Setelah hari itu, hidupku terasa flat dan berjalan sangat membosankan, aku hanya pergi ke kantor menyelesaikan pekerjaan. Pulang, makan, tidur dan mengulang aktivitas yang sama setiap harinya.
Tidak ada harapan yang bisa membuatku semangat saat ini.
"Maris, akhirnya kamu pulang nak." Teriak mama, sembari memelukku.
"Mama apa-apaan sih, kaya Maris gak pulang setahun aja." Jawabku sembari melepaskan pelukannya.
"Maris, kamu dengerin mama, anaknya temen-temen mama itu hampir semuanya udah nyebar undangan pernikahan, terus kamu kapan Ris? Bahkan calonmu aja mama nggak pernah tau!" Ujar mama panjang lebar.
"Aduh ma, dari kemarin itu terus yang dibahas. Yang lain gak ada ya?"
"Ris, bentar lagi kamu itu udah dua puluh tujuh tahun loh. Mama udah gak sabar mau gendong cucu Ris,"
"Mama udah ya, Maris capek mau tidur!" Ucapku sambil beranjak dari sofa menunju lantai dua.
"Pokoknya mama gak mau tau Ris, secepatnya kamu harus cari calon dan kenalin ke mama."
Aduh mama nggak tau apa kalo anaknya ini baru aja ditinggal selingkuh, Gak usah maksa maksa cepet nikah bisa kali.
***
"Kenapa kamu pagi-pagi udah cemberut aja?" Tanya Nian sembari menepuk bahuku.
"Badmood, semalem nyokap maksa-maksa cari jodoh!"
"Bhuahahaha!" Suara tawa Nian menggelegar ke seluruh ruangan.
"Apaan sih, emang ada yang lucu?" Tanyaku ketus.
"Ya iyalah lucu, mama kamu gak tau ya kalo anaknya abis dikhianatin. Haha?"
"Sialan, nambahin badmood!"
"Eh tau gak, Vivian temen aku itu. Dia sekarang kerja di sini. Di divisi pemasaran,"
"Hah yang bener, kok bisa? Emang dia gak balik ke Batam?" lagi-lagi badmoodku bertambah setelah mendengar penjelasan Nian, eh bentar tapi kenapa aku badmood? Gak salah juga kan kalo Vivian ikut kerja di perusahaan yang sama denganku.
Drttt…!!
Tiba-tiba ponselku berbunyi.
"Hallo ma?"
“Maris pokoknya nanti kamu harus pulang tepat waktu, kalo bisa kurang dari waktu yang ditentukan. Mama mau bicara sama kamu.” Tanpa basa-basi mama langsung menjelaskan kemauannya.
"Ada apa sih ma? Maris gak mau ya, kalo mama cuma mau bahas tentang nikah!"
“Pokoknya kamu pulang cepet aja, mama tunggu di rumah.”
"Tapp.. tutt!" Sambungan telepon terputus sebelum aku selesai bicara, Dasar mama pemaksa!
***
Pukul tiga sore aku sudah tiba di rumah, sesuai permintaan mama agar aku pulang lebih awal. Setelah memarkirkan mobil ke garasi aku segera masuk ke rumah karna penasaran dengan apa yang ingin mama bicarakan.
"Ma Maris pulang!" Teriakku saat tidak mememui satu orangpun di rumah.
"Maris kenapa kamu gak pernah bilang ke mama kalo sebenarnya kamu sudah punya calon suami?" Ucapan mama mengejutkanku,
"Ca.. Calon suami, apa maksud mama?" Aku yang tidak mengerti maksud mama hanya bisa melongo.
"Loh kok kamu malah bingung sih, itu dia datang!"
"Datang? Si…siapa sih maksud mama?"
"Dia di belakang, lagi ngobrol sama papa kamu di taman," Ucap mama sambil menunjuk arah taman yang ada di belakang rumah. Karna saking penasaran, aku langsung berlari ke arah taman.
Kakiku seketika lemas saat melihat dua orang yang tengah asyik berbincang-bincang sembari sesekali meneguk secangkir kopi. Aku berjalan perlahan mendekat ke arah gazebo taman tempat mereka duduk.
______________
Ready ebook! 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
In Fine Wedding
Storie d'amore[READY EBOOK😍] Ini tentang masa lalu, yang sempat kau tolak takdirnya bersamamu. Ini tentang kesalahanmu, memilih yang tidak pasti padahal itu bukan yang seharusnya denganmu. Karna jodoh tak pernah salah tempat, apalagi keliru alamat. Sejauh apapun...