Ulah Nian

21.5K 952 3
                                        

Arbi

Aku baru selesai membersihkan diri setelah hampir empat jam melakukan hal yang menyenangkan bersama Maris, setelah selesai aku memutuskan untuk keluar kamar mandi.

Aku mencoba membangunkan Maris. Tapi karna dia terlampau pulas, aku jadi tidak tega mengganggu tidurnya.

Aku mengambil sebagian pakaian Maris untuk ku pakaikan kembali karna aku takut dia masuk angina.
Rasanya sangat lelah, baru semenit aku merebahkan diri, tiba-tiba telfonku bordering.

Satu panggilan masuk dari nomor yang tidak ku kenal.

"Hallo,"

"Hallo Arbi ini aku Nian. Aku ganggu tidur kamu ya?" Tanyanya, suara Nian terdengar sedikit gugup.

"Oh hai Ni, ada apa? Nggak kok aku belum tidur," Jawabku.

"Emm gini Bi, ta..tadi apa ada hal yang aneh pas Maris pulang?"

"Maksud kamu?"

"Gini Bi, sebenarnya tadi aku salah ngasih Maris minuman, minuman yang aku kasih ke Maris itu sebenarnya buat suami Aku. Itu ada campuran obat perangsangnya." Jelas Nian yang sontak membuatku terkejut.

"Kok bisa ketuker?" Tanyaku semakin penasaran.

"Tadinya sih, aku mau ngasih buat suamiku, dia tuh sibuk banget di kantor! Jarang ada waktu buat aku. Makanya aku sengaja ngejebak dia eh malah salah sasaran!" Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar penjelasan Nian.

"Pantesan, malam ini dia liar banget." Celetukku.

"Berarti malam ini kalian ngelakuin itu?" Tanya Nian antusias.

"Ya begitulah, tapi aku merasa bersalah juga sih. Ngelakuin itu saat dia sendiri dalam keadaan nggak sadar."

"Jangan salah Bi, obat itu cuma sementara kok. Kalo seseorang minum obat itu efek awalnya emang hot banget, tapi jika dia udah dapet pelepasan minimal foreplay ringan orang itu akan sadar dengan sendirinya." Setelah ngobrol beberapa menit dengan Nian aku pamit untuk tidur. Dia pun segera mengakhiri sambungan telfonnya.

Pagi ini aku terbangun saat mendengar Maris teriak-teriak meminta penjelasan tentang apa yang terjadi semalam. Terpaksa aku harus menjelaskan dari awal.

Hal enak kok dilupain!

Aku merasa iba melihat kondisinya. Biar bagaimana pun, itu juga karna kelakuanku semalam. Aku mendekatinya, meraih tangannya lalu ku lingkarkan ke leherku, segera membopongnya ke kamar mandi.

"Mandilah, aku tunggu di bawah. Aku mau delivery makanan untuk kita sarapan." Ujarku yang ditanggapi anggukan olehnya.

***

Kami sudah duduk berhadapan di meja makan, ku lihat Maris dengan lahapnya menyantap nasi goreng keju kesukaannya.

"Nian udah jelasin semuanya ke aku tadi malam,"

"Maksud kamu?" Maris mengerutkan dahinya.

"Iya, dia telfon aku semalam, bilang salah ngasih minuman ke kamu. Minuman yang kamu minum itu harusnya buat suami Nian," Aku mencoba menjelaskan.

"Sialan tuh orang!" Gumamnya.

"Dia juga bilang kalo sebenarnya efek obat itu emang dahsyat di awal, tapi seseorang yang minum akan langsung sadar jika dia sudah mendapat sedikit pemanasan yang menjawab rangsangannya" Jelasku lagi, bisa ku lihat wajah Maris semakin memerah.

"Te... terus kenapa?" Tanyanya gugup.

"Otomatis, semalam kamu juga sadar tentang apa yang kita lakukan,meski awal-awalnya kamu dipengaruhi obat perangsang!" Jawabku vulgar dengan seringaian, ku lihat dia sedikit kalang kabut menanggapi ucapanku.

"Enggak juga sih, buktinya aku nggak sepenuhnya ingat apa yang kita lakuin semalam!" Kilahnya.

"Sayang banget, hal enak kok dilupain!" Celetukku sambil beranjak ke arah kulkas.

"Ihh kamu nyebelin!" Teriak Maris, aku hanya terkekeh mendengar gerutuannya.

In Fine WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang