LOSER

79 0 0
                                    

Hanya seorang pecundang, penyendiri

Sebuah sentakan penuh luka

Di cermin aku adalah

Jujur, saya tidak pernah cocok dengan dunia ini

Aku selalu sendirian, sudah lama sejak

Saya lupa apa itu cinta

Berharap, saya tidak bisa mendengarkan lagu-lagu cinta lagi

Kau dan saya baik, kita hanya seorang badut

Ditertawakan dan dijinakan

Saya ingin kembali

Kembali kemana aku kecil

Sangat sulit bahkan untuk bernapas

Saya mengulurkan tangan

Tapi tidak ada yang meraihnya

Saya hanya pecundang, penyendiri, seorang pengecut

Sampah yang kotor, di dalam cermin

Saya ingin mengatakan selamat tinggal

Ketika saya berhenti berkeliaran di ujung jalan ini

Saya berharap bisa menutup mata tanpa penyesalan

BIGBANG-LOSER


Ketika aku mendengarkan lagu ini, tergambar jelas bagaimana menjadi seorang pecundang. Aku mencari artinya di mesin serba tahu yang bahkan ada sebagian orang menjadikan Tuhan. Ya, semua bisa menjadi Tuhan. Korek pun dapat menjadi Tuhan bagi perokok berat. Lagu ini adalah lagu dengan bahasa Korea.

Aku tertawa membaca lirik terjemahan di atas. Semua sama dengan the other dari the self rasakan. Hanya seorang pecundang, ingin tertawa dan akhirnya tertawa juga. The other merasakan seperti pecundang terhadap the self.

The other merasakan sebagai pecundang di dunia yang gemerlap tapi hanya sunyi yang dirasakan. Menjadi seorang yang bodoh, seorang yang penuh luka dan seorang yang sangat menyedihkan. The other dan the self seperti dua orang yang berbeda dan bersatu dalam jiwa hampa.

Ada waktu dimana, the other berdiam diri di bilik persegi, berdiri menegakkan jiwa di depan pantulan the self. Di sana the other melihat the self yang membuatnya ingin tertawa, tawa mengejek, tawa sendu. The other mulai bosan dengan kehidupan yang dijalani saat ini. The other dan the self merasakan mereka bukan diri mereka sendiri. Mereka satu jiwa namun seolah berbeda dunia. Kepaduan dalam hidup hanya belum waktunya.

The self merasakan hampa dengan apa yang dikerjakan, semua yang dia lakukan. Dimana kehidupan saat ini tidak menarik gairah semangatnya. Dunia ini terus menertawakan seonggok daging yang terus melemah.

Entah apa yang membuat The self bosan sehingga dia tidak berjiwa menjalankan kehidupan suram. The self seolah tidak pernah dianggap keberadaannya. Dia tertawa sinis.

The self tidak bisa menjadi The other yang hangat dan membuat orang lain nyaman dengannya tanpa ada tekanan atau kecanggungan bodoh. Tidak pernah bisa menjadi jiwa yang kelihatan baik di mata orang dan selalu di pandang negatif, negatif, dan negatif. The self semakin tertawa dalam diam.

Lekuk muka dan gesture dalam tubuh The self tidak menunjukan sebagai manusia baik atau bahkan lembut seperti yang manusia lain bicarakan kepadanya. Bagaimana The self mampu bertingkah laku yang manusia lain harapkan? The self sendiri terlalu lelah untuk menjadi the other dan merubah segala sifatnya.

Berbicara tentang cinta, banyak pengertian cinta yang manusia lain katakan. Cinta orang tua, sahabat, atau pasangan. The self sungguh tidak mengerti cinta itu apa. Manusia lain melihatnya mungkin tidak suka dengan pendapat dari The self . The self tidak menyukai romantisme cinta dengan pasangan seperti yang sering dia lihat. Semua hanya bayangan ilusi dan imajinasi yang terus menerus tanpa ada yang mencoba berbeda. Meskipun The self tidak menyukai bumbu-bumbu basi tersebut, dia menyukai lagu-lagu yang bertemakan hal basi itu. Manusia munafik.

The self ingin kembali ke masa kecilnya dulu sebelum mengenal ada the other di jiwanya. Dimana merasakan bebas pergi kemanapun tanpa memikirkan gemerlap atau suramnya dunia ini. Hanya ketakutakan akan kedua orang tua.

Terkadang The self susah untuk bernapas karena berbagai alasan. Seakan paru-paru ini terlalu banyak menghisap asap rokok. Dunia ini sungguh sesak dengan kekhawatiran yang terus-menerus mengejar. The self mencoba untuk mengulurkan tangannya berharap akan ada manusia lain yang meraihnya. Namun harapan itu hanya menghasilkan tawa sendu. Harapan bodoh yang selalu menampar balik. Manusia seakan tidak membuka mata hanya untuk sekedar menengok semata.

Lemah sekali bukan The self ? terlalu pecundang dan berpura-pura kuat dengan menunjukan sisi the other. Ketika The self menatap dirinya di depan cermin, The self hanya melihat manusia tanpa nama.

Sebuah kisah sederhana.

Veda. 02/12/18. 

OTOKRITIKWhere stories live. Discover now