Usai lulus S2 Manajemen di Jepang, Heesung tertekan pulang ke rumah ayahnya. Dia muak tinggal bersama dua wanita yang membunuh ibu kandungnya. Satu bulan setelah ibu Heesung dikremasi, ayahnya resmi menikah dengan ibu Karina. Tak ada perayaan. Hanya pernikahan secara resmi di kantor kependudukan.
Heesung tak senang tinggal di sana. Dia langsung pindah sekolah yang ada asramanya, lalu minggat tujuh tahun kuliah di Jepang. Heesung merasa lega mendapat pekerjaan di Jepang. Namun, sebuah perusahaan memindahtugaskan Heesung di Korea.
Sangyeob bahagia mendengar kabar pemindahan Heesung ke asalnya. Dia mendesak Heesung pulang ke rumah mereka. Sayangnya Heesung benci berada di sana. Untunglah Sunoo menawari tempat tinggal, gara-gara teman sekamarnya berhenti menyewa dan pulang kampung.
Perdebatan alot pun terjadi. Sangyeob menolak tegas keinginan Heesung. Namun, keberadaan teman lama Heesung berhasil menjinakkan Sangyeob. Setelah yakin Heesung boleh pindah besok pagi, dia dikejutkan kemunculan Karina yang tiba-tiba.
Heesung tak perlu memusingkan adik tirinya yang tampak memiliki urusan sangat penting. Heesung segera mengajak temannya keluar untuk sekedar mencari udara segar.
"Itu adikmu?" tanya teman Heesung antutias.
"Eoh."
"Cantik sekali. Kapan-kapan ajak dia ke klub."
"Tidak usah."
"Apa kau tak ingin mengenalkan padaku?" tuntut temannya penuh harap.
"Setelah aku menguburkan mayatmu, baru akan kukenalkan!" Heesung mengalungkan tangan ke leher temannya.
"Ya Tuhan, kau memang pelit sekali. Dia kan adikmu, aku tak akan macam-macam. Janji!"
"Tutup mulutmu, Kim Sunoo!" seru Heesung semakin gusar.
Sunoo tertawa puas. Keingintahuannya tentang adik Heesung membumbung tinggi. Esok dia akan coba mencari informasi.
Kenapa pula Karina pakai acara keluar rumah ketika Sunoo bertamu? Bagaimana jika temannya sejak SD ini terus merongrong ingin dikenalkan? Bagaimana Heesung harus menyampaikan keinginan Sunoo pada Karina?
Setiap mereka ketemu, tak pernah akur. Selalu ribut untuk hal-hal sepele.
***
Karina menjejalkan kimbab ke dalam mulutnya. Dia sudah menghabiskan satu cup ramen panas dan sebotol limun. Namun, perutnya tak pernah mau kenyang. Gadis itu harus segera pulang. Otaknya belum menemukan alasan yang tepat kenapa dia keluar rumah tanpa izin.
"Sudahlah. Yang penting aku kenyang!" gumam Karina pada dirinya sendiri. Kemudian dia tersedak makanan. Sayangnya minumannya habis. Dadanya terlanjur nyeri untuk makanan yang tersangkut di tenggorokan.
Seseorang menyorongkan sebotol minuman dingin di depan Karina. Dia buru-buru minum minuman isotonik sampai tersisa setengah botol. Setelah yakin tenggorokannya tanpa makanan, Karina baru memandang orang yang menyodorkan minuman.
"Terima kasih!" sahut Karina susah payah mengeluarkan kata.
Pemuda itu tampan sekali. Dengan mata sayu. Setiap dia tersenyum begitu menggoda. Dan tubuh proposional. Pemuda itu menggunakan jaket denim, sepatu converse, dan celana jeans hitam. Benar-benar kasual. Dia menggendong tas besar. Karina menduga dia seorang musisi yang barangkali sedang mengikuti audisi.
"Lain kali, makannya pelan-pelan," kata si pemuda. Senyumannya benar-benar memikat. Orang awam pun pasti mengira pemuda itu punya daya sihir, atau mungkin alien yang menyamar.
Untuk pertama kalinya dada Karina berdesir hebat. Dia tak tahu kenapa detak jantungnya mendadak tidak normal. Tangannya meremang. Dia ingin menarik wajah pemuda itu, untuk sekedar menggapai pipi si penolongnya dari ancaman mati tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home || ENHYPEN AESPA [End]
Fiksi PenggemarKarina ingin pulang ke rumah, tetapi dia malah tersesat dalam liku keluarga. Perpisahan menggores banyak luka di antara keluarga. Tiga pria berebut perhatiannya. Siapa yang sangka, salah satunya sangat menginginkan Karina lebih dari sekadar adik. Ap...