“wah Kim Sejeong sepeka itu padaku ya?” kata seseorang muncul dari kerumunan orang tadi.
“kan benar” kataku melakukan tos dengan Taehyung.
“kami lelah setelah bekerja tidak bisakah kalian membirkan kami lewat?” Tanyaku pada mereka sesopan mungkin.
“hajar mereka” kata Minjae menjauh mencari tempat yang aman.
“ahh sialan, kalian tahu kami sedang lelah sekali” kata Taehyung melakukan peregangan sebekum menyerang, aku jangan tanya, tidak mungkin kubiarkan Taehyung berjuang sendiri.
“aku paling kesal kalau harus mendapat kerjaan tambahan” kataku marah menangkis beberapa serangan anak buah Kim Minjae.
Kami saling lindungi dan tidak menghajar mereka secara sengaja, kami embiarkan mereka saling pukul, karena aku tahu mereka juga pasti diancam oleh Minjae.
“Ya Kim Taehyung!” teriakku refleks menahan serangan balok kayu yang diarahkan ke Taehyung.
“YA SIALAN PUNGGUNGKU SAKIT SEKALI SIALAN! Mainnya yang adil dong kenapa menggunakan senjata ketika melawan perempuan!” teriakku marah pada orang yang menggunakan kayu itu.
“maaf” kataku membuat orang yang menyerangku pingsan dengan serangan balik dariku.
“kalian menghajar adikku dengan senjata?!” murka Taehyung secara membabi buta dia menyerang semuanya.
“sekarang tinggal kau” kataku pada Minjae.
“bye” katanya pergi menaiki mobil yang baru menghampirinya.
“ah sialan!” teriak Taehyung kesal.
“kau tidak apa?” tanya Taehyung padaku, jujur saja punggungku sakit sekali.
“aku yakin punggungku memiliki garis lebam hari ini” jawabku menahan sakit.
“ya, bibirmu dan wajahmu, aissh aku ingin sekali menghabisinya” kesal Taehyung.
“ya bibirmu dan pelipismu berdarah” kataku menyibak rambut yang menutupi pelipisnya, mengecek pelipisnya tidak terluka separah yang kukira.
“apakah parah?” tanyanya.
“tidak, ayo pulang kita obati dirumah saja” ajakku.
“naiklah ke punggungku” suruhnya berjongkok di depanku.
“hmm” langsung saja aku menaiki punggungnya.
-
-
-
“anyeong Kim yaaa!!!!!” heboh Jimin melihat wajah kami, semua mata sontak memandang heran, untung saja aku dan Taehyung menggunakan hoodie yang bisa menutupi wajah kami.
“kalian kenapa?” tanyanya bingung melihat kami, dan Taehyung sibuk melindungi punggungku agar Jimin tidak nemplok sembarangan.
“manusia yang sedang menyombong di depan kita itu pelakunya” kata Taehyung langsung bergegas menyerang Minjae.
“ya Kim Taehyung!!!” teriakku berusaha menghentikannya tapi terlambat, aku malah dihadiahi lemparan tas darinya.
“Ya Kim Minjae, bisanya kau seperti itu pada kami kemarin malam, adikku dari kemarin menahan sakit semalaman atas apa yang terjadi malam kemarin!” bentak Taehyung setelah memukulnya dan sekarang menarik kerah baju Minjae.
“bukan aku yang memukulnya” bela Minjae.
“Taehyung lepaskan, tapi aku masih mengingat nadamu menyuruh mereka semua menyerang kami” jawabku sambil melepaskan pegangan tangan Taehyung pada kerah Minjae.
“oppa sudah ku rekam” kata Minji.
“good” kata Minjae.
“hah sialan” gentian aku yang kesal ingin menghabisi adiknya, tapi Taehyung sukses menahanku.
Hentikan Sejeongah, biarkan aku sja yang bermasalah disini.
“uuuu kakak adik yang sangat kompak” kata Minjae menggeplak punggungku di bagian sakitnya.
“AAAKKHH!!!” teriakku menahan sakit, langsung saja Jimin menolongku dan Taehyung menarik tangan Minjae.
“YAA!!!, kau bosan Hidup rupanya!” kesal Taehyung menyerangnya lagi.
“tak akan kubiarkan orang yang menyerang adikku memiliki hidup tenang” kata Taehyung beranjak merengkulku yang sedang menahan sakit.
“kau bisa kena masalah Taehyungah” kataku memperingatinya.
“biarkan saja aku tidak peduli, apa sesakit itu?” tanyanya khawatir.
“pasti sakit sekali” kata Jimin.
“aku tak apa” elakku, walau sudah jelas banyak buliran air yang mengalir di pelipisku.
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin (END)
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan si kembar yang mencari jati diri keluarga mereka. Gak usah di baca kalo gak pengen gak maksa kok😚