Bagian 20 - Nyaman

26 6 0
                                    

"Jadi gimana lo terima kak haidar?" tanya namira pada azela.

Baru saja duduk di depan kelas, sahabat-sahabatnya sudah membombardir nya dengan pertanyaan.

Azela hanya menatap jengah ketiga temannya itu, ia menunggu grace untuk meminta menemaninya ke ruang guru sebelum ia naik ke lantai satu.

"Lo jawab apa zel ih." kini gaiska yang penasaran.

"Emang di ijinin malem-malem keluar sama orang tua lo?" tanya lidya.

Kuping azela mulai panas, rasanya ia ingin menjahit satu-persatu mulu sahabatnya ini. Salah azela salah, seharusnya ia tak menunggu grace di depan kelas.

Sudah saja ia langsung naik ke basecamp, tanpa harus bercerita dan mendapat ribuan pertanyaan yang dilontarkan tiga makhluk disamping azela saat ini.

"Zel jawab elah, lo jawab apa pas kak haidar bilang begitu?" lagi tanya namira.

"Heh heh heh____pagi-pagi gosip aja lo pada. Dosa-dosa, masuk kelas sono!" ucap grace yang baru saja datang dan mengusir lidya, namira dan gaiska.

"Ganggu aja lo ah, sono-sono pergi kita lagi wawancara dulu si azela." usir gaiska pada grace.

Grace berdecak sebal, ia menarik baju azela lalu menyeret nya pergi. Lantas gaiska dan namira pun meneriaki grace yang seenaknya menarik azela dari hadapan mereka.

🌹


Azela hari ini tidak protes ketika ia ditarik oleh grace, ia masih memikirkan ucapan dari kak haidar semalam. Bahkan azela hampir tidak bisa tidur karena ucapan kak haidar selalu terngiang-ngiang di telinganya.

Ia tidak tahu harus bagaimana dan harus menjawab apa, hanya saja ia belum bisa memastikan apa ia akan memendam dan menghilangkan saja perasaannya pada samudra?

Tidak mudah sungguh menghilangkan perasaan pada seseorang, apalagi perasaan azela terhadap samudra cukup dalam.

"Heh kesambet dimana lo zel?" tanya grace dengan menoyor kepala azela.

Azela menoleh lalu berdecak sebal. "Bawel lo." jawabnya lalu meninggalkan grace masuk kedalam basecamp.

"Yeh udah di tolongin malah ninggalin, temen gatau diri emang."  
Grace pun mengikuti azela masuk kedalam, namun saat baru saja masuk beberapa langkah. Grace menabrak punggung azela.

"Aduhhhh...bego, pake berdiri disini segala lagi. Heh!" pekik grace mengusap-usap jidatnya terasa nyeri.

Akan tetapi grace tak mendapat jawaban dari azela, azela tetap diam bak berubah menjadi patung. Ia pun melangkah lebih maju agar melihat apa yang membuat azela menghentikan langkahnya.

Saat berusaha membuka kedua bola matanya yang minimalis, sontak saja grace membulatkan matanya dan mulutnya terbuka.

Disana terdapat dua kardus minuman pocari sweat yang disimpan rapih, di ujung lemari kostum dan terdapat secari kertas pula bertuliskan.

Always fight! Don't give up, and always remember me when you tired~

Your prince giant


Grace menyikut azela yang masih terpaku, dan berulang kali mengedipkan kedua matanya.

"Zel, siapa pangeran giant lo?" tanya grace tanpa menoleh pada azela.

"Kak haidar grace, gila ya ini cowo."

"Bukan gila, tapi sweet bangetttttttt zel." ujarnya membalikan badannya dan menggoyang-goyangkan lengan azela.

HEIMLICHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang