Sudah memasuki pukul enam sore, Samudra dan Azela masih mengelilingi Mall. alasan yang Samudra berikan pada Azela mengapa sampai saat ini mereka masih mengitari Mall tanpa tujuan jelas pun sama tidak jelasnya dengan alasan Samudra, sepuluh menit yang lalu Samudra bilang ia ingin membelikan Mamahnya tas lalu di menit kemudian berbeda lagi alasan yang diberikan Samudra. Azela sedikit jengkel dan cukup kelelahan, kakinya terasa ingin copot.
"Akh! cape gue, pulang ayok." keluh Azela. ia memiijit dengkul dan paha nya yang terasa kebas atau terasa linu mungkin.
Melihat wajah Azela kelelahan ditambah dengan terus-terusan memijit kakinya, Samudra menarik lengan Azela. sontak gadis berambut sebahu itupun terkejut dan hampir saja menyumpahi Samudra jika saja ia mengajak nya kembali untuk berjalan. nyata nya Samudra menuntun Azela untuk duduk di salah satu bangku di bawah pohon mainan yang begitu besar.
"Diem disini, gue beli minum dulu." terlampau datar namun sukses membuat hati Azela menghangat, Azela tak henti menatap punggung yang sejak tadi ia kagumi.
Samudra sampai di salah satu toko minuman, sudah memesan dua minuman dan menunggu ia menyempatkan diri untuk menelpon Aria.
"Halo sam?"
"Bisa di percepet gak ?" tutur Samudra datar namun menuntut.
"Balik aja, udah kelar dari sejam yang lalu." jelas Aria enteng dan terdengar suara orang tertawa di sebrang sana.
"Setan, katanya kelar jam 8!" kesal Samudra hampir saja merusak handphone nya sendiri.
"Ya maaf si gue ketiduran tadi, gapapa si itung-itung pdkt sama Azela. siapa tau lo ntar suka sama Azela kan mayan udah dapet data akurat, ye ga?" terdengar kekehan Aria yang semakin membuat Samudra kesal.
"Bacot."
Bip
"Yeh tolol kafir banget gue punya temen, astagfirullah." decak Aria sebal.
Samudra melangkah dengan penuh aura kesal berkat Aria, jika saja satu jam yang lalu Aria mengabari Samudra sudah di pastika kini Samudra tidak akan merasa tidak enak pada Azela yang terlihat kelelahan.
Tunggu.
Apa ? Samudra merasa tak enak ?
"Gila kali gue." batin Samudra menepis jauh perasaan yang kini ia rasakan.
Tanpa sadar pun ia kini sudah tepat di hadapan Azela, ia tampak kebingungan melihat wajah Samudra yang terlihat kesal namun menurut Azela menggemaskan. terlihat disana Samudra menahan kesal dan terlihat kebingungan ketika mata mereka bertemu.
"Sam? kenapa?" tanya Azela ikut kebingungan.
"Ga, nih minum" sahut Samudra cuek dengan menyodorkan satu cup minuman berwarna coklat dengan eskrim strawberry diatasnya.
Azela terlihat sumringah ketika melihat eskrim diatas minumannya, sudah sejak satu jam lalu ia membayangkan betapa segar dan sejuknya eskrim yang turun mendingingkan kerongkongannya yang mulai mengering. ekspresi tersebut pun Samudra lihat, ia sedikit lega karena melihat perubahan ekspresi pada wajah Azela. tidak ada lagi kemurungan dan rasa lelah yang ia lihat. kini Azela terlihat menggemaskan dimata Samudra.
"Oh iwya habwis ini kwita pwulang ywa." Tiba-tiba saja Azela bersuara membuat Samudra terkejut karena melihat gadis tersebut melihatnya tertangkap menatap Azela.
Samudra tidak dengar apa yang Azela ucapkan, fokusnya teralih pada eskrim yang menempel pada bibir Azela. dan ya cukup berantakan, selain eskrim ternyata di dalam nya terdapat kue yang kini memenuhi mulut Azela. tanpa sadar Samudra memajukan tubuhnya pada Azela, tangan nya yang sejak tadi ia silangkan pun ia turunkan untuk membersihkan sisa eskrim yang ada pada bibir Azela.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEIMLICH
Novela JuvenilDiam-diam mengagumi seseorang ternyata cukup sulit, banyak sekali tantangannya. di masa sekolah menengah atasku ini, bunda bilang itu adalah bumbu pemanis di masa sekolah. manis sih memang, manis jika ia tahu bahwa aku mengagumi seorang Samudra Raf...