MICHAEL JONES POV
Seperti dua hari yang lalu dan juga kemarin, aku masih saja menyambangi Houston Race Park. Jika dua hari lalu aku membawa Greg dan juga Filemon, lalu kemarin aku hanya pergi sendiri menggunakan topeng lateks lengkap dengan janggut palsu, maka hari ini aku pun melakukan hal yang sama. Bahkan aku dengan sengaja membayar mahal para ahli topeng lateks di Texas, agar mereka pun membentuk tubuhku menjadi sedikit gempal.
Sebenarnya aku tak ingin memakai hal aneh seperti ini di tubuhku, namun saat hari pertama kami bermain dengan pria tua yang bernama Joseph Bill Gates, aku sudah paham akan caranya memandangku.
Dia seakan tahu jika aku sedang mencari seseorang di dalam casino mewah miliknya ini, sehingga hari kedua pikiranku berubah total.
Aku menduga jika menyamar mungkin akan merubah keadaan, dan apa yang kuduga memang tepat sasaran.
Kemarin aku bahkan kembali duduk satu meja dengan Joseph Bill Gates, namun ia mengira aku adalah pria tua yang sama sepertinya. Ia juga menyebutku dengan nama Tuan White, karena aku membohonginya.
Samuel White, adalah nama yang kupilih secara tidak sengaja saat berjabat tangan dengan pria tua itu. Sehingga begitulah sandiwara ini dimulai.
"Kau memang pria gila, Mike. Sejak kapan ide ini bersarang di otakmu, hem?" tanya Filemon, memainkan janggut palsu yang tertempel di rahangku.
"Jangan merusaknya, Filemon! Apa kau ingin aku gagal melakukan misiku malam ini?" dan itu sangat membuatku kesal, hingga Greg yang berada di balik kemudi pun tertawa terbahak-bahak.
Sayangnya Filemon tak mau berhenti berbicara, "Tapi ini sungguh ajaib, Mike. Wajahmu terlihattt... Oh, God! Kau seperti seorang pemain sirkus tua di Dallas, yang pernah kita datangi saat Ayahmu masih hidup dan mengejarmu. Kau ingat?!" bahkan dia juga menceritakan kembali kejadian saat kami kabur ke Dallas, akibat dikejar oleh mendiang ayahku.
"Ck! Lupakan tentang itu. Toh, pada kenyataannya aku benar-benar melanjutkan perusahaan Ayahku, bukan? Bicarakan hal lain tentang kasino itu saja. Kita harus atur stategi yang lebih baik, agar Tuan Gates kembali kalah malam ini seperti dua malam lalu. Oke?" sahutku bersungguh-sungguh.
"Dia sudah sangat tua, Mike. Aku yakin matanya sudah tidak bisa melihat jelas, sehingga kita pasti akan menang lagi malam ini. Bukan seperti kau yang kemarin kalah, akibat tidak mengajak kami berdua ikut serta. Bagaimana, Greg? Bukan, bukan?" namun mereka berdua malah menertawakanku.
"Ck! Berhenti mengejekku, Filemon! Jika kita menang malam ini, maka aku akan meminta hadiah tidur dengan salah satu penari telanjang miliknya. Dengan begitu, aku pasti akan tahu apakah Queen ada di tempat itu atau tidak. Lalu membawanya pergi, meski harus membayar sampai jutaan dollar!" sehingga aku pun melontarkan kekesalanku.
Diskusi pun kami lakukan, hingga berakhir saat sudah sampai di depan pintu masuk Houston Race Park. Kala itu mereka memeriksa member card kami bertiga, maka tentu saja tak ada lagi yang mau berbicara tentang Queen Madison.
Beruntung kemarin malam aku sudah membuat member card baru, dengan nama Samuel White. Sehingga perasaan cemasku, tidak berlebihan lagi.
💙💙💙
Brughhh...
"Auwww...!"
Dua orang wanita menabrak tubuhku saat aku berjalan mencari toilet. Akan tetapi aku merasa ada yang aneh dengan kedua wanita tersebut, karena terlihat jelas jika salah satu dari mereka tengah melakukan tindak penganiayaan.
"Maaf! Kami tidak sengaja menabrakmu. Maklumlah, gadis ini sedang mabuk dan aku berniat mengembalikan dia ke kamarnya," sahut salah satu dari mereka.
Maka pikiran negatif dalam isi kepalaku pun menguap seketika, karena memang apa yang ia katakan bisa jadi adalah sebuah kebenaran.
Mungkin saja wanita itu bukan dianiaya, tetapi memang sedang mabuk dan telah melakukan keributan di bawah. Sehingga pantas saja jika ia mendapatkan perlakukan kasar, meskipun aku tak sampai hati melihat kepalanya harus sampai dipaksa merunduk dan dijepit keras dengan satu lengan.
Alhasil aku mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja, "Hem, tidak apa-apa. Aku permisi ke toilet dulu," lalu segera memberi jalan agar mereka lebih dulu melangkah, dari pada aku.
Akan tetapi saat wanita itu sudah melangkah hampir tiga meter, aku kembali menolehkan kepalaku ke arah belakang.
Deg
"Ta..tato itu! Tato itu milik Queennn...!" dan aku segera menyadari keadaan, jika memang kekasihku berada di tempat ini.
Secepat kilat aku berlari dan berusaha mengapai kedua wanita itu, tapi tubuh gempal yang sengaja kubuat untuk mengelabuhi si pemilik casino menjadi penghambat langkahku kali ini.
BRUGHHH...!
"Queennn...! Queen, tunggu akuuu...!"
Kakiku tergelincir sepatu tua yang sengaja pula kukenakan untuk meyakinkan penyamaran kali ini, dan satu insiden gila membuat pita suaraku berteriak.
Hal itu karena aku melihat mereka berdua sudah masuk ke dalam lift, namun teriakkan kerasku sama sekali tidak ada hasilnya. Pintu lift dengan cepat tertutup di sana, meninggalkan aku yang sibuk meringis dan berusaha bangkit berdiri.
"Brengsekkk...! Tubuh gempal ini tidak berguna ternyata! Akan mereka bawa kemana dia tadi? Oh, God! Apa mungkin selama ini Queen dipekerjakan untuk para tamu istimewa yang rela bertaruh jutaan dollar di meja casino sialan itu?!" batinku bertanya sembari meraih tembok putih di hadapanku, "Aku akan membunuh si tua Bill Gates, jika memang dia membuat Queen terluka, Tuhannn...! Aku janji akan mencekiknya sampai mati dengan dua tanganku ini!" lalu berteriak dan melepaskan kepalan tanganku di tembok.
Tetapi satu kejadian lagi membuatku meradang dan tak bisa mengontrol emosiku, "Mike! Apa yang kau lakukan di sini?! Ayo cepat kembali. Tuan Bill Gates itu sudah dat-- Arghhh...! Mike! Kau--"
"Diam, Gregory Sebastian! Nama siapa yang kau sebutkan dengan nada keras seperti itu tadi, hah?! Bukankah sudah kukatakan jangan memanggil nama asliku?! Atau kau sengaja ingin membuat rencanaku ini berantakam?!" karena Greg lagi-lagi melakukan kesalahan, ketika menyebut nama asliku di sana.
"Ma..maaf, Tuan White. Ak..aku tidak seng..ng..gaja!" sahut Greg meminta maaf.
Kudengar suara sahabatku itu sudah semakin terbata, akibat kerah kemejanya yang masih berada di telapak tangan kananku, "Jangan sampai salah lagi, Gregory Sebastian! Kau tahu apa yang baru saja kulihat tadi?! Aku melihat wanitaku, Greg! Aku tak sengaja berpapasan dengan Queen di sini, hanya saja dia sedang diseret dengan wajah yang tidak bisa kulihat sama sekali. Tolong aku, Greggg... Lakukan sesuatu untukku!" lalu aku pun melepaskannya.
Namun Greg segera memberiku satu tamparan keras.
PLAKKK...
"Sadarlah, Mike! Cepat kembali dan lihat sendiri apa yang terjadi. Dia ada di sana, dan mainkan aksimu agar kau bisa memintanya sebagai ganti saat Bill Gates kalah!" dan berkata dengan tegas, sebelum dia menyeret tubuh gempalku.
"Benarkah? Queen? Benarkah itu, Greg? Apa maksudmu ini?"
Sepanjang jalan aku bertanya apakah yang Greg katakan itu benar. Tetapi kesalahanku yang meninju wajahnya, membuat sifat gila si laki-laki sialan ini muncul dan dia mengabaikan pertanyaanku.
"Oh, God! Beruntung lift ini tidak macet," batinku bersyukur.
Secepat kilat kakiku melangkah keluar lebih dulu dari dalam lift. Dan tujuanku adalah ruangan privated, yang tadi sudah kudatangi sebelum melangkah keluar mencari toilet.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡʜᴇɴ ᴛʜᴇ ꜱᴛʀɪᴘᴘᴇʀꜱ ꜰᴀʟʟɪɴ' ʟᴏᴠᴇ (ᴇɴᴅ)
RomantizmJatuh cinta, sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Queen Madison. Selama ini hanya uang yang ada di benaknya, sehingga selain menari tanpa busana, ia juga merelakan tubuhnya menjadi bagian untuk menghasilkan lembaran dolar. Sayangnya, semua hal te...