Chapter 11- Heat and Hate

20.2K 1.4K 31
                                    

"What do you want?"

Entah siapa dia, tidak ada suara lagi darinya. Pistolnya masih saja diarahkan padaku, tepat di pinggangku, sekarang dengan memelukku. Bukan hanya dia yang berjalan bersamaku, namun juga dua laki-laki yang sebelumnya hanya menunggu di depan pintu apartemenku. Seperti bodyguard, mereka mengawalku berjalan serasa aku adalah aset yag berharga yang harus mereka jaga dengan nyawa mereka.

"Siapa kalian?"

Lagi, aku kembali bersuara.

"Diam dan tetaplah berjalan."

Dia, sebut saja si Alpha, yang semakin menekankan pistolnya di pinggangaku seperti mengancam akan menarik pelatuknya jika aku tidak mengikuti perintahnya.

Kini, aku sudah memasuki black Cadillac yang terparkir di depan apartemmenku, si Alpha memaksaku untuk memasuki mobil itu lebih tepatnya.

"Ke mana kalian akan membawaku?"

"Diam atau aku akan menciumu, cantik."

Tawa kecilku mulai terdengar. Mungkin aku mencoba menenangkan diriku di suasana yang begitu tegang ini. Apalagi mobil ini melaju dengan kecepatan tinggi, seperti mengejar waktu.

"Kamu tahu siapa aku?"

"Bukan urusanku," si Alpha menjawabku dengan cepat tanpa mengalihkan pandangannya dariku sedikitpun sedari tadi. Dua laki-laki lainnya duduk di kursi kemudi dan kursi penumpang depan. Ya, aku dan si Alpha ada di kursi belakang.

"Pastikan tidak ada salah culik di sini."

"Kamu tidak diculik."

"Lalu?"

"Dia mengundangmu?"

Oh ini konyol, sekali lagi aku tertawa kecil mendengar kalimat si Alpha.

"Dan siapakah Dia, itu?"

"Lihat saja nanti."

"Aku tidak suka kejutan. Sekali lagi, pastikan kalian tidak salah orang."

"Tidak, cantik. Sekali lagi bersuara, aku akan mencium bibir sexy ini."

Dengan cepat aku memalingkan wajahku sebelum tangan kotornya menyentuh bibirku. 

"Apa maumu?"

Ucapku lagi, tidak peduli dengan apa yang diucapkan si Alpha. Dalam detik yang sama, dia menarik tubuhku, meraih tengkukku dengan wajah yang begitu dekat dengan wajahku. Reflek aku mendorongnya hingga terlepas dari rengkuhannya sebelum bibirku dicium olehnya.

"Jangan pernah menyentuhku," ucapku dengan menahan emosiku.

"Atau apa, cantik?"

"Lompat dari mobil ini."

"Do it."

Tanpa pikir panjang, aku membuka pintu di sampingku, tentu saja dia tidak mengira aku melakukannya. Belum sampai aku melompat, tangan besar Alpha dengan begitu cepat menarik tubuhku lalu menutup kembali pintu di sampingku.

"Jika Dia tidak melarangku menyentuhmu, mungkin aku sudah menyetubuhimu sekarang juga, cantik."

Mataku membola mendengar kalimat si Alpha. Sekali lagi dia menyebut kata Dia, membuatku semakin penasaran siapa yang dimaksud dengan Dia dan apa mau si Dia itu.

"Pion tidak berguna, do you?"

"Apa maksudmu, cantik?"

"Hanya mengikuti apa kata Dia, entah siapa Dia yang kamu maksud, aku yakin Dia bukan orang yang baik."

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang