RASA

48 6 1
                                    

Diantara lirih yang bergema, cemas selalu memutar dikepala, sejak kabarmu hilang tak berpesan yang menyisakan tanda tanya tanpa jawab yang tertera. Kau sempat mengosongkan hari-hariku dengan kabar burung yang menyertaimu. Dipersimpangan jalan, ada yang membawa kabar bahwa kau tengah bersama seseorang yang ku kenal sebagai sebatas teman baikmu. Harus kunamakan apa rasa ini ? cemasku hilang, namun kesal dan cemburu itu datang mengiang. Aku mencoba sabar, mencoba mengerti, bahwa bersamanya kau akan baik-baik saja. Hingga pada saatnya, kau meminta maaf tentang kabar yang tak kau berikan berhari hari, dengan alasan kau terlalu sibuk dengan tugasmu sehari hari, aku coba memahami, namun aku juga enggan dibodohi.

Bagaimana rasa ini ? diantara aku yang mencoba memahami agar semua baik baik saja, atau aku harus memaksamu menceritakan yang terjadi lalu mengakhiri semua ini. Ironisnya, aku memilih mencoba memahami keadaan yang justru membuatmu tak berhenti mengulanginya lagi. 

Kau berjalan jalan dibawah senja bersamanya, aku menatap senja dengan derita dilangit yang sama. Alasan apapun yang kau berikan, aku tetaplah percaya, hanya saja aku mempercayaimu dengan pura-pura, agar semua terlihat baik baik saja.

Aku hanya berpura-pura tidak tahu, namun tidak dengan kelukaanku.

Gubahan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang