GENDER

2.2K 17 1
                                    

Isu-isu gender semakin menarik perhatian saya. Begitu indahnya beragam gender yang ada selain laki-laki dan wanita saja. Pernah saya membaca di sebuah artikel dalam laman Tribunnews, ada 18 jenis gender di Thailand yang sudah diakui pemerintah. Tentu hal tersebut membuat masyarakat Indonesia geleng-geleng kepala. Namun tidak bagi masyarakat suku Bugis yang mengenal lima jenis gender.

Gender sendiri merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat, perilaku, dan perasaan yang disematkan. Seperti laki-laki haruslah maskulin dan wanita tentu dengan sifat yang feminim. Itu bukanlah sebuah hukum yang pasti melekat. Sebagai manusia tentulah memiliki sebuah hak untuk menjadi diri sendiri tanpa mengganggu orang lain ataupun membuat orang lain rugi.

Laki-laki yang berperilaku layaknya wanita dianggap banci dan kemungkinan besar penyuka sesama jenis begitupun dengan wanita yang berpenampilan tomboy dianggap negatif sebagai penyuka sesama wanita. Hal ini sangatlah menyalahi aturan dengan menghakimi seseorang dan mencapnya tanpa melihat dari berbagai sudut pandang. Tidak semua orang yang berperilaku tidak sesuai jenis kelaminnya bersikap demikian. Saya pernah melihat sebuah akun di Instagram dimana pemilik akun merupakan wanita dengan penampilan hampir 90% seperti laki-laki, namun dia memiliki seorang kekasih yang berjenis kelamin laki-laki.

Tidak salah juga jika memang ternyata menyukai sesama jenis. Dalam segi agama terutama agama saya, Islam, hal ini sangatlah ditentang keras. Namun, lepas dari agama hal tersebut bisa saja diterima secara rasionalitas. Ada beberapa hal yang mungkin saja membuat seseorang menjadi penyuka sesama jenis :

a. Faktor dalam berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seks di dalam tubuh seseorang.

b. Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal.

c. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseksual atau yang lain karena pernah menghayati pengalaman yang menggairahkan pada masa remaja.

d. Seorang anak yang pernah mengalami pengalaman traumatis dengan kedua orang tuanya sehingga timbul kebencian atau antipati terhadap ibunya atau ayahnya.

Hal yang menurut saya paling mudah berpengaruh ialah rasa trauma yang dialami dalam keluarga. Jika faktor lingkungan bisa saja mudah untuk kembali menjadi heteroseksual. Kita harus melihat terlebih dahulu latar belakang orang tersebut yang menyebabkan menjadi gay, lesbi, ataupun bisek. Tidaklah baik menganggap orang lain buruk tanpa tahu sebabnya. Orang-orang gay, lesbi, bisek, ataupun transgender berhak mendapatkan kehidupan dan lindungan hukum terlepas dari siapa mereka.

Hargai mereka sebagai manusia. 

OTOKRITIKWhere stories live. Discover now