yang tak juga membalas perkataan terakhirku.

Tok tok tok

"Greg! Buka pintunya dan turunkan Queen sekarang juga, Greg!" lalu suara seorang pria yang sangat kukenal, terdengar jelas seketika itu.

Karena memang semua terjadi akibat kaca jendela mobil di sebelah kiri Greg terbuka sedikit, sejak ia membakar cerutu di sepanjang jalan tadi.

Tok tok tok

"Turunkan Queen sekarang juga, Greg! Kami perlu bicara empat mata!" sehingga mau tak mau pria brengsek itu dapat melihat keberadaanku di dalam mobil milik Greg.

Alhasil karena aku tak punya pilihan lain untuk menghindarinya, "Tidak ada waktu lagi, Greg. Kau harus membantuku, dan aku juga akan membantumu mendapatkan hati Morena lagi," maka hal yang sedikit ekstrem pun kulakukan.

"Hemphhh...! Qu-- Hemphhh..." dan aku pun menarik pergelangan tangan Greg dan melumat habis bibirnya.

"Shit! Gregory Sebastian, buka pintunya sekarang! Apa yang kau lakukan dengan kekasihku, Brengsekkk...!"

Tok tok tok tok tok tok

Tentu saja reaksi gila datang dari seorang Michael Jones, ketika kudengar ia mengumpat dan ketukan pintu semakin keras terjadi. Namun iblis mungkin sudah mempengaruhi akal sehatku.

Aku bahkan seperti wanita gila yang menarik tengkuk belakang kepala Greg, agar wajahnya berada tepat di leher jenjangku, "Oughhh... Greggg... Sentuh aku, Greggg... Sentuh aku sesukamuuu..." lalu meracau tak tahu malu di sana, dengan harapan Mike merasakan sakit yang aku alami saat ini.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

To be continue...

ᴡʜᴇɴ ᴛʜᴇ ꜱᴛʀɪᴘᴘᴇʀꜱ ꜰᴀʟʟɪɴ' ʟᴏᴠᴇ (ᴇɴᴅ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang