20

36 9 0
                                    

“Ya kau Kim Taehyung?” tanya seseorang menghentikan langkah kami bertiga.

“hmm?” bingung Taehyung menatap orang yang menghentikannya, dari tampilannya tentu saja dia bukan mahasiswa biasa seperti kami.

“ya dia Kim Minjae, oppanya Kim Minji” bisik Jimin di antara aku dan Taehyung.

“mau apa kau?” tanyaku.

“hmm ku tebak kau kembarannya” katanya.

“dia meminta jawaban pertanyaan tadi” kata Taehyung.

“pertanyaannya apa, jawabannya apa” kata Jimin mendengus.

“ya kalian bertiga kompak sekali” kata Minjae, jujur aku tidak tahu itu pujian atau bukan, tapi yang pastinya feelingku mengatakan, tidak usah berurusan dengan rang sepertinya.

“ya kita bisa terlambat masuk kelas” ajakku menggandeng Jimin dan Taehyung.

“ya beraninya kau pergi meninggalkan kami!!!” kata Minjae yang dikelilingi oleh beberapa pengikutnya, seketika menghentikan langkahku, akupun berbalik menatapnya dengan tatapan tidak sukaku.

“aku tahu kau itu putra penguasa kampus ini, tapi jangan halangi kami untuk menempuh pendidikan di sini, karena kami kuliahpun bayar tidak hanya asal datang kampus dan memanfaatkan orang lain dengan jabatan yang bahkan tidak pernah kau lakukan sama sekali” kataku berbalik dan akan melanjutkan pergi.

“wah beraninya dia, pegang dia” perintah Minjae pada salah satu temannya.

“berani menyentuhku, mati kau” kataku menghentikan orang yang akan menangkapku.

“hmm kalau kalian lelaki harusnya tidak memperlakukan perempuan seperti itu dong Kim Minjae yang terhormat, apalagi kau menyuruh anak buahmu, sungguh tidak gentle sama sekali” kata Taehyung menyindir Minjae, dengan seringaiannya.

“ayo kita masuk kelas” ajak Jimin menggandeng tanganku dan Taehyung menuju ke kelas.

“melihat tingkahnya aku yakin Minjae dan Minji itu saudara kandung, tingkahnya sama perisis” kata Jimin bergidik ngeri mengingat dua bersaudara itu.

“tidak usah menghiraukan manusia seperti mereka, nanti kalau kita tanggapi mereka bisa-bisa menjadi viral” kata Taehyung yang ku benarkan dengan tawa ringan.

-

-

-

“tidak sopan sekali meninggalkan aku dan teman-temanku ketika aku belum menjelaskan tujuanku, saat menghentikan kalian” kata Minjae mencegatku, Taehyung dan Jimin lagi.

“aku rasa kaulah yang tidak sopan Minjae-sshi, bagaimana kau bisa meghentikan mahasiswa yang rajin seperti kami ini untuk memasuki kelas?, padahal sudah jelas ayahmu dan keluargamu mendapat uang dari kami yaitu uang mahasiswa” kataku, cukup pedas tapi tidak apalah menampar manusia seperti itu dengan kata-kata indah yang kurangkai sesekali.

“Ok baiklah aku akan to the point, adikku kemarin datang menangis, karena ditolak Kim Taehyung, apa itu benar?” pernyataan Minjae membuat kami bertiga menaikkan salah satu alis tanda membenarkan.

“lalu?” tanya Taehyung.

“kau harusnya bertanggung jawab Kim Taehyung” kata Minjae, sepertinya dia tidak terima adiknya menangis karena ditolak.

“bertanggung jawab terhadap hal yang tidak ia lakukan, dasar omong kosong macam apa itu?” kata Jimin sambil tertawa mengejek.

“omong kosong katamu?” tanya Minjae mulai tersulut emosi.

“jelas adikmulah yang salah Kim Minjae, Taehyung tidak pernah menggoda Kim Minji, dan juga Minji itu bukan tipe lelaki ini” kataku menambahi, sambil merangkul Taehyung.

“aigoo adiku memang paling mengerti diriku” kata Taehyung mengelus kepalaku sambil menampilkan senyum kotaknya.

“YA KIM MINJI kemarilah” kata Minjae.

My Twin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang