"Kania, gimana lo sama Jin? Daritadi dia ngeliat kesini mulu."
Gue sama Jimin lagi dikantin berdua. Jin duduk di meja seberang. Dan matanya terus melihat kearah gue.
"Gak tau. Gak usah diliatin. Nanti gue selesain hubungan gue sama dia."
"Selesain? Lo mau putus sama dia?"
"Iyalah. Lo pikir gue cewek apaan masih mau sama dia. Masih banyak yang lebih dari dia."
"Halah. Ntar nangis. Galau. Curhat di grup bilang kenapa Jin tega banget." Cibirnya.
"Enggak. Gue udah beneran mau putus sama dia. Ngeliat mukanya aja muak banget." Balas gue.
"Kalo lo putus, lo bakalan nyari pacar lagi?"
"Gila pertanyaan lo. Dah ah, gue ke kelas duluan."
Gue berjalan ke kelas sambil membawa minuman. Dan gak sengaja, Nancy juga lewat.
Dia mau senyum sama gue. Tapi karena muka gue dingin banget, dia nunduk aja dan gak berani liat gue lagi.
"Dasar. Cantik cantik jadi pho."
Gue mendengar orang-orang berbisik ketika Nancy lewat.
"Itu dia tadi pas-pasan sama ceweknya si Jin. Kalo ceweknya gue, udah gue jambak rambut si pho itu."
"Iya. Mukanya sok polos banget tapi hatinya busuk minta ampun."
"Masih kelas sepuluh, berani banget cari masalah sama kakak kelas."
Gue melihat Nancy dan dia langsung lari entah kemana.
Sebenarnya gue juga kasian sama dia. Tapi gak mungkin gue tiba-tiba baik ke dia.
Gue mengetik sesuatu di hp gue.
Kania
Pulang sekolah gue mau ngomong sama lo ditaman. Penting.Gue bakal akhirin semuanya hari ini.
.....
"Apa? Kenapa kamu suruh aku kesini?" Tanya Jin sambil duduk disebelah gue.
Kenapa katanya? Bahkan dia gak ada minta maaf sama gue.
"Gue mau putus." Ucap gue.
Awalnya dia kaget. Beberapa detik kemudian, dia menghela napasnya.
"Karena masalah Nancy?" Tanyanya.
"Iya. Tapi ada yang bikin gue lebih marah sama lo."
"Kenapa lo ngehajar Jungkook kemarin? Dia gak ada salah apa-apa." Sambung gue.
"Ooh gara-gara itu. Aku puas karena bisa ngehajar dia didepan mata kamu. Puas banget." Jawabnya yang membuat gue pengen nampar dia sekarang.
"Mana dia sekarang? Gak datang kan? Gak sia-sia dong aku nusuk perut dia pake pulpen. Bangga gak sama aku? Pacar kamu gitu loh," Sambungnya yang langsung gue respon dengan tamparan.
"Brengsek. Lo bukan pacar gue. Jangan pernah lo nyamperin gue lagi." Ucap gue sambil pergi.
Perut tadi katanya? Dia gak tau kalo itu bisa berdampak fatal buat Jungkook? Emang cowok gak punya otak.
Pantesan Jungkook gak masuk selama tiga hari. Kalo gak enak badan gak mungkin dia gak masuk sampai tiga hari lamanya. Apalagi dia cowok. Gak betah dirumah lama-lama.
Apa tusukan Jin sakit banget sampe lo gak bisa sekolah?
Gue berjalan kerumah Jungkook. Berniat untuk menjenguknya. Tapi gue gak berani. Gue takut dia masih marah sama gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd- Jeon Jungkook
FanfictionYou're a nerd with rabbit teeth, cutie smile, sexy red lips and I love you.