16

60 9 2
                                    

“ya ya ya ya Sejeongahh” kata seorang yang datang dengan rusuhnya membuatku malu, siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung.

“ya ya ya, bisakah kau lebih tenang eoh? Wae?” tanyaku melihatnya yang datang dengan hebohnya.

“aku tadi bertemu dengan seseorang, coba tebak” katanya dengan menaik-naikkan alisnya seolah-olah orang yang ia temui begitu menarik.

“Namjoon Oppa? Ataukah Hoseok Oppa?” tebakku.

“ya Namjoon hyung pemilik tempatku bekerjalah dan Hoseok hyung restoran appanya tepat disebelah tempat kerjakulah” katanya dan otomatis tebakanku salah.

“lalu?” tanyaku lagi.

“bisakah kau memberikanku minuman dingin? aku haus sekali” pintanya yang ku berikan tatapan merigis, siapa suruh datang dengan rusuh pasti melelahkan.

“akan aku buatkan NANTI, lanjutkan” jawabku singkat, tetapi langsung mengambil gelas untuk membuatkannya minuman.

“aku bertemu dengan paman choi” jawabnya, yang ku hadiahi wajah penuh tanya.

“jangan bilang kau melupakannya” tebaknya.

“he he he” jawabku menampilkan senyum kotakku dan menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal.

“itu paman yang dulu kita temui dirumah nenek” sahutnya dengan gregetan, sejenak aku berpikir yang mana orang yang dia sebutkan dan akhirnya.

“aaaa paman yang menggunakan pakaian, jam dan tas yang mahal itu?!” tanyaku tak kalah heboh seketika beberapa orang menatapku dan aku menundukkan kepalaku.

“betul sekali, aigoo syukurlah uri Sejeong tidak pikun” katanya mengelus kepalaku layaknya mengelus Kim Yeontan, pasti kalian tahu siapa yang aku maksud.

“lalu setelah kau bertemu dengannya kenapa ?” tanyaku agar topik pembicaraan kami tidak teralihkan.

“nah itu dia, dia menyatakan hal aneh padaku, bahkan aku bingung harus menanggapinya bagaimana selain membalasnya dengan pertanyaan” katanya dengan jawabnya dengan wajah bingungnya, yang ku balas dengan mengangkat salah satu alisku tanda bertanya.

“dia menanyakan kabar eomma, dan berkata bahwa eomma cukup sibuk menangani masalah-masalah yang belakangan ini menimpa perusahaan tempat paman itu bekerja sampai-sampai mereka hampir sebulan tidak bertemu” lanjutnya dengan menautkan alis sama denganku.

“hmm? apa maksudnya, kau tidak bertanya lagi dengannya?” tanyaku padanya.

“sayang sekali saat aku akan bertanya dia langsung pamit sambil menempelkan handphone di telinganya” jawabnya sambil mengambil minuman pesanannya dari tanganku.

“dan aneh juga jelas-jelas eomma tinggal dengan nenek” kataku sambil bengong kebingungan.

“waaawww Kim Taehyungaaaahhh” heboh dua orang memeluk Taehyung dari belakang, siapa lagi kalau bukan Jin dan Yoongi oppa.

“hmm?, Yaaa Hyung aku rindu sekali dengan kalian” balasnya berpelukan, Ok kalau aku ikutan pasti banyak yang mengira kami ini jelmaan teletubis.

Aku hanya tersenyum melihat ketiga lelaki dewasa ini berpelukan.

“kenapa kalian tidak pernah berkunjung kerumah kami?” tanyanya dengan wajah memelas yang dibuat-buat.

“kami sangat sibuk Taehyung tidak bisakah kau melihat rombongan disana, itu rekan kerja kami semua” jawab Yoongi Oppa.

“uwaaa kalian terlihat keren sekali” kata Taehyung dengan mata berbinar melihat kedua oppa-oppa itu.

“sudah ya kami mau kembali, besok kami akan bekerja lagi sampai lelah” kata Jin oppa tiba-tiba.

“ingat nanti kalau kalian memerlukan bantuan suatu hal hubungi kami” kata Yoongi oppa mengingatkan.

“hmm, kalian ingatlah mampir ke rumah kami” jawabku mengingatkan juga.

“anyeong hyung, saranghae” kata Taehyung sambil melayangkan flying kiss, membuatku dan para oppa bergidik ngeri melihatnya.

“hmm? WAE?!” tanyanya protes melihat ekspresiku.

“sudahlah tidak ada” jawabku sambil membersihkan meja kasir.

-

-

-

My Twin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang