Aku tak mungkin percaya lagi,namun tak dapat ku pungkiri aku masih mencintai, aku tak mungkin kembali, namun aku masih ingin tetap disini, menatapmu berjalan lebih jauh lagi, sampai kupastikan engkau takkan pernah menyebut namaku lagi.
Semoga ia dapat benar-benar menjagamu, mencintaimu, sama seperti aku dahulu. Ku biarkan dirimu tumbuh,biarlah diriku patah, ku biarkan kau merekah dan biarlah diriku musnah, ku biarkan dirimu kembali utuh, lalu biarlah diriku rapuh.
Mungkin aku terlalu naif merelakanmu begitu saja, namun disisi lain aku tak mau lagi kau dan aku saling bertukar luka. Kini biarkan hatimu tengah meramai, dibalik kesepianku yang melambai. Aku tak ingin mengulang pada kisah yang sudah seharusnya hilang.
Biarkan segala kisah itu hilang tak berbekas, walau sejujurnya luka terus saja membias. Biarkan aku kembali berpetualang, terus berjalan hingga aku menemukan tempat pulang. Teruslah berjalan puan, keberadaanku jangan kau hiraukan, kau sudah bahagia bukan ?.
Karena bagiku, merelakanmu bahagia adalah pencapaian terbesar yang kupunya. Membiarkanmu bahagia tanpa sedikitpun aku didalamnya. Dan dengan segala rela, ku biarkan kau bersanding bersamanya, karena hanya aku lah yang benar-benar rela terluka, demi melihatmu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gubahan Rasa
PoetryTentang rasa yang pernah menguat lalu melemah, sangat kuat lalu hancur dengan sesaat.