Giovan 35 - Jiwa psikopat yang sebenarnya

5.5K 253 33
                                    

Tara berpikir jika kepulangan dia ke indonesia akan membuat hidupnya lebih berarti. Tapi ia salah, justru kepulangan-nya hanya menambah hidupnya semakin terasa menyakitkan.

Rindu yang mendalam akan Giovan, menyiksa batinnya bahkan sering kali membuat napas-nya terasa tercekat.

Gadis itu tak kuasa menyembunyikan isak tangisnya, menahan kerinduannya terhadap Giovan. Karena itulah ia kembali ke jakarta, meski membawa pria lain di sampingnya.

Gadis tak berdaya itu kini terkurung di sebuah ruang kamar milik sahabat lamanya. Bagi Tara, tidak ada yang namanya mantan sahabat.

Sahabat, bukan karena dia membencimu lalu kau membalasnya dengan kebencian pula. Bukan juga saat dia membuat kesalahan lalu kau malah menjauhinya. Guna sahabat ya menopang, mensejajarkan langkah. Tidak saling mendahului. Jika kau tertinggal aku tidak menunggu, tapi akan kembali dan menjemputmu bersamaku.

Tara pasrah. Jika dengan menyakiti Tara akan membuat Rere tenang, tak apa.

Meski yang berbuat kesalahan adalah orang tuanya, dan dia yang harus menanggung itu semua, Tara bisa apa? Menangis pun tidak akan mengakhiri penderitaan ini.

Rasa sakit, darah yang mengalir, air garam yang berasal dari sudut mata gadis itu berpadu menjadi satu.

Isakan tangis, teriakan, jeritan kesakitan terus menggema di ruang kamar tersebut. Tara disiksa, dicambuk berkali-kali tanpa henti. Tanpa pria yang berada di depannya itu menatap iba dirinya.

"Sakit, heuh? Terima sendiri akibat dari lo yang berani-berani nolak gue," ucap Rendra dengan nada yang meninggi.

Rendra kembali mencambuki kulit punggung Tara membuat gadis yang dicambuk terus memekik kesakitan, "Arghh! Sa ... kith."

Sudah banyak luka yang ditoreh di badan Tara, dari goresan belati di leher jenjang gadis itu, kemudian pada lengan tangan Tara yang penuh akan darah berkat beberapa goresan yang cukup dalam di lengan tangan gadis itu. Belum lagi cambukan yang ia rasakan di punggungnya. Beberapa tamparan dilayangkan di kedua pipi Tara.

Kejam, tidak manusiawi. Ya tuhan, makhluk seperti apa yang kau ciptakan? Kau menciptakan monster yang menyerupai manusia.

Tubuh gadis itu bergemetar, sudah tak sanggup lagi menahan siksaan yang teramat menyakitkan.

Rere hanya tertawa menyaksikan penyiksaan sadis di depan matanya, Tawa gadis itu perlahan berhenti tatkala sudah ada belati yang menancap tepat di jantung Rendra. Rere menggeram, menoleh ke arah pintu kamar dan mendapati sudah ada Giovan menatap nyalang dirinya. Kilatan amarah terdapat pada mata tajam Giovan.

Psikopat alim itu merileks kan tubuhnya, seringaian iblis tercetak jelas di sana. "Urus mayat cowok berengsek itu, gue habisin jalang sialan satu ini," titah Giovan sebelum membantai Rere tanpa ampun.

Tidak perduli yang dibantai adalah seorang wanita. Giovan mengambil cambuk, dan sedetik kemudian dicambukkannya kepada Rere dengan brutal. Lebih keras dan lebih menyakitkan dari yang dirasakan Tara.

Kemudian belati yang berada di tangan kiri pria itu dilayangkan kepada bahu sebelah kanan Rere, tidak di jantung. Karena Giovan ingin Rere mati dengan perlahan dan merasakan sakit yang teramat menyakitkan.

Anggi, Rebecca, dan Aquinsha berteriak histeris ketika melihat Tara yang sudah terkulai lemah di lantai. "Kalian bawa Tara ke rumah sakit, sekarang!"

Setelah mengeluarkan perintah, Giovan menjambak rambut Rere dan langsung menghujam jantungnya. Darah yang mengucur deras tak menghentikan siksaan Yang diberikan Giovan. Karena setelah itu Giovan kembali menusuk jantungnya dan membedah jantung gadis itu saat Rere masih dalam keadaan bernyawa. Jeritan kesakitan yang mengiris hati siapapun orang yang mendengarnya menggema di dalam ruangan penuh darah tersebut.

"Arghhhhhhhh!"

"Bangsat lo semua, gue suruh kalian nganter Tara ke Rumah sakit. Kenapa kalian diem doang, hah?!" bentak Giovan yang langsung menggendong Tara.

Saat Giovan sudah menghilang dari balik pintu. Alka melihat ke arah gadis-gadis yang bergemetar karena aksi sadis dari Giovan tadi yang dilihat secara langsung. "Udah kalian gak usah takut, kalian susul Tara ke rumah sakit. Ajak mereka keluar, Ar."

"Dan kita urus dua mayat ini. Anjing udah lama gue gak liat Giovan seberutal ini," ujar Raka menyeringai. Dia hanya merindukan temannya yang tak manusiawi, karena selama Tara pergi, Giovan hanya Raga tanpa nyawa.

***

Udah jangan tegang, jangan bully gue juga wkwk😆😂

Btw, maap yak! Because cmn sedikit dialog di part ini ehehe. Paipai❤❤

GIOVAN [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang