Chapter 42

3.3K 193 11
                                    

halo

maaf baru bisa update, author kembali sibuk kuliah

dan mau kabarin aja author berusaha buat update seminggu sekali, dan jadwalnya digeser dari yang biasanya hari selasa/rabu jadi sabtu/minggu ya

dan mau ngasih tau juga 2-3 chapter kedepan drama banget, author juga geli ngetiknya wkwk

udah deh sekian, makasih!!

------

Hari ini aku berniat untuk menerima permintaan kak Raka menjadi pacarku.

Entahlah aku tak tahu, yang pasti perlakuannya selama satu minggu ini benar-benar manis dan ya, terlebih dengan dia yang berkata "Bagaimana caranya biar aku bisa ngerebut hati kamu" benar-benar membuatku goyah.

Hari ini aku cukup degdegan boleh dibilang.

"Ngelamun aja terus."

Astaga. "Apasih kak," ucapku kesal. "Gue ngajak ngobrol daritadi malah dianggurin," ucap Rifqi. Aku melongo, "Kak kerasukan apaan?"

"Bodo, gue mau ngomong sama tembok aja," ucapnya. "Hih gada tembok ini jalan raya kak," ucapku kesal.  "Terus samping kanan kiri lo apaan? Bayangan?" jawab Rifqi. Aku menoleh ke kanan dan kiri. "Kakak bego apa gimana sih?"

"Apanya?"

"Kan gada tembok ih!"

"Tuh gedung gedung disana gada temboknya emang?"

Aku sukses melongo namun tak lama langsung menggeplak helm Rifqi. "Bego ih! Jauh itumah!"

Motor sedikit oleng. "Jangan macem-macem atau jatoh!"

Aku terdiam dengan cemberut. Sampai disekolahpun aku masih cemberut karena sebal pada Rifqi.

"Manyun aja terus, temenan sama ikan mas koki nanti"

Aku terkejut namun langsung kembali memasang muka jutekku. "Berhenti bicara, gue males ngobrol sama lo," ucapku kesal. "Yang ngajak ngobrol lo siapa emang?"

Aku menggebrak meja kesal. Benar-benar sebelasduabelas dengan Rifqi. Sial.

Pada saat jam istirahat aku bertemu dengan kak Bintang, kebetulan dia juga mengajakku makan siang bersama, yasudah aku terima saja ajakannya.

"Gimana sama Raka Lun?" tanya kak Bintang. "Gimana ya? hm, kakak jangan bilang siapa-siapa, aku mau nerima dia hari ini," ucapku berbisik. Kak Bintang membolakan matanya, "Serius? Asik PJ ya nanti"

Aku terkekeh. "PJ apaan kak jangan suka ngaco," ucapku. "PJ apaan? Siapa yang jadian?"

Aku mendelik sebal, "Kenapa sih lo selalu ada dimanapun?!"

Dika mengangkat bahu. "Suka-suka gue lah," ucapnya sambil berlalu. Aku berdecih sebal. "Lun tau gak kalo dia suka sama lo?" tanya kak Bintang. Aku melirik bingung, "Siapa?"

"Yang barusan dateng siapa?"

"Hah? Dika suka sama aku? Ngaco aja kakak"

Kak Bintang terkekeh, "Bener ya gak pekaannya kamu tuh"

"Hei jangan tarik hidungku!" ucapku kesal. "Kamu gemesin sih," ucapnya. Aku tersenyum jahil, "Iyakah? Terus kalau aku sama Sania gemesan mana?"

Kak Bintang terdiam. "Gak usah gue bilang juga lo tau jawabannya Lun."

Aku mendelik sebal. "Gatau ah, aku gatau, kakak harus kasih tau aku."

Kak Bintang menghela napas lalu berkata dengan pelan, "Gemesan Sania."

Brother & Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang