Sun For the Moon 11

1K 136 2
                                    

"Sogui!... Riku-san tempat ini lebih luas. Kita akan kemana setelah ini?" Naruto melihat ke kiri dan kanan, dengan antusial, lebih banyak orang dan barang yang dijual, ah...dia juga menemukan banyak barang yang belum pernah ia lihat.

"Nona perhatikan langkah Nona, saya bisa seppuku jika terjadi sesuatu pada anda!" Riku mencegah Naruto yang hendak pergi lagi, gadis itu begitu lincah menyelip diantara penduduk.

Onna Bugeisha yang ditugaskan langsung oleh Sasuke itu dibuat kewalahan atas tingkah Naruto, nona nya begitu antusias melihat sesuatu yang baru baginya.

"Nona! Kami-sama Nona menghilang!" Sekarang Riku hanya bisa terdiam melihat kerumunan yang semakin padat menutupi jalan. Naruto, bahkan seujung helai rambutnya tidak kelihatan, nona nya itu harusnya terlihat mencolok dengan penampilannya.

.

.

Tap..

Tap..

Naruto menuntun anak kecil ke tepian jalan, gadis itu melepas genggamnya ketika dirasa aman.

"Hiragi-kun jangan bermain ke tengah kerumunan itu berbahaya. Kau aman sekarang," ucap Naruto sambil menepuk kepala bocah dengan tinggi seperut, bocah laki-laki itu tersenyum malu menampilkan tiga giginya yang tanggal.

"Arigatou.. Naru-nee." Anak kecil itu langsung pergi setelah mengucapkan terima kasih.

"Sampai jumpa Hiragi-kun." Naruto melambaikan tangan, gadis itu tersenyum begitu manis, hingga Hiragi hilang dalam gang gadis itu baru menurunkan lengan.

Hening, keadaan cukup sepi karena ia berada di ujung pasar, Naruto memperbaiki ikatan rambutnya yang terasa melonggar.

"Siapa kalian?" tanya Naruto dengan masih menampilkan wajah ramah.

Dalam sekejap ia telah di kepung bibirnya terus tersenyum manis, tak terintimidasi sama sekali dengan aura negatif yang lima orang samurai itu pancarkan.

"Khe... Rupanya Uchiha pintar memilih wanita. Tangkap wanita itu, aku ingin minum sepuasnya malam ini."

Gigi Naruto ber gemertak ia menutup kelopak mata untuk menutupi pupil, dalam gerakan singkat dan bahkan belum sempat semua samurai berkedip medan tempur itu telah meledak menyapu bersih semuanya.

Kaboomm...

"Aku benci diabaikan."

.

"Nona!"

.

.

.

Rumah kecil yang tersembunyi di antara bangunan besar Uchiha sepertinya menjadi tempat kesukaan Sasuke sejak beberapa bulan belakangan, seperti malam ini Sasuke mengunjungi tempat tinggal perempuan yang ia klaim sepihak seperti malam-malam sebelumnya. Sekedar berbagi cerita hingga penghujung hari datang, dan ditemani teh hitam sebagai pemanis.

Sasuke menyesap minuman miliknya dengan mata terpejam. "Aku dengar ada penyerangan saat kau ke pasar?" ujarnya terdengar berbeda setelah meneguk cairan penghangat tubuh.

Mimik Naruto masih terlihat tenang meski Sasuke terdengar menginterogasi nya. "Ada beberapa samurai yang menggangu ku. Untung saja ada Riku-san, aku jadi tertolong," jelas Naruto berbohong.

"Hyuga. Mereka semakin gencar memasuki wilayah Uchiha, Uchiha semakin melemah semenjak insiden lima tahun lalu."

Naruto kemudian teringat cerita Sasuke tentang kejadian lima tahun lalu, perang antara Klan Uchiha dan Hyuga yang sama-sama menelan banyak korban, ironis Uchiha kehilangan keluarga utama dan meninggalkan Sasuke seorang.

"Dan sepertinya Hyuga berhasil menempatkan pesuruhnya di dekat komplek Uchiha. Hyuga harus membayar semuanya." Rahang Sasuke mengeras tangannya terkepal tanpa sadar.

Tap..

"Aku akan membantumu sebisaku Sasuke." Naruto mengusap kepalan tangan Sasuke, hawa pria itu terasa negatif, hati para pendendam Naruto tidak ingin Sasuke terjerumus kedalamnya.

"Naruto jangan pergi kemanapun dari sekarang."

"Aku tidak akan kemana-mana, Sasuke," ucap Naruto menenangkan hati Sasuke.

Sasuke menarik lembut tubuh gadisnya, pria itu mengusap kedua pipi Naruto.

Cup..

Kecupan hangat di dahi membuat Naruto terpejam, gadis itu meremas hakama Sasuke tanpa sadar.

"Berjanji lah."

Di bawah sinar lampion, Naruto bisa melihat jelas wajah rupawan Sasuke menatapnya teduh. Untuk kesekian kalinya hatinya berdenyut sakit, jantungnya berdetak cepat tak seharusnya.

"Berhenti jika hatimu merasa dia lah yang pantas. Pantas menerima apa yang paling berharga darimu."

Sekelebat ingat melintas di otaknya.

"Mungkinkah?... Ini saatnya. Sasuke."

Duk..

Duk..

Derap langkah mengganggu suasana merah jambu dua insan itu.

"Tuan. Sudah saatnya."

Sasuke melirik sesaat pada anak buahnya, seakan meminta tuk menunggu.

"Sasuke. Apa yang terjadi?"

"Berjanji lah Naruto, aku tahu kau tidak pernah mengingkar janjimu." Nada memaksa Sasuke membuat gadis itu khawatir.

"Sasuke."

"Aku mohon Naruto. Jangan pergi kemana pun, jangan pergi meski kau mendengar teriakan di luar rumah."

"A-aku berjanji."

"Khe... Aku akan pulang, dan langsung mencari mu."

Set..

Sapphire Naruto menatap nanar pria ber hakama hitam yang kian menjauh, tatapan Naruto berubah sendu melihat katana yang dipegang Sasuke, ingin rasanya ia memotong lidah. Ia telah berjanji dan tak mungkin melanggar janji itu. Satu lah yang ia harapkan malam ini.

"Aku menunggu kedatanganmu baka gaki."

DRABBLE SfN (Short Story) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang