Sebelum semua cerita kita terhenti, kau bak udara yang ku hirup, aku membutuhkanmu disetiap resipirasi. Lantas, haruskah ku jelaskan mengapa aku nyaris mati ketika kau beranjak pergi ?. Sebelum kita berakhir, kau umpama pepohonan yang tumbuh di tanah pesisir hulu tak berpenghuni, dan aku adalah tanah yang kau tumbuhi, lantas, masihkah kau betanya tanya mengapa aku mengalami erosi ?.
Sebelumnya, kita pernah berjanji untuk sehidup semati, namun kenyataannya, kau tetap hidup diantara rasaku yang telah kau buat mati. Sebelum semua harapan-harapan kita terwujud, kau memilihnya dengan kalimat "karena bersamanya, semua bahagiaku pasti terwujud" dengan lantang, yang membuat benakku sakit tak kepalang.
Sebelum ke-lukaan itu hadir mengisi, kau pernah berkata "kebahagiaanmu adalah kebahagiaan yang kupunya" namun nyatanya, luka yang kupunya adalah sebab riang tawamu yang bergelora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gubahan Rasa
PoésieTentang rasa yang pernah menguat lalu melemah, sangat kuat lalu hancur dengan sesaat.