Chapter 35 - Sharing and Caring

13.6K 1.1K 30
                                    


One kiss.

Ace kembali mengecup lembut bibirku, "genius," ucapnya pelan dengan senyum tipisnya.

"Kapan kamu akan berhenti menciumku?"

Mencoba untuk tetap tenang, tidak ingin terpengaruh olehnya. Ya, aku akui, setiap kecupan darinya selalu terasa manis. This is bad!

"Tidak untuk sekarang," sesaat dia berhenti, "apa kamu tidak menyukainya?"

Aku ingin menamparnya sekarang juga, walau yang ada aku tertawa kecil. Tentu saja aku tidak mungkin mengatakan, I like it padanya. Okay, it's a stupid thing.

Seperti menikmati pemandangan di depannya, Ace hanya melihatku dengan tersenyum tipis dengan tangan yang masih mengelus lembut pipiku. Sesaat aku menghentikan tawa kecilku dan kembali menatap mata abu-abunya yang terlihat begitu jernih itu.

"So, apa kamu menyukainya?"

"Just stop kissing me, Ace."

"Never," jawab cepat masih dengan suara pelan.

Well, selalu begitu, berbicara dengannya memang hal yang melelahkan. Okay, lupakan!

Sesaat begitu hening. Ace kembali menatap batu nisan di mana adiknya terbaring jauh di bawah sana. Reflek aku melakukan hal yang sama. Entah untuk berapa lama, hingga aku kembali mendengar suara dalamnya.

"Apa kita bisa membuat kesepakatan?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya padaku.

"Kesepakatan apa?" jawabku cepat.

"Oh, bukan kesepakatan, aku meminta bantuanmu, mungkin kata yang lebih tepat."

Semakin lama aku semakin penasaran. Apa maksudnya? Bukankah sudah sangat jelas apa motifnya menculikku? Sekarang apa maunya?

"Bantuan apa?"

"Be a nice bait."

Lagi, aku kembali tertawa kecil. Sumpah, aku tidak mengerti apa maksudnya. Baik pada siapa atau dalam hal apa mungkin? Sekarang kenapa aku jadi sudah mencerna kalimatnya. Sesaat aku mengingat laki-laki dingin dengan ketampanan di luar batas normal itu yang selalu mengeluarkan kalimat pendek hingga membuatku selalu berpikir keras untuk mengerti maksudnya.

"Bisa kamu perjelas maksudmu, Ace?"

Kini, Ace mengalihkan pandangannya padaku, "tetaplah bersamaku, menjadi umpan sempurna untuknya hingga aku dapat menghabisinya."

"Kenapa aku?"

"Sudah aku katakan dia akan datang untukmu."

"Aku tidak berharga ba.."

Kalimatku terputus, dengan gerakan begitu cepat Ace menangkup wajahku lalu menciumku. Ya, bukan hanya kecupan singkat, bahkan dia hampir melumat bibirku jika aku tidak mendorong dadanya hingga bibirnya terlepas dari bibirku.

"Kamu berharga, setidaknya bagiku," ucapnya dengan senyum tipis.

Dalam detik yang sama, tawa kecilku kembali terdengar, "kamu hanya memanfaatku. Tidak lebih dari itu."

"Whatever," ucapnya ringan, "so, apa kita sepakat?"

Tidak ada jawaban dariku. Bukan berarti aku setuju, namun aku sedang berpikir keras. Aku tidak ingin bersamanya, apalagi membantunya. Di sisi lain, aku tidak bisa menghilangkan dari otakku tentang kejadian mengerikan yang dialami oleh Heather, ya, adik cantik Ace. Dan di atas semua itu, aku memiliki kontrak yang kuat dengan Oliver, hal yang menjadi tujuan hidupku, menyelesaikan dendamku atas kematian orang tuaku melalui seorang bounty hunter dengan ketampanan di luar batas normal itu.

The Damn Demigod - #bountyhunterseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang