Sama Kerasnya

20.1K 919 2
                                    

"Arbi ada apa? Kenapa Maris teriak-teriak?" Tanya mama cemas. Aku sebenarnya malu mertuaku harus mendengar pertengkaranku dengan Maris.

"Salah paham sedikit ma," Jawabku.

"Duduk dulu Bi," Ajak papa.

"Kami sebagai orangtua, sebenarnya tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga kamu, tapi kalo boleh kamu ceritakan sedikit, mungkin kami bisa bantu mencari solusinya.” Aku menghela nafas pelan, lalu mulai menceritakan alur kesalahpahaman kami.

.........Tepatnya dua hari lalu, pagi-pagi sekali sekertarisku memberitahu ada meeting dadakan dengan rekan kerja baru.

Aku sangat terkejut saat tiba di kantor, ternyata orang itu adalah orang yang pernah aku temui di butik. Dia adalah Farid, mantan pacar Maris.

"Maaf ada keperluan apa anda kemari?" Tanyaku formal.

"Selamat Pagi, benarkah anda Arbi? Maaf maksud saya Pak Arbi, direktur utama perusahaan ini?" Tanyanya.

"Iya benar,”

"Saya Farid Ramadi, mantan pacar Maris istri Anda saat ini."

"Lalu ada urusan apa anda kesini?"

"Tidak ada, saya hanya ikut berbahagia atas pernikahan kalian, tapi sayangnya pernikahan ini dilandasi rasa dendam masa lalu, kalo anda tidak bisa menyelesaikan dendam anda sendiri saya bisa membantu banyak."

"Apa maksud anda!" Jawabku sembari menahan emosi.

"Saya tau, Maris telah banyak membuat Anda sakit hati di masa lalu, makanya Anda menikahinya untuk balas dendam kan?" Ucap Farid sinis sembari tertawa,

"Saya sebenarnya juga gak sudi menjadi pacarnya, karna saya juga terlibat dendam dengan ayanya. Ayahnya telah menghancurkan bisnis ayah saya dulu."

"Ya memang benar saya menikah dengannya, untuk mempermudah jalan saya dalam balas dendam." Ucapku tak kalah sinis.

[tanpa mereka berdua tau, Maris telah banyak mendengarkan apa yang Arbi dan Farid bicarakan sampai titik ini, dan dia langsung pergi karna terlanjur sakit hati]

"Tapi itu dulu, seiring berjalannya waktu saya sadar. Cinta saya ke Maris melebihi apapun nyatanya jauh lebih besar dari niat saya untuk balas dendam!"

"Anda jangan munafik!" Tegas Farid.

"Tidak, saya tidak munafik, sampai detik ini saya tulus mencintainya. Lebih baik anda pergi dan jangan kembali!" Usirku.

"Dasar bodoh!" Umpatnya sembari melenggang pergi dari ruanganku......

"Begitu kurang lebih ceritanya Pa,Ma."

"Iya, mama rasa Maris sudah banyak salah paham."

"Kamu coba jelasin lagi ke Maris Bi, dia pasti paham." Ucap papa.

"Baik pa,"

"Mama dan papa berdoa yang terbaik untuk kalian, Dan untuk persaingan bisnis yang pernah terjadi, papa rasa Farid juga salah paham. Orangtua Farid saat itu mengalami kerugian dan memiliki banyak hutang dengan perusahaan papa. Pada akhirnya, asset mereka jatuh ke tangan perusahaan sebagai bentuk pelunasan."

"Arbi paham Pa, terimakasih untuk pengertian kalian." Mama dan papa kompak mengangguk.

***

Author

Tanpa mereka sadari, Dari balik pintu kamar, Maris diam-diam mendengarkan semua pembicaran Arbi dengan kedua orangtuanya.

‘Aku tetap minta cerai Bi. Sekalipun aku tau yang sebenarnya. Tapi mungkin sikapku dulu telah banyak membuat kamu sakit, sampai segitunya niat awal kamu buat balas dendam sama aku. Aku emang gak pantas buat kamu!'  Ucap Maris dalam hati,

Tangisnya seketika pecah mengenang bagaimana jahatnya dia di masa lalu. Menyakiti dan meninggalkan Arbi untuk bersama Farid yang dirasa sudah mapan dan sukses, padahal sebenarnya jahat, dengan teganya tanpa memikirkan penderitaan Arbi yang berjuang demi membahagiakan Maris.

In Fine WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang