memories stay. people dont.

173 3 0
                                    

Memories stay.

"A guy and a girl can be just a friend. But at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporarily. Maybe at the wrong time. Maybe too late. Or maybe, forever." - 500 days of summer.

***

Abby.

"Hello."

Aku mengerjapkan mata perlahan, memandang seseorang di hadapanku dengan mata yang sebenarnya masih tidak bisa ku percaya.

Justin. Laki-laki yang sebenarnya sudah pergi meninggalkan kehidupanku sejak lama. Lama sekali sampai-sampai aku lupa dan merasa sangat asing saat menangkap tepat matanya yang berkilau itu. Sangat asing, saat akhirnya berhadapan dengannya sejak sekian lama mencoba membuat jarak untuk tidak berhubungan dengannya.

"Long time no see, eh?" Tanyanya sambil memamerkan giginya yang putih, kemudian memasukkan kedua tangannya ke saku celana sambil berkata, "Walk with me?"

And he got me right when he said a simple hello.

***

Masih di bawah langit berwarna biru dengan awan berloreng orange, Abby dan dirinya kini duduk bersamaan. Mencoba menahan waktu untuk berrtanya terlalu banyak, namun sama-sama tidak bisa menyangkal bahwa rindu sebenarnya masih tersimpan disana.

Hanya saja, tidak ingin melontarkan perasaan yang sebenarnya masih mengganjal.

"It feels good to have you back, Bieber." Ucap Abby tersenyum tipis, memeluk kedua kakinya yang sekarang ia peluk erat. Angin yang terus menerpanya membuatnya sedikit kedinginan, apalagi di saat-saat musim dingin dalam diam mulai merayap menutupi kehangatan Kanada.

"It feels good to be around you, Abby." Ucapnya pelan, namun cukup keras untuk di dengar Abby. Gadis kemudian memperlebar senyumannya, senyumannya yang terlalu kentara jika ia ingin sembunyikan. Senyuman hangat yang mulai muncul saat laki-laki bernama Justin itu akhirnya memeluk tubuhnya yang mungil, berbagi kehangatan untuk sementara.

Bukankah itu menyenangkan, berpelukan di saat kau merasakan kedinginan-berbagi kehangatan dengan orang yang dalam diam kau sukai?

"It feels good to be around you, Abby." Bisiknya lagi, kali ini tepat membisikan ke telinga Abby, membuat gadis itu tidak bisa menahan diri untuk mempererat pelukan mereka, berharap dengan seperti ini laki-laki itu tidak menyadari bahwa pipinya yang tirus kini merona tepat setelah ia mengatakan delapan kata tersebut.

***

To: Abby.

I've missed you, a lot.

Sebuah pesan singkat yang baru saja sampai tadi pagi, tepat saat Abby baru saja mengerjapkan matanya beberapa kali sambil mengatur cahaya yang masuk ke matanya. Pesan singkat yang membuat jantungnya tidak karuan, yang seharusnya sejak lama sudah tidak terjadi lagi.

Bagaimana caramu mengatasi perasaan yang kau kira selama ini sudah sirna, kemudian muncul secara tiba-tiba?

To: Justin.

You gotta be kidding me, bro.

Balasnya. Hanya seperti itu. Abby memejamkan matanya perlahan, mencoba mencari kembali dirinya yang tenang. Namun matanya terbuka kembali, tepat saat ponselnya bergetar hebat dan memunculkan sebuah pesan singkat balasan dari orang yang sama.

To: Abby.

No.

To: Justin.

Sebagai tong sampah curhatan lo? Ya, gue juga kangen denger lo cerita tentang cewek-cewek yang ada di list lo.

ONE SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang