11 Maaf

861 145 17
                                    

Gadis itu sama sekali tidak melirik Heesung. Dia malah bersenang-senang, mengamit salah satu pemuda berambut keriting. Hati Heesung terusik. Tak pernah dia semarah ini melihat Karina bersama laki-laki. Dia tampak murahan dikelilingi tiga pria, yang dua masih sibuk mengamati kemegahan kafe.

Cemburu.

Tangan Heesung terkepal menahan marah. Pikirannya melarang seluruh indranya bergerak, membawa Karina pulang ke rumah. Namun, hatinya bertindak lebih jauh. Heesung menahan Karina di pintu keluar kafe, lengkap dengan tangan terlipat di dada.

"Sedang apa kau di sini?" selidik Heesung mengintimidasi.

"Bukan urusanmu." Kata-kata itu sedingin kemarin. Jawaban tak peduli seperti di seminar. Kata-kata tak peduli dan penuh kebencian.

Heesung lagi-lagi terkejut. Karina tak pernah bersikap sedingin ini. Meskipun keduanya saling menghindar, Karina biasanya bicara sopan.

"Mau ke mana kau?"

"Teman-temanmu menunggumu. Dan ini memang bukan urusanmu," lanjut Karina dengan ketenangan mengerikan.

"Ini urusanku." Heesung terkejut bukan main. Dia tak percaya mengatakan dua kata itu. Jelas saja Heesung bingung kenapa Karina mendadak jadi urusannya.

"Apa kau bertindak sebagai kakakku, Heesung-ssi?" tanya Karina sarkastik. "Padahal ada dua saudara kandungku yang lebih berhak membawaku pergi."

Heesung terhuyung satu langkah ke samping. Dan rombongan itu pun berlalu. Meninggalkan suasana tak nyaman yang baru saja menyergap reuni mereka.

Heesung menghela napas berat. Ya, itu bukan urusan Heesung. Karina hanya orang lain. Yang sialnya terikat ikatan perkawinan antara orang tua mereka. Bodohnya Heesung belum bisa berhenti mencintai gadis itu.

Tangan Heesung terkepal marah. Dia tidak bisa menahan diri. Pikiran dan hatinya sedang ribut. Antara ingin menyusul dan membiarkan Karina.

"Hyung, kenapa kau biarkan pacarku keluar dengan mereka?" cecar Jake di ambang pintu. Ekspresinya mencela.

Satu bom meledak lagi. Kemarin Sunoo bersikeras mengundang Karina ikut bergabung ke pesta mereka. Clubbing semalam suntuk. Namun, Heesung menolaknya. Bagaimana bisa dia membiarkan wanita yang disukainya diam-diam, malah diboyong masuk klub oleh Sunoo? Dan kali ini Jake, juniornya malah mengklaim Karina sebagai pacarnya. Tidak cukupkah rombongan pria berpakaian lusuh itu membawa Karina pergi?

Tidak cukupkah perasaannya remuk sendirian, sementara pria lain berusaha merengkuh Karina?

"Pacar?" tanya Heesung.

"Eoh..."

"Berhenti bercanda Jake."

"Tapi.... Aku punya firasat buruk Karina bakal mengalami sesuatu yang sangat buruk."

"Mereka saudara Karina."

"Aku tidak percaya."

Kekhawatiran Jake menulari Heesung. Pria sipit itu mendorong kedua tangan ke pintu kaca. Langkah kakinya bergegas lebih cepat. Pria itu benci aktivitas lari. Namun kali ini sokongan khawatir dari Jake membuat Heesung lari.

Keempat orang itu masih berjalan santai. Tertawa bebas tanpa tekanan. Untuk pertama kalinya Heesung melihat Karina sangat cantik. Lebih cantik daripada kalau Karina tersenyum. Kebahagiaan telah menambah kecantikannya.

Heesung menyibak sebaris orang di belakang Karina. Dicekal lengan Karina dengan kasar.

"Ayo pulang!" bentak Heesung, lengannya menyentak sekali lagi tangan Karina.

Way Back Home || ENHYPEN AESPA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang