13

602 60 1
                                    

Gue terdiam, begitu pula dengan Jungkook.

Sebenarnya gue masih mau nangis. Karena hati gue sakit banget. Tapi gue malu sama Jungkook.

"Yang lain mana?" Tanya gue.

"Mereka pencar buat nyari lo tadi."

"Hubungi aja Taehyung. Bilang kalo gue udah sama lo. Ntar mereka repot nyari-nyari gue." Ucap gue yang dibalasnya dengan anggukan.

Jungkook pun menelepon Taehyung dan memberitahu kalau gue ada disini.

"Jangan kasihtau mereka kalo gue nangis ya." Pinta gue.

"Gak gue kasihtau pun mereka udah tau duluan. Mata lo sembab banget." Balasnya.

"Iya juga. Ngomong-ngomong ini kan jam pelajaran. Lo gak dikira bolos?"

"Tadi Taehyung udah ngecek ke kelas. Katanya pak Robert gak masuk."

"Kania!" Teriak Lisa dan Jisoo bersamaan.

"Lo gak apa kan? Mata lo merah banget." Ucap Lisa yang disusul anggukan oleh Jisoo.

"Enggak. Gue gak papa kok."

"Lo kok bisa tau si Kania disini?" Tanya Taehyung ke Jungkook.

"Gak ada. Feeling aja."

"Wah kuat banget feeling lo." Ucap Jimin.

"Lo tadi bohong sama gue tentang orang berantem itu?" Ucap gue yang membuat mereka semua terdiam.

"Maaf, Nia. Tadinya kita gak mau ngasih tau lo. Ternyata Jihyo ngebongkar semuanya." Ucap Jisoo.

"Brengsek banget sih si Jin!" Teriak Lisa tiba-tiba.

"Uhm, kalian bisa keluar gak? Gue mau sendiri." Pinta gue.

"Oke. Kita ngerti kok. Yuk guys keluar dulu." Ajak Jimin.

Mereka semua keluar kecuali Jungkook.

"Jungkook, gue mau sendiri."

Jungkook pun menghembuskan napasnya pelan dan keluar dari gudang.

Gue merenung disini.

Merenung kenapa Jin bisa jahat banget. Merenung kenapa dia lebih milih buat nyari cewek itu daripada nyari gue. Merenung kenapa Jungkook yang selalu ada disamping gue.

"Anjing! Minggir lo! Gue mau ngeliat cewek gue!"

"Dimana otak lo hah?! Masih bisa lo bilang dia cewek lo sementara dia udah nangis daritadi?"

"Ya terus apa urusannya sama lo?! Lo gak senang gue nyakitin Kania?!"

"Iya! Lo cowok apa banci?! Berani nya buat nangis perempuan doang!"

Buk!

Gue mendengar ada suara orang berantem diluar. Dan itu suara Jin dan Jungkook.

Gue keluar dan melihat Jungkook terduduk di lantai dengan hidungnya yang berdarah. Darahnya lumayan banyak.

"Jin apaan sih?!" Pekik gue.

"Kenapa? Kok kamu belain dia?!"

"Suka-suka gue. Mending lo pergi. Gak usah tunjukin muka lo didepan gue."

"Sekarang lo belain cowok banci ini?" Tanyanya.

"Banci kok teriak banci." Ucap Jungkook meremehkan.

"Awas lo ya!" Balas Jin sambil pergi.

"Jungkook, hidung lo."

Gue mengajak dia masuk ke gudang dan mendudukkan dia di salah satu bangku.

Nerd- Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang