Giovan 25 - Sepertiga Malam

3.6K 207 2
                                    

Berapa lama Giovan harus menjauh, menghindar dan mencampakkan seorang Tara. Tidak-kah, pria itu tahu? Bahwa Tara sangat tersiksa oleh perbuatannya.

"Maafin gue, Tara. Jangan pergi, please jangan benci gue beb. Gue mohon, Taraaaaaa!" Giovan terbangun dari mimpinya. Nafasnya tercekat memberi isyarat seolah-olah mimpi itu nyata.

Pria bertelanjang dada itu kini terlihat sedang menetralkan detak jantungnya. Masih seperti biasanya.
Mimpi itu datang lagi, mimpi yang beberapa hari lalu sempat menghantui dirinya.

Bayang-bayang Tara yang meninggalkan dirinya dan berkata bahwa gadis itu membencinya tercetak sangat jelas.

Giovan bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke dapur untuk mengambil air dingin, meminum air dingin di tengah malam bukanlah hal yang buruk.

"Kurang ajar! Berani banget dia nyari masalah sama gue, liat aja. Mati lo di tangan gue bangsat!" desis Giovan dengan matanya yang sudah berkabut.

Setetes demi setetes air wudhu mengalir membasahi bagian tubuh Gio, pria tersebut melakukan sholat sepertiga malam seperti yang telah dianjurkan oleh rasulullah. Lihatlah! Betapa khusyuk-nya seorang most wanted itu ketika menghadap kepada Allah Swt, bersujud dan berdoa. Tidak lupa meminta ampunan kepadanya.

Kata orang. Sholat tahajud atau biasa dikenal sebagai sholat sepertiga malam itu dilakukan ketika bangun tidur di malam hari. Barang siapa yang melakukannya dan berdoa kepada Allah, maka doa-nya akan dikabulkan, juga barangsiapa yang istighfar di waktu sepertiga malam tersebut, maka dosa-nya akan diampuni oleh Allah Swt.

Setelah selesai, Giovan mengambil kitab suci Al-Qur'an. Melantunkan setiap ayat-ayatnya, terdengar sangat merdu dan menenangkan hati.

Giovan kali ini bukan hanya membuat orang disekitarnya kagum, mungkin saja reader pun akan kagum melihat betapa alim dirinya dibalik sifat berengsek dan psikopat-nya.

**

"Tar, kenapa sih, lo?" Aquinsha duduk di sebelah Tara, menatap sahabatnya yang kian hari tak memiliki gairah hidup.

Rebecca sendiri tengah asik menonton Reza, Anggi, feby dan teman yang lainnya bermain lompat tali di dalam ruang kelas mengingat kelas kosong selama 7 jam lamanya.

"Wey, curang lo kampret!" pekik Anggi kepada Reza.

"Curang apaan? Bego. Cara mainnya emang kaya gini."

Feby memutar bola matanya jengah, kemudian meninggalkan keduanya dan menghampiri Tara, Rebecca dan Aquinsha. Reza yang menyadari tidak adanya Feby pun menghentikan perdebatannya. "Loh, beb. Kok malah pergi, sih?"

"Udah lah, capek gue denger kalian debat terus dari tadi."

Reza berdecak, "gegara lo, sih."

"Kok gue? Ya, lo lah kampret!" Anggi menatap Feby seolah-olah minta diberi penjelasan.

"Cowok lo kenapa tengil banget, sih? darah tinggi mulu gue deket-deket dia."

Feby terkekeh kecil menanggapi, "Biar tengil gitu yang penting setia."

"Iyalah setia, orang yang mau sama dia cuman lo doang," celetuk Tara yang tak memikirkan perasaan Reza sama sekali. Padahal Reza sudah ingin membanggakan diri, nahas hal tersebut diurungkan karena secara tidak langsung Tara telah merendahkan dirinya dan melukai hati lembutnya.

"Cuih, menyedihkan."

"Fix, Tar. Lo punya dendam apa sih sama gue?" Tara tak menanggapi setan yang tengah mengusiknya. Iya, benar. Tara menganggap bahwa Reza adalah setan, tidak tahu apa yang membuat Tara membenci seorang Reza dan setiap bertemu dengan Reza, rasanya Tara ingin sekali menyakar muka Reza yang pas-pasan.

GIOVAN [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang