Giovan 15 - Dia berubah

4.4K 301 0
                                    

Terlihat pergerakan kecil dari tangan kanan Giovan, Raka yang hampir saja akan tertidur kembali terjaga. Pria itu terus memperhatikan, semoga saja apa yang dilihat olehnya bukan lah mimpi ataupun khayalan semata.

Sadar jika Giovan mulai tersadar, Raka lalu langsung membangunkan Alka dan Erick yang tengah tertidur pulas di sofa kamar rumah sakit tersebut.

"Lo yakin? Mungkin alam bawah sadarnya sedang bekerja."

Raka mengangguk pasti meski ada sedikit ragu di hatinya, ia tahu mungkin mustahil namun apa salahnya untuk Raka dan kawan-kawan berharap?

"Woi panggil dokter, cepetan!"

Alka langsung berlari keluar mencari dokter. Raka dan erick pun terus berdoa.

Ingat akan sesuatu, Alka kembali ke ruangan 43.B, ruang dimana Giovan dirawat. "Pencet tombol anjeng!"

Raka dan Erick pun tertawa menyadari kegoblokkan ketiganya, dengan santai Raka memencet tombol di belakang punggungnya untuk memanggil dokter.

Saat menunggu dokter, ketiga cecunguk itu terus saja mondar-mandir. Tangan Giovan bergerak namun matanya tak kunjung terbuka.

Namun sesaat kemudian, Raka berhenti kemudian menatap Giovan dengan tatapan tidak percaya.

Ng ... gue nggak mimpi kan?

Cowok itu semakin mengembangkan senyumnya ketika melihat mata Giovan yang perlahan terbuka. Erick tersenyum lega.

Dan Alka? Cowok itu sangat bersyukur karena walau bagaimanapun dia merasa bersalah, meski bukan penyebab dari kecelakaan yang dialami Gio tapi tetap saja Alka yang meminjamkan motornya kepada Giovan.

***

Pagi ini, Giovan mulai berangkat sekolah seperti biasanya. Berbeda dari biasanya, Giovan berangkat menggunakan motor ninja berwarna merah dengan seorang gadis cantik juga sexy.


Penampilan Giovan yang rapi, terdapat tindik di telinganya dan juga tatto di bagian dada bidangnya. Tatto bertuliskan Adelard.

Cowok tengil itu melepas dua kancing atasnya sehingga tattonya sedikit terlihat.

Aquinsha berlari mencari Tara, nafasnya memburu dan terengah-engah. Dia menemukan Tara sedang duduk berdua dengan seorang cowok yang dia kenal adalah Rendi. Masih ingat dengan Rendi?

Selama Giovan tidak ada, sekarang Tara lebih dekat dengan Rendi. Mereka selalu bersama berdua, hal itu tidak disia-siakan Rendi. Ternyata cowok berkacamata itu memanfaatkan ketidak adanya Gio untuk merebut Tara darinya.

Tara menoleh saat mendengar ada seseorang yang memanggilnya, ia mengernyit melihat Aquinsha yang terengah-engah.

Aquinsha mencoba menstabilkan jantungnya dan mengatur nafasnya. "Tar, gue liat Gio berangkat sekolah tadi."

"Hah, serius lo?" Tara langsung berdiri tanpa menghiraukan Rendi yang duduk disampingnya, sangking senangnya Tara sampai lupa jika ia sedang ada janji ke perpustakaan bersama dengan Rendi.

"Gue serius ellah, masa iya gue bohong?"

Sepertinya Aquinsha sedang tidak bercanda saat ini, "Di mana? Dia sehat, kan?"

Bad girl bernama Tara itu tampak sangat excited mendengar jika orang yang ditunggunya selama enam bulan ini akhirnya kembali.

"Di kantin, eh tapi tar-" belum sempat Aquinsha menjelaskan, Tara sudah ngacir duluan mencari cowok most wanted di Santika tersebut.

Wajah Tara tampak berseri-seri. Ia sudah ada di kantin, celingak-celinguk mencari cowok yang bernama Giovan.

Namun senyumannya perlahan memudar, tidak percaya. Tara bingung saat ini ketika melihat Giovan yang dirindukannya sedang bermesraan dengan siswi lain.

Apakah Tara benar-benar merindukan Giovan? Apakah Tara sudah mulai bisa mencintai Giovan?

Gadis itu memundurkan langkahnya dan berbalik secara perlahan, tidak mau jika Giovan melihat dirinya.

"Nggak ... gue nggak mungkin punya perasaan ke dia, ini salah okey! Tara lo itu benci sama Giovan. Ingat! Hanya ada rasa benci di hati ini." Tara mengusap air mata yang sudah mengalir dengan deras di pipinya.

Tapi kenapa rasanya sakit sekali? :'(

GIOVAN [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang