Giovan 06 - Bolos bersama

6.7K 440 3
                                    

Tara keluar dari kelas yang membuatnya semakin bosan dan hampa, dengan modal izin ke toilet dan berakhir di atap gedung Santika.

Menikmati semilir angin yang berhembusan, mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
Rasanya tenang sekali, seperti beban yang mengikutinya hilang begitu saja terbawa oleh angin.

Gadis itu merentangkan kedua tangannya, rasanya menyenangkan jika dia bisa merasakan kebahagiaan yang diinginkan.

Membayangkan anak kecil yang tertawa bahagia bersama orang tuanya, ingin rasanya dibelai saat tertidur di pangkuan sang ibu, dinyanyikan lagu dan juga dibacakan dongeng penghantar tidur. Pasti akan sangat indah sekali rasanya.

Tak terasa sebulir air bening jatuh dari sudut mata indahnya.

"Dasar tukang bolos." terdengar suara pria yang telah mendidihkan emosinya kemarin, Tara bolos ingin tenang bukan untuk diganggu.

Gadis itu mendengus, memutar tubuhnya dengan mengusap wajahnya kasar, "Kalo lo kesini cuman mau ganggu hidup gue, lo pergi aja sana."

"Tugas gue kan emang buat gangguin elo. Gimana sih?" ucap Gio tanpa rasa bersalah.

"Terus faedahnya lo ngegangguin gue itu apa, heh?" Gio berfikir keras, tidak ada jawaban di otaknya.

Tara tersenyum menang namun hanya sesaat. "Buat ngedapetin hati lo lah." melihat raut wajah Tara yang berubah masam membuat Gio terkekeh pelan, asik juga ngebuat si TB (Tukang Bolos) kesel.

Sepertinya giovan akan berubah pikiran, daripada mengganggu Anak XI.4 mending mengganggu Tara yang telah menjadi seperti magnet untuk ditarik Gio lebih dekat.

Giovan suka menggoda anak XI.4 selain cantik, anak laspat itu sexy dan juga gampang diajak jalan.

Katakan Gio berengsek. Benar Gio itu berengsek, meski sering jalan dengan cewek lain tapi ia tidak pernah memacari mereka. Sekali pakai langsung buang itulah prinsip Giovan.

Bukan hanya itu, Giovan juga mesum otaknya. Sebab itu dia disebut Psikopat Alim, karena kebalikan dari kata alim adalah berengsek.

Mereka saling diam dengan pikirannya masing-masing, hingga Gio memecahkan keheningan yang mengganggu jalannya mendekati Tara.

"Beb lo mau nggak jadi pacar gue?"

"Ogah!"

"Hmm, kalo gitu lo harus mati," ucap Gio yang langsung menerima tatapan menusuk dari Tara.

"Kenapa juga gue harus mati?" Gio terkekeh mendengar pertanyaan yang terlontar langsung dari mulut sang pujaan hati.

"Karena lo cantik."

Tara mengernyit. "Lo cantik, gue suka sama lo! Jadi kalo gue nggak bisa milikin lo, lo harus mati."

"Pale lo! gue masih pingin hidup njeer."

Tara berdiri hendak pergi meninggalkan Giovan sendiri dengan kegilaannya. Namun tiba-tiba tangannya dicekal oleh cowok most wanted itu.

"Mau kemana, hem?" Tara sontak memundurkan langkahnya karena Gio yang terus maju untuk mendekat, seolah tak ingin ada jarak.

Namun saat Tara menyadari jika di belakangnya tak ada lagi jalan, ia berhenti. Tidak mungkin Tara nekad, karena jika selangkah saja Tara mundur maka tak akan ada kata selamat.

Tara mendongak berusaha melihat wajah Gio, terlihat Giovan sedang tersenyum devil ke arahnya. Senyumnya menyiratkan keinginan Gio untuk mendapatkan gadis itu.
Gadis yang selalu memenuhi pikirannya, aroma tubuhnya adalah candu bagi Gio.

"Kyaaaaaa! Tolongggg!"

Melihat Tara yang jatuh, bukan! tapi bergelantungan meminta tolong menjadi hiburan tersendiri bagi Gio.

Gio tersenyum manis. "Gue udah bilang sebelumnya, gue nggak pernah main-main sama perkataan gue beb."

Gadis itu menangis ketakutan, terdengar isakan tangis Tara yang menyenangkan hati, seperti alunan melodi yang diputar dengan sangat indah.

Percuma jika Tara meminta tolong kepada Gio, tidak mungkin Tara menerima Gio sebagai pacarnya. Tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi.

Gadis itu terus menyemburkan sumpah serapahnya kepada Gio di dalam hati.

"GIOO!!! GUE GAK AKAN MAAFIN LO BERENGSEK!"

Rendi datang dengan emosi yang menggebu-gebu, cowok berkacamata itu berlari menyelamatkan Tara yang sudah tidak bisa bertahan lagi.

Giovan yang melihat adegan itupun berdecih, lalu tersenyum tanpa rasa bersalah ia berkata, "Gue bakal dapetin lo dengan cara gue sendiri, beb."

GIOVAN [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang