09

95 16 0
                                    

“YYYAAAA DIAM KALYAN!” teriak orang yang menyekap Jihoon.

“ya hyung, kau benar-benar merindukanku?, hmmm kurasa kau bohong, aku tidak percaya, aku rasa itu hanya tipu muslihatmu saja, aku takkan membelikanmu kinder joy” kata Jihoon lupa dengan dirinya yang sedang disekap.

“hmm, apa kau sadar” Tanya si penyekap pada Jihoon.

“hmm? Wae?” tanyanya polos.

“kau sedang diculik” jawab si penyekap dengan wajah datarnya.

“uuwa, jinjja? whaaa?” jawabnya dengan perasaan kagum.

“ya Jiminah? Kau beri makan apa adikmu selama ini?” Tanya Sejeong.

“ku rasa Jihoon sempat di apa-apakan” kata Suga menganalisa.
“hmm, ku rasa ada sebab lain” kata Taehyung.

“apa?” Tanya yang lain sambil menatap Taehyung.

“dia kan adiknya Jimin, otomatis kelakuannya mirib dengan Jimin, seharusnya hal itu tak usah ditanyakan” kata Tehyung sambil mengangguk penuh keyakinan.

“aahhhh majja, dia adiknya Jimin” kata Sejeong membenarkan.

“jelas perilakunya beda tipis, setipis lembaran tisu, yang telah dibagi menjadi dua, kalau tisunya dua lapis” kata Hoseok.

“yaaa hentikan, gimana kalau kita langsung serang?” Tanya Jin.

“yaaa hyung!!!, noona!!! Lariii!!!” teriak Jihoon berhasil melepaskan tali yang mengikat tangannya dan mengintruksikan semuanya lari.

“cepat ke restaurant ayahku!” teriak Hoseok.

“YAAA JANGAN LARI!!! BERIKAN UANGNYA!!! AIISSHHH!!!” kesal si penculik Jihoon.

Merekapun berlari secepat mungkin dan memasuki restaurant ayah Hoseok yang letaknya memang cukup dekat dengan lokasi rumah kosong dengan keroyokan, sesampainya di dalam restaurant.

“APPA!” teriak Hoseok mencari appanya, seketika seluruh perhatian pelanggan restaurant menatap kearah mereka.

“eoh?, ya, kenapa kalian seperti habis lari marathon?, duduklah jangan bergelimpangan seperti itu, tidak enak dilihat tau” kata appa Hoseok melihat semuanya bergelimpangan dilantai dengan nafas tidak teratur.

“eoh? Hyung Nuna, waegeurae?” Tanya Jungkook dkk.

“ssttt diam, biarkan kami bernafas” kata Sejeong masih terengah sambil mencari tempat duduk.

“minumlah” kata appa Hoseok membawa banyak air minum.

“uhuk, uhukk, uhuk” batuk Suga yang memang memiliki badan sedikit pasif, wajar saja dia terbatuk-batuk sampai wajahnya memerah.

“minumlah dulu, Tarik nafas keluarkan” kata Namjoon mengintruksikan.

“hhwaaaa Jihoonaahh, kenapa tidak dari tadi pagi saja kau melepaskan diri huuh?” Tanya Jin rada kesal.

“kau benar-benar membuat kakakmu khawatir tau” kata Sejeong.

“Jihoonnaaahhhh” kata Jimin merengek, setelah menghilangkan rasa lelahnya.

“uuuu tayang tayang tayang uri hyung” kata Jihoon memeluk Jimin.

“kalau aku melepaskan ikatan tali sendiri dan langsung kabur dilihat dari segi estetiknya itu, kurang dramatis” kata Jihoon memebela diri.

“yaa, kau tahu aku bisa saja kehilangan uangku kalau saja tadi kau tidak melepaskan tali sendiri huh?” kata Jimin sedikit mengomeli adiknya.

“DUAGH!!!” ambruk sudah bahu Jihoon terkena pukulan kasar Sejeong.

“yaaa nuna!!!, kalau aku cedera bagaimana?” protesnya karena bahunya benar-benar nyut-nyutan.

“estetik katamu?!, ya Tehyungahh” kata Sejeong dengan nada sedikit tinggi.

“aku setuju dengan Jihoon, segi estetik itu penting dari segala situasi dan kondisi” kata Taehyung sambil memperlihatkan senyum manisnya.

“aku juga setuju, kau pintar sekali Jihoonaahh” kata Sejeong mengusap kepala Jihoon.

“YAAAA, KENAPA KALIAN MEMBELA JIHOON!!!” pekik Jimin tidak terima.

“yaa suaramu, kendalikan sialan” kata Hoseok sambil membekap mulut Jimin, malu dilihat banyak pelanggan appanya.

“dasar, memalukan, ahjussi kami pesan makan, seperti biasa” kata Suga langsung memesan makanan pada appa Hoseok.

“tunggu sebentar yaa” kata appa Hoseok.

“aku takut jika mereka mengikuti kita lagi” kata Sejeong.

“aku juga berpikir begitu, kita belum sempat menghajar mereka” imbuh Tehyung membenarkan kata kembarannya.

“mulai besok kita harus berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolah bersama, ottae?” Tanya Jin mengusulkan.

“ ya ya ya, jadi aku harus pergi ke rumah si kembar dulu dan sesaat kemudian aku kembali lagi ke rumahku untuk mecari sekolah begitu?” Tanya Suga yang benar-benar tidak ingin kehilangan tenaganya sedikitpun.

“YA, aku tak mengira kau sebodoh itu” kata Namjoon.

“ya kau diam sajalah dirumah, kami yang akan mencarimu, rumahmu menjadi tempat berkumpul kita semua, rumahmu kan paling dekat dengan sekolah” kata Jin.

“aaiiihhh aku tak mengira otakmu sedangkal itu ck ck ck” kata Hoseok, sambil membantu sang appa membagikan makanan.

“YA, Jihoonaa wajahmu memar” kata Jungkook dengan hebohnya.
“aiiiissshhh diam kau” kata Jihoon sedikit gusar, dipelototi oleh teman-temannya.

“woooo daebak” kata Jungwoo terpana.

“yaaa ini sakit, dan kau bilang daebak?” kata Jihoon kaget dan melotot kearah Jungwoo.

“aku hanya pernah melihat di drama dan sekarang aku melihat yang asli, DAEBAK” kata Jungwoo dengan muka polosnya.

“apa kau tertarik untuk menambahkan efek memar diwajahmu?” Tanya Jihoon.

“aaaa aku pikir akan lebih baik hanya melihatmu saja Jihoonaa, aku tidak tertarik merasakannya” elak Jungwoo.

“dasar biji nangka” ejek Jihoon.
“dasar babi buntal” balas Jungwoo.

“YAAA MAKAN DENGAN TENANG!” bentak Sejeong, dan langsung membuat mreka bungkam dan memakan makanan dengan hikmat.

“ne noona” jawab mereka dengan berbarengan.

My Twin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang