Chapter 61 - Bullet and Blast (Part 4)

10.2K 895 41
                                    

He missed.

Entah bagaimana Ace menangkis pistol itu, yang pasti tembakan Owl meleset hingga peluru itu melayang ke udara. Detik berikutnya pistol itu sudah berpindah tangan. Ace sudah mengarahkan pistol itu ke kepala Owl.

"Why did you do that *ss hole?"

Suara Ace terdengar begitu emosi.

That?

Apa ini artinya, Ace sudah mengetahui Owl adalah mastermind dibalik meninggalnya Heather? Oh, God, mungkin kalimat Ophelia sebelumnya pada Owl yang membuat Ace yakin Owl yang melakukan hal mengerikan itu, butchered Heather into pieces.

"Why did you hurt her?"

See!

Hurt her. Tentu saja itu adik Owl. Ya, aku masih mengingat dengan baik, suicide yang dilakukan oleh adik Owl. Rasa sakit yang disebabkan oleh Ace yang sudah pasti tidak dapat ditanggung lagi oleh adik Owl walau Owl tidak bercerita lebih lanjut apa pun padaku.

Ekspresi yang sama masih terlihat di wajah tampan Ace.

"Oliver," lirihku tanpa mengalihkan pandanganku dari Owl juga Ace.

Belum ada jawaban dari Oliver. Seperti tidak ingin tertinggal sedikit pun, pandanganku masih tertuju pada Owl dan Ace.

"Apa maksudmu brengs*k?"

"You hurt Charlotte," ucap Owl tanpa jeda dengan ekspresi yang sama seperti Ace, menahan emosinya.

Seperti berpikir, Ace, terdiam sesaat.

"D*mn it. I didn't hurt her."

Oh My God.

Owl bergerak begitu cepat hingga baku hantam itu kembali terjadi dan di saat yang sama, pistol di tangan Ace terlempar jauh.

"F*cking *ss hole. Kamu menyakitinya hingga dia mengakhiri hidupnya."

Bukannya berhenti, Owl semakin keras memukul Ace dan entah bagaimana Ace melakukannya hingga dia kembali membalik posisi Owl menjadi di bawahnya, terbaring tidak bergerak sama sekali.

"Charlotte," sesaat Ace berhenti, "she's like an angel. Aku sadar, dia terlalu baik untukku. Ya, I'm an *ss hole," lagi, Ace berhenti seperti menghela napasnya, "angel and demon will never be together. Aku menghindar darinya. I'm a demon untuk gadis sempurna seperti dirinya."

"Dia jatuh hati padamu, brengs*k."

My dear God.

Aku yakin ada kesalahpahaman dalam hubungan Ace juga Charlotte. 

"Stupid thing is, dia tidak ingin aku mengetahui siapa laki-laki brengs*k yang membuat dia terluka. Bahkan aku tidak boleh melakukan hal buruk apa pun padamu. Apa kamu tidak tahu cintanya tulus padamu, hah?"

Aku bisa mengatakan, suara Owl tidak lagi dingin, namun dengan intonasi yang meninggi.

"She deserved better man."

"You're an id*ot."

"Ya. I'm just an id*ot yang terlambat menyadari her pure love. I'm f*cking *ss hole."

Begitu rumit, aku masih tertegun. Detik selanjutnya, aku mengalihkan pandanganku pada Oliver yang terlihat memeluk erat Ophelia. Seharusnya hanya sebentar, detik berikutnya, aku begitu syok dengan erangan kesakitan yang terdengar begitu keras.

Rrrhhh.

Oh, no.

Ace sudah menancapkan pisau lipat pada perut Owl hingga darah terlihat keluar di perut Owl yang hanya memakai kaos putih dengan jeans jacket yang dia biarkan terbuka. Sayangnya bukan hanya sekali Ace menusukkan pisaunya pada Owl mungkin sudah kedua kalinya. Jika saja pisau lipat berukuran kecil, mungkin lukanya tidak akan mengeluarkan banyak darah. My oh my, pisau lipat itu berukuran jauh lebih besar dari pisau lipat normal.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang