Sepertinya ada hawa dingin yang membelai belakang telingaku. Hingga membuat mata mulai mengerjap. Pelan namun pasti mulai kubuka mata. Setengah terkejut melihat lekukan indah di depanku. Aku tersenyum.
Seingatku semalam aku tidur sembari memeluknya erat, dan menjadikan lenganku menjadi bantalnya. Entah mengapa kini lengannya yang justru menjadi bantalku. Lengan kecil tapi berisi miliknya. Kuangkat sebentar kepalaku tapi kuurungkan. Aku masih terpaku dengan pemandangan indah di depanku, dekat. Sepasang kelenjar yang hanya dimiliki wanita ini memaku pandanganku. Keduanya tak terlalu besar tapi mengonggok menggoda.
Aku melihat sebagian areolanya bahkan mengintip dari balik selimut. Ah shit! Kau sexy sekali, Sayang. Sangat sexy. Ingin kukecup saja. Tidak! mungkin kulumat saja lagi, seperti yang kulakukan semalam. Jadi akan lebih banyak warna merah yang kutinggalkan di sana. Dan itu akan semakin menambah keseksianmu. Luar biasa tubuh gadis ini mengobarkan gairahku, hingga meletup-letup. Kamu memabukkan, Sayang.
Baru kali ini aku bersyukur karena mobilku mogok. Padahal mobil itu tak pernah mogok dalam situasi apapun. Tak kusangka ia akan mogok dengan hasil seindah ini. Aku rela setiap hari mobil itu mogok jika setiap itu pula begini akhirnya.
Aku mendongak. Dia tertidur pulas sekali. Bagai wajah yang tidur setelah bergadang tujuh hari tujuh malam. Tanganku sudah hampir menyentuh ujung dadanya dan terhenti ketika kulihat matanya yang sembab, bengkak. Jangan!
Aku telah menyakitinya. Dia pasti sangat kesakitan. Aku yakin pergumulan pertama sudah sangat menyakitinya. Tak hanya perasaannya, tapi juga area labia minora hingga mayora miliknya. Rasa ketat dibahuku cukup untuk membuktikan bagaimana ia menahan rasa sakit ketika milikku menerobos dengan paksa semalam.
Aku sepenuhnya sadar telah melakukan hal yang telah lama tertahan. Selama ini dia selalu menahan lebih jauh setiap kali aku membuka bibir memagut dan membasahi bibirnya. Cukup, Kak! Katanya. Padahal saat itu nafsuku telah membuncah. Terlebih bibir basahnya memanggil-manggil untuk dilumat. Pacar-pacarku yang dulu bahkan dengan sukarela menelangkupkan tanganku ke dada mereka. Tapi kau berbeda, Sayang. Dan karena itu aku bertahan.
Gadis ini memang selalu menutup diri dari perbuatan itu. Katanya, ia telah berjanji pada ibunya, yang juga kakak ibuku, untuk menjaga kesuciannya selama jauh dari orang tua. Kepercayaan, yah kepercayaan yang ia jaga dengan kuat. Sekalipun aku tahu dari nafasnya, sesekali libidonya pun naik ketika merasakan bagian dalam bibirku menyapu bibirnya.
Aku memandang bibirnya. Sensual. Tak merah, tak juga hitam. Dengan bibir bawah yang lebih tebal. Aku tersenyum lagi, mengingat telah mengulum bibir itu dengan dahsyat, hingga ia kesulitan bernafas.
Ternyata aku nakal sekali padamu, Sayang. Dan yang membuatku tersenyum sembari menundukkan kepala adalah betapa lemahnya kekuatanku semalam. Hanya beberapa menit dan terjatuh. Mungkin setiap lelaki akan merasakan hal ini di malam pertamanya. Film-film dewasa lebih banyak berbohong daripada bicara kisah nyata bukan?
Ah ya, ini pertama kalinya aku menerobos seorang wanita. Dan beruntungnya aku karena dia masih tersegel dengan sempurna. Sekalipun kurasa pacar-pacarku yang dulu tak akan menolak jika kuajak, tapi pendidikan agama yang kudapat seolah menghentikan tanganku, dan mengingatkan untuk tak melakukan lebih jauh. Tapi sekali lagi kamu berbeda, Asya.
Kamu seolah memancarkan sensualitas yang berkelas dengan baju-bajumu yang longgar. Atau celana jeans yang masih menyisakan ruang untuk bernafas epidermis kulitmu itu. Kamu benar-benar memabukkan. Bagaimana tidak? Hanya beberapa bulan saja dan aku sudah berani memuntahkan penerusku di rahimmu. Tanpa peduli akan ada yang tertinggal atau tidak. Lupa soal ajaran agama. Padahal tadinya kupikir akan cukup jika suatu saat bisa meyentuh dadamu saja. Ternyata..

KAMU SEDANG MEMBACA
Scratched-END
Romance"Kamu tidak butuh aku lagi? Kamu tidak butuh laki-laki yang telah mengambil 'perawanmu'? Jangan salahkan aku kalau membuatmu membutuhkanku lagi mulai sekarang. Aku sudah seminggu menantikan tubuhmu, sayang." -Raka- "Aku sudah melupakan semuanya. Aku...