Giovan 13 - Bahaya?

5K 317 3
                                    

Bertahan dalam diam saat dia sedang menutup matanya, entah sementara ataupun selamanya.

Hidupnya diambang kematian, dikatakan hidup (tidak) dikatakan mati pun (tidak).

6 bulan Giovan terbaring lemah di rumah sakit, mencoba bertahan hidup tanpa adanya kekuatan penyemangat dari siapapun, mengingat cowok most wanted itu sudah tak lagi memiliki orang tua bahkan keluarga.

Hanya teman seperjuangannya yang tetap ada, mereka yang menemani di setiap detiknya, setiap aliran infus yang menyatu dengan tubuhnya.

Tara bahkan tidak tahu bahwa Gio mengalami kecelakaan.
Mereka, sahabat Giovan merahasiakan semuanya dengan baik.

Mereka tahu bahwa Gio tidak ingin terlihat lemah di mata semua orang termasuk Tara sekalipun.

Giovan adalah orang yang kuat, dia mandiri. Cowok itu terlalu kuat sehingga titik kelemahannya tak terlihat, namun ketika sebuah musibah terjadi padanya maka teman-temannya akan datang untuk membantu, membopong dan merahasiakan masalahnya.

Tara, akhir-akhir ini resah. Gadis berambut hitam itu tidak bisa tenang karena Gio, dia tidak tahu dimana Gio saat ini.

"Raka, lu tau Giovan kemana?" Tara menghampiri Raka yang sedang asik bermain hp di bawah pohon rindang yang masih berada di lingkungan sekolah Santika tersebut.

Sma santika memang terkenal keasriannya, lingkungan bebas asap, ditambah tanaman-tanaman dan pohon yang menjulang tinggi membuat sekolah itu terasa sejuk dan juga nyaman.

Raka menoleh dan tersenyum ketika mendapati cewek yang ditaksir oleh sahabatnya itu menghampiri dirinya, apalagi ketika mendengar bahwa Tara menanyakan dimana Gio yang artinya gadis itu terlihat sedang mengkhawatirkan teman dari Tk-nya.

"Giovan? kesambet setan apa lo tanya tentang psikopat alim itu, huh?"

Tara membeku baru menyadari kebodohannya yang membuat Raka terkekeh pelan melihat semburat merah di pipi Tara, cowok itu tampak tidak bisa menahan tawanya sehingga ia terbahak-bahak mencuri perhatian siswa siswi Santika yang berada di sekelilingnya. "Giovan lagi ke luar kota, neneknya sakit dan cuman Gio keluarga satu-satunya yang dia punya. Jadi dia pergi untuk merawat neneknya yang lagi sakit-sakitan, mungkin seminggu lagi dia pulang."

Tara mendengar penuturan yang keluar dari mulut Raka dengan seksama, kemudian mengernyitkan dahinya. "Lalu neneknya?"

Paham akan pertanyaan yang dilontarkan Tara, Raka kembali membuka mulutnya dengan mengunyah permen karet kesukaannya. "Mungkin Giovan akan mencari perawat untuk merawat neneknya " Raka mengedikkan bahunya, tidak tahu pasti.

"Dia terlihat seperti orang yang penyayang, tapi kenapa dia sangat kasar dan senang menyakiti orang lain?"

"Heh! kenapa kau kepo sekali, hm?" ucap Raka yang menonyor kepala Tara.

Raka berdehem, "Untuk saat ini lo nggak perlu tau tentang itu, biar Giovan yang pelan-pelan ngejelasin semuanya ke elo."

Tara mengangguk paham, kemudian izin pamit karena bel masuk telah berbunyi. Belum sempat Tara melangkah pergi, Raka kembali memanggil dirinya. "Lo bisa nganggep gue sebagai abang lo, jangan segan-segan untuk bertanya apalagi minta bantuan ke gue," ujar Raka yang setengah berteriak dibalas senyuman hangat dari Tara.

Setelah kepergian bad girl itu, Raka bergumam, "Nggak salah Gio tertarik sama dia, gue janji kalian bisa bersatu meski akan ada halangan tersulit sekalipun nantinya."

Raka menghela nafas kasar. "Cepet sadar bro, lo harus merjuangin cintanya lo lagi. Jangan biarin ada yang ngerebut Tara dari lo."

Raka menoleh ke belakang. "Cowok pengecut itu udah mulai berani ngedeketin Tara?" tanya Alka yang baru saja datang dari rumah sakit.

Raka mengangguk, "Cowok itu berbahaya bagi Tara."

GIOVAN [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang