Chapter 8 - Secret and Disclosure

22.5K 1.5K 32
                                    

"Who am I?"

Tangan besar Oliver meraih pinggangku saat mengucapkan kalimat itu, terdengar begitu dalam juga sexy hingga kurasakan sedikit merinding di kulitku. Dalam hitungan detik, dadaku begitu rapat dengan dadanya.

Tangan kirinya melingkari pinggangku dan tangan kanannya, oh, God, mengelus bibirku dengan begitu lembut. Aku tidak dapat mengatakan dengan baik apa yang kurasakan sekarang. Jantungku berdetak semakin kencang, napasku begitu menderu, dan aku berusaha keras mengaturnya, tidak ingin dia menganggapku ketakutan, apalagi mata hitamnya mengunciku hingga aku tidak dapat berpaling sedikitpun.

"Cheryl?"

Seperti mengingatkanku suara dalam juga sexy itu kembali terdengar dan tanpa sadar aku menelan salivaku.

"You," sesaat aku berhenti, "you're that guy."

"What guy?"

Perlahan dia mendekatkan wajahnya dengan wajahku, menunduk, tentu saja, dia jauh lebih tinggi dariku. Mungkin aku bisa memperkirakan dia 190cm, 15cm lebih tinggi dariku. Itu benar tinggiku 175cm.

Aku masih mendongak menatap mata gelapnya yang semakin lama semakin masuk ke dalam hingga ke iris  mataku.

"Pencabut nyawa. Siapapun yang menjadi targetmu."

Tatapannya masih sama, bahkan untuk berkedip saja aku harus berpikir ulang. Aku akui dia terlihat begitu tampan sekarang apalagi aroma maskulin itu begitu kuat. Aroma tubuh yang dapat menarik gadis siapa saja di luar sana, yang aku yakin tidak ingin lepas dari pelukan hangatnya.
Jari-jarinya tidak berhenti mengelus bibirku, sesekali menekannya yang semakin membuatku kehilangan suaraku hingga semakin lama semakin pelan.

"The damn good sniper."

"Menghabisi target semudah mengedipkan mata."

"Tidak terdeteksi."

"Tidak terlacak."

"Quick and clean."

"The client, tidak pernah melihatmu."

"Tidak ada yang mengetahui siapa dirimu sebenarnya di dunia nyata."

Aku terus berbicara, mencoba menghilangkan kegugupanku juga, ketakutanku akan dirinya. Kurasakan oksigen begitu tipis di ruangan terbuka ini, mungkin karena dia semakin erat melingkarkan tangannya di pinggangku, hingga kurasakan sedikit sesak di dalam sana.

Keep calm, Cheryl.

"Dan satu lagi, you're genius hacker."

Belum ada suara apapun dari Oliver, dia masih menatapku, memelukku seperti tidak ingin melepaskanku. Jika saja dia bukanlah orang yang seperti aku kira, perlakuannya ini mungkin terasa begitu manis.

"You're that person, Oliver."

Hening. Entah apa yang dipikirkan Oliver. Mungkin dia tidak mengira aku mengucapkan kalimat-kalimat itu padanya, atau mungkin dia sudah mengetahui dengan baik siapa diriku, apa motifku, dan hanya membiarakanku seperti dia tidak tahu apa-apa soal diriku.

Aku mengira dia akan mengucapkan apa saja yang ada dipikirannya sekarang. Namun, bukan itu, yang ada, dia melepaskan tangannya dari pinggangku dan jari-jarinya tidak lagi mengelus bibirku.

Sadar dia akan meninggalkanku lagi tanpa mengatakan apapun seperti sebelumnya, dengan cepat aku memegang lengannya.

"So, will you help me, Oliver?"

"I'm not that person."

"Kamu tidak berkata jujur, Oliver."

Beberapa kali aku menggeleng pelan, tidak percaya dengan kalimat singkatnya.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang