18

52 8 2
                                    

“hmm sunbae nim, aku rasa wajah kalian berdua benar-benar tidak asing di penglihatanku” kata Yeonjun memecah keheningan ketika kami semua sedang makan.

“hmm?” gumam Taehyung bertanya sambil mengangkat salah satu alisnya.

“wait, aku rasa aku pernah melihatmu, apa kau tidak ingat Taehyungah?” tanyaku pada Taehyung diapun kali ini mengangkat kedua alisnya.

“iiii kau ini, kau baru bercerita kemarin di tempat kerjaku” kataku sambil memukul-mukul meja tapi tidak keras ya, aku sudah bosan menjadi pusat perhatian.

“aaaaaa jangan bilang kau Choi Yeonjun anak dari paman Choi?” kata Taehyung menunjuknya dengan sumpitnya.

“ya ya ya tidak sopan tahu” kata Jimin menurunkan sumpit Taehyung dengan sumpitnya.

“yaa kenapa kau bisa setampan ini huh?” tanyaku marah-marah padanya, aku tidak menyangka anak kecil yang tidak bisa diam dulunya ini sudah besar.

“ya apa kau ingat kita pernah mencuri buah kesemek bersama dikebun orang?” tanya Taehyung, ok ketahuanlah kalau aku juga sama nakalnya dengannya ketika kecil.

“tentu saja, aku ingat sekali wajah Sejeong nuna ketika dia terjatuh dari pohon mencoba mengikuti kita” kata Yeonjun, aaa kalau diingat malu sekali diri ini.

“ah Yeonjunah, aku mau menanyakan sesuatu padamu” kataku mengingat kejadian kemarin malam.

“ah ia apa itu?” tanyanya.

“kalau boleh tahu, appamu bekerja dimana?” tanyaku cukup pelan.

“uhuk” OK jimin tiba-tiba tersedak.

“ya makannya pelan-pelan dong” kataku menyodorkan segelas air padanya, lalu menepuk pelan punggungnya.

“hmm? Masak kalian tidak tahu? Dia jelas-jelas bekerja di perusahaan Jeongtae” jawabnya seperti mengira kita sudah pasti mengetahuinya.

“ahh kami tidak tahu” jawab Taehyung dengan raut kebingungan begitu juga denganku.

“bisa kau berikan alamat perusahaannya pada kami?” tanyaku pada Yeonjun.

“tentu saja” katanya langsung memberikan alamat perusahaan padaku.

“ya jadwal selanjutnya akan dimulai, kata jimin mengingatkan untuk bergegas.

“ah ia kita tidak boleh terlambat kali ini” kataku mempercepat gerakanku.

“ya anyeong, Jeongkookah hubungi kami ya sesekali” kataku meninggalkan para hobae.

-

-

-

Setelah jam selesai aku mengajak Taehyung dan Jimin mengunjungi perusahaan yang di katakana Yeonjun tadi, dan sepengetahuanku perusahaan Jeongtae itu memang perusahaan yang sangat besar dimata mahasiswa seperti kami.

“yak au yakin kita meminta cuti hanya untuk ini?” tanya Taehyung.

“aku yakin, sekali-sekali kita gunakan juga waktu cuti kita Taehyungah, aku memiliki firasat yang baik tentang hari ini” kataku.

“kalau kalian kesana, apa yang akan kalian lakukan?” tanya Jimin.

“banyak hal yang kucurigai mengenai eommaku dan paman Choi Jiminah, kalau kau tidak mau ikut mending jangan ikut saja, biarkan aku dan Taehyung saja yang kesana” kataku, langsung bergegas menuju halte bus.

“ya tidak mungkin aku tidak membantu dan mengikuti kalian, dalam urusan penting seperti ini” katanya menyusuhl aku dan Taehyung.

“hmm apa yang harus kita lakukan agar tidak kelihatan aneh?” tanya Sejeong.

“bagaimana kalau kita menanyakan tentang magang saja, sebentar lagi angkatan kita akan segera magangkan?” kata Taehyung dengan ide emasnya.

“ya Kim Taehyung Saranghae” kataku dan Jimin bersamaan memeluknya.

-

-

-

My Twin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang