Chapter 36

3.2K 186 19
                                    

Aku tengah berjalan menuju kelas sampai seseorang menarik lenganku di tangga. "Luna."

"E-eh Kak Raka," ucapku, kenapa terbata sih?

"Nanti sore temenin gue yuk," ajaknya. Aku memiringkan kepalaku, "Kemana kak?"

"Entah, pengen hangout aja sama lo," ucapnya santai. "Yah, ayo aja sih?" ucapku yang lebih mirip pertanyaan. "Kok gak yakin gitu?"

"err gatau," ucapku. Kak Raka terlihat cemberut, "Lo masih kesel sama gue?"

"Nggak kak, astaga, aku cuma bingung aja," ucapku. Ah aku mulai tidak suka ini.

"Gue gamau tau ya, nanti pulang sekolah gue tunggu depan gerbang, lo harus temenin gue," ucapnya sambil meninggalkanku.

Argh menyebalkan.

Aku kembali berjalan dan seseorang kembali menarik lenganku. "APASIH?!"

"Lun santai kali, kok gue dimarahin?"

"E-eh Axel, m-maafin gue, gue kira-"

"Raka ya?"

Aku mengangguk. "Lo kalau gasuka tolak aja kali Lun."

"Gue gatau cara nolaknya cel," ucapku lesu. "Perlu gue bilangin kak Rifqi?" tanyanya. "Percuma cel, jawabannya pasti sama kaya lo,"ucapku. Axel menghela napas, "Gue kasian sama lo, lo pasti ngerasa bimbang kan disatu sisi lo mulai jatuh hati tapi disatu sisi lo dikecewain dan orang-orang nyuruh lo ngejauh."

Aku mengangguk. Kalau ditanya jatuh hati, ya siapasih yang tidak akan jatuh hati pada kak Raka yang wajahnya cukup tampan itu. Terlebih perlakuannya padaku selama ini (sebelum "insiden" taman bermain) sangat baik.

"Gue cuma mau nyaranin ikutin kata hati lo aja," ucap Axel. Akupun mengangguk pasrah.

Pulang sekolah benar saja kak Raka menungguku di gerbang sekolah. "Gue kira lo gabakal pulang Lun," ucapnya.

Aku tertawa pasrah, "Maaf kak tadi gurunya telat keluar."

Sebenarnya aku hanya mengada-ada, kelas sudah bubar dari tadi tapi aku bimbang akan pulang atau tidak.

"Yuk ikut gue."

Yah akupun pasrah mengikutinya.

...

"Yakin kak mau kesini?"

"Yakin, tenang gue yang bayar kok," ucap kak Raka sambil emlangkah menuju toko boneka yang ditunjuknya. "Tapi ngapain kak?" ucapku yang bingung. "Mau kasih lo boneka lah, pilih satu coba, yang besar juga gapapa," ucapnya. "H-hah?"

"Gue serius, anggep permintaan maaf dari gue," ucapnya. "Aku kan udah maafin kakak," ucapku. "Hm, yaudah gimana kalo sebagai tanda sayang aku sama kamu?"

Aku melongo. Sementara Kak Raka tertawa kemudian mengacak rambutku. "Ayo dipilih," ucapnya.

Aku dengan linglung memilih boneka, sampai akhirnya aku menemukan sebuah teddy bear berukuran sedang berwarna cokelat muda dengan pita berwarna merah dilehernya. "Kak?"

"Ya?"

"Mau yang ini boleh?"

Kak Raka melihat boneka itu, kemudian memutar balikan boneka itu. "Lucu, boleh sini," ucapnya sambil mengambil boneka itu dari tanganku.

Ketika aku melihat banderol harganya aku kembali menarik boneka itu. "Loh kenapa?"

"Gak jadi kak," ucapku. "Kenapa?"

"Harganya kemahalan," ucapku. Yah aku tak terbiasa mendapatkan pemberian dari orang lain, terlebih dengan harganya yang mahal semakin membuatku sungkan untuk menerima pemberian itu.

"Harga bukan jadi masalah kok," ucap kak Raka sambil berusaha mengambil boneka itu. "Tapi akunya gak enak kak," ucapku sambil menghindari kak Raka sayangnya dia terlalu cepat dan berhasil merebut boneka itu sampai akhirnya membawanya ke kasir untuk dibayar. "Ah sial aku kurang cepat," keluhku.

Selain membelikan boneka kak Raka juga mengajakku membeli makan dan mengantarkanku pulang.

"Makasih kak buat boneka sama makanannya," ucapku. "Iya, sama-sama," ucap kak Raka. "Aku masuk dulu ya kak," ucapku tapi kak Raka menahan lenganku. "Ada apa kak?"

"Lun, gue sayang sama lu, gue suka sama lu, jadi pacar gue ya?"

Beku.

Total beku! Aku bahkan tidak tau harus berkata apa!

Sial.

"E-eh?"

"Aku serius Lun, aku suka sama kamu"

"T-tapi kak-"

"aku tau kok, kamu pasti kaget karna aku tiba-tiba nembak gini, jadi aku kasih kamu waktu buat berpikir, aku balik ya," ucap kak Raka sambil meninggalkanku.

Sial. Apa-apaan?

Akupun masuk kedalam rumah dan menemukan mbak Kirei duduk didepan televisi. "Dek, kok baru pulang?"

"Iya mbak maaf tadi diajak main, aku lupa bilang," ucapku sambil naik ke lantai 2. "Main apa ngedate? dapet boneka segala, dari Dika?" tanya mbak Kirei. "Apaan sih, Dika mulu, dapet hadiah aja mbak," ucapku. "Eh sini dulu deh,"pinta mbak Kirei.

"Apaan? udah nanggung naik nih," keluhku. "Muka kamu kenapa merah? kamu demam?"

Astaga. Dobel Sial.

"Nggak mbak, cuma kepanasan aja"

"Syukur deh kalau gak demam, mandi terus makan"

"Udah makan mbak," ucapku. Mbak Kirei mendengus kesal, "Iyadeh yang habis ngedate."

"Ih! Apasih?!"

...

Rifqi baru pulang jam setengah sebelas malam dan sukses diomeli mas Deva dan mbak Kirei. Aku tidak berani turun jadi aku mengintip dan menguping saja dari lantai 2.

"Darimana kamu? Kenapa baru pulang?" tanya mas Deva. Rifqi mendengus, "Rapat mas, aku ada rapat OSIS mau gimana lagi."

"Kenapa gak ngabarin?" tanya mbak Kirei. "Astaga aku kan bukan anak kecil! Ribet amat sih," keluh Rifqi. "Bukan gitu! Gimana mbak mau percaya kamu habis rapat kalau tampilan kamu kacau kayak begini?!" bentak mbak Kirei. "Aku jatoh dari motor! Kalau kalian pikir aku berantem gila aja, aku ketua OSIS hei masa iya berantem!" ucap Rifqi marah.

"Kalau emang jatoh dari motor, kenapa gak minta mas jemput?" tanya mas Deva masih santai. "Aku masih kuat makanya aku gak minta jemput," ucap Rifqi. "Yaudah sekarang mandi terus makan, abis makan nanti mas bantuin obatin lukanya," ucap mas Deva. Rifqi berdecih lalu berjalan sedikit terseok menuju lantai dua.

Ketika Rifqi melintasi ruang televisi aku memanggilnya.

"Kak-"

"Nanti Lun, gue mandi dulu"

Beres dengan segala urusannya Rifqi mengetuk kamarku. "Ada apa tadi?"

Rifqi merebahkan badannya di kasurku sambil meringis merasakan perih karena lukanya. "Udah diobatin belum?" tanyaku yang ikutan meringis.

"Udah"

"oh okay"

"Terus kenapa? ada apa?"

"Kak Raka nembak aku."

-----

haloo maaf baru bisa update lagi hehe

maaf kalo ada typo :v
sampai ketemu di chapter berikutnya

cuma mau ngasih spoiler kalo chapter2 berikutnya bakal agak drama :'v maapkan wkwk

salam sayang! 💜

uh sayang

Brother & Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang