Chapter 27 - Safe and Sound

16.1K 1.3K 61
                                    

"The Dark Eye."

Oh God. Tentu saja Ace mengucapkan kata itu. Dia tidak mengetahui nama sebenarnya dari laki-laki dengan ketampanan di luar batas normal itu. Yang aku tahu Ace menyebut The Dark Eye untuk laki-laki yang sedari awal aku harapkan untuk datang menolongku, ya, Oliver, no one else!

Ace tidak lagi berlari namun terdiam, bahkan dia masih belum melihat Oliver sekarang.

"Apa yang kamu inginkan?"

Lagi, Ace kembali bersuara. Aku bisa melihat ekspresinya yang begitu dingin sekarang.

"Her."

Kini Oliver sudah berdiri tegap di depan Ace. Seperti Ace, ekspresi dingin jelas terlihat di wajah tampan Oliver. Aku berusaha keras untuk tetap sadar walau aku harus berjuang keras melawan rasa sakit di tubuh juga kepalaku yang begitu hebat.

"In your dream," ucap Ace cepat, bahkan dia seperti tidak peduli akan pistol yang diarahkan Oliver tepat di kepalanya.

Dalam detik yang sama, dengan gerakan yang begitu cepat tangan Ace memukul tangan Oliver, berusaha menyingkirkan pistol dari tangan Oliver walau yang ada Oliver dengan cepat menangkisnya. Tidak hanya itu kaki Ace juga menendang kuat kaki Oliver. Oh God, bahkan aku hampir terjatuh dari bopongan Ace.

Baku hantam tidak terelakkan. Entah berapa lama, anehnya, Oliver tidak menembakkan pistolnya pada Ace, yang ada, dia memukul dan menendang Ace yang jelas sedikit kesulitan dengan posisiku yang berada dalam bopongan Ace.

Jika aku bisa berteriak keras sekarang, tentu aku akan meminta mereka berhenti, jelas, tidak ada satu pun dari mereka yang mendengarku. Lagi suara keras itu kembali terdengar.

DOR!

Tembakan itu bukan dari pistol Oliver. Entah siapa yang menembak. Oliver terlihat mengalihkan pandangannya sesaat dan dengan gerakan yang sangat cepat, Oliver memukul dada Ace begitu kuat hingga tubuh Ace sedikit terhuyung dan di saat yang sama, Oliver menarikku dan mengangkat tubuhku, juga mendekapku begitu kuat.

See, aku sudah seperti barang sekarang.

DOR DOR DOR

Lagi, suara tembakan kembali terdengar. Oliver kembali menendang dada Ace dengan kakinya dan..

DOR!

Detik berikutnya, peluru Oliver menembus paha kiri Ace.

"F*CK," umpatan Ace begitu keras. Dia memegang pahanya dan selanjutnya dia kembali berdiri tegap.

Lagi, Oliver kembali mengarahkan pistolnya pada Ace, dengan cepat aku berusaha bersuara, "don't shoot," di saat yang sama Oliver mengalihkan pandangannya padaku. Ya, aku yakin Oliver mendengar suaraku, buktinya, tidak ada lagi peluru yang ditembakkan ke tubuh Ace, bahkan Oliver sudah berlari begitu cepat sekarang, seperti hal buruk akan terjadi jika dia tidak melakukannya. Mungkin dia sudah mengetahuinya, yang pasti, detik selanjutnya suara tembakan kembali terdengar.

DOR DOR DOR

"DON'T SHOOT, ID*OT," teriakan Ace terdengar jelas.

Oh, baru kusadari tembakan bertubi-tubi itu berasal dari bodyguard Ace. Tentu saja bukan dari dua bodyguard yang tidak bernyawa yang telah dihabisi oleh Oliver. Aku yakin, mereka adalah tim penjemput yang dikatakan Ace sebelumnya. Mungkin mereka menjemput Tuan-nya yang tidak kunjung datang ke padang rumput di mana helikopter itu sudah menunggu Ace.

Oliver masih berlari, berlawanan arah dari posisi Ace, menuju pepohonan tinggi. Entah arah mana yang Oliver tuju, tentu aku tidak melihatnya, dia membenamkan wajahku ke dada bidangnya lebih tepatnya.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang