Chapter 33 - Cause and Effect

13.9K 1.1K 37
                                    

3rd updated.

Masih penasaran?

Hepi reading.

xoxo, io

_______________________

"Evil Ace."

Aku berusaha menahan emosiku saat menyebut namanya. Seperti biasa, dia tersenyum tipis jika aku memanggilnya dengan sebutan itu.

"Hmm."

Dia masih berdiri di sampingku dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya, sedikit bersandar pada dinding di belakannya. Aku membenci apa yang aku lihat sekarang, ya, wajah tampan juga mempesonanya itu, hingga tanpa sadar aku menghela napasku.

"Apa yang kamu inginkan dariku?"

"Apa masih belum jelas?"

Kurasakan dadaku yang semakin panas mendengar kalimatnya.

"Aku tidak ingat lagi, apa yang kamu inginkan son of.." sesaat aku berhenti, ya, aku ingin mengumpat keras sekarang, "cepat katakan," ucapku lagi dengan suara yang sedikit meninggi.

Langkahnya santai, mendekat ke arahku, detik selanjutnya dia sudah duduk tepat di sampingku. Reflek, aku menggeser dudukku. Di saat yang sama, senyum tipisnya kembali terlihat.

Itu jelas, dia sudah mengetahui tempat persembunyian Oliver. Apa gunanya membawaku ke tempatnya? Misi pertamaku, seharusnya tidak berguna lagi. Dan, jika memang dua misinya masih sama, jelas hanya tersisa satu misi itu, menemaninya. Demi apa pun aku akan menolaknya.

Dengan gerakan begitu cepat, tangan besarnya memegang pinggangku lalu menggeser dudukku hingga begitu dekat degannya juga menghadap tepat ke arahnya, dan ya, aku dengan begitu jelas melihat matanya. For God sake, baru kusadari mata abu-abunya terlihat begitu memikat. Mungkin karena cahaya ruangan yang begitu terang apalagi sinar matahari dapat memasuki ruangan ini.

Wake up, Cheryl!

Fokus!

"Tidak perlu berbicara keras, aku mendengarmu dengan baik," ucapnya pelan dengan senyum tipisnya.

"Lepaskan tanganmu."

Entah apa yang ada di otaknya, dia masih melingkarkan tangannya di pinggangku, hingga jarak kami semakin tipis.

"Okay, pelankan suaramu, Nona."

"Itu bukan urusanmu."

Dengan cepat aku berdiri. Belum juga aku melangkah, tangan besarnya sudah menggenggam tanganku, lalu menariknya begitu saja, hingga aku kembali duduk, bukan di sofa panjang seperti sebelumnya, namun di pangkuannya. Oh God, aku benar-benar membenci situasi seperti ini.

"Tetaplah di sini. Aku belum selesai berbicara denganmu."

Jangan mengira aku nyaman dengan dudukku sekarang, tidak, aku bahkan berusaha untuk kembali berdiri namun tangan besarnya sudah menahanku. Melingkar sempurna di pinggangku juga pundakku, sedikit mengunciku, dan ya, aku tidak bisa bergerak sedikit pun.

"Lepaskan aku, son of.."

Kalimatku terputus, bukan karena aku tidak mau melanjutkannya, namun dia sudah menciumku begitu saja.

"Sekali lagi menciumku aku akan men.."

Lagi, seperti tidak mendengar, dia kembali menciumku. Bukan ciuman sepintas seperti sebelumnya, namun ciuman yang dalam dan sedikit lebih lama. Tentu saja aku tidak membalas ciumannya itu walau aku akui ciumannya begitu menggoda juga, memabukkan.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang