Cuma mau ingetin jangan lupa vote dan komentar, jangan jadi reader yang egois.
Maklumi banyak typo nya.
***
"Penuhi satu syaratku dan aku akan mengusahakan Asya untukmu."
"Apapun! Apapun akan kuberikan Lan, apapun!" Raka mantap dan tak sabar.
"Sungguh?" Elan memastikan.
"Tentu saja." Raka sumringah.
"Biarkan adikmu menikah denganku."
"Ka.. Kamu??"
Raka tercengang. Elan begitu gamblang menabuh genderang perangnya. Ini keterlaluan, ini bukan ucapan yang terlalu mengagetkan tapi tak disangka Elan benar-benar berusaha mewujudkannya.
"Kamu pikir aku bodoh?? Kalau aku sudah gila baru aku relakan Dina untukmu!!" Raka geram.
Elan tertawa, merendahkan, meremehkan. Respon Raka sudah sangat ia duga sebelumnya.
"Kamu takut?" Elan mengangkat alisnya.
"Aku hanya berusaha menjaga adikku dari rencana jahatmu!!"
"Siapa yang menjaga adikku dari otak kotormu itu hah??" Elan membentak tak terima.
Raka menunduk. Ia menghela nafas lelah, baru menyadari seberapa besar lubang kesalahan yang telah digali yang sekali waktu bisa saja memerosokkan tubuhnya sendiri.
"Kamu ingin balas dendam bukan?" Raka bertanya dengan nada yang sangat lemah.
Raka membenahi duduknya lebih nyaman, menatap ke kaca depan. Semua ini kesalahannya, tidak semestinya Dina diseret untuk terlibat.
"Ini penawaran." Jawab Elan santai.
Raka tersenyum kecil. Mengangkat ujung bibir kanannya.
"Kamu bahkan jarang bertemu adikku. Berbicara pun tidak pernah, lalu tiba-tiba ingin menikah? Apalagi niatmu selain balas dendam padaku?"
"Kemarin aku mengantarnya pulang."
"Apa??" Raka tak tenang.
"Aku menyukainya, salah kalau aku ingin menikahinya?" Elan berkilah.
"Aku tidak bodoh Elan.."
Elan tersenyum.
"Sekali lagi kubilang, ini penawaran. Sama sepertimu sekarang, berusaha menikahi seorang gadis, aku juga akan berusaha menikahi gadisku."
"Dia masih SMA!" Raka mulai emosi.
"Adikku juga belum dewasa tapi sudah harus membawa anak-anakmu dalam perut kecilnya."
Ucapan Elan menyumpal bibir Raka dalam sekejap, membuatnya tertunduk kembali. Yah ia kalah, salah, tapi tidak akan pernah mengalah, itu janjinya.
***
Raka termenung di ranjangnya. Tawaran Elan berulangkali mengitari kepala. Tawaran yang sudah pasti dan sangat jelas ia tolak, tapi Asya bagaimana? Bagaimana caranya menikahi Asya, sedangkan sempat sorot mata gadis itu mengumumkan kerinduan dan cinta yang amat besar.
Kalian tahu bagaimana sakitnya saling merindu, saling mencinta, saling dekat tapi tak dapat mencurahkan? Kalian tahu heh?
"Kak Raka.."
Raka terkejut, kaget melihat kehadiran adiknya di dekat ranjang. Seolah dipergoki isi pikirannya. Ia ingat Elan lagi.
"Duduk sini adik Kakak.." Raka menepuk kasurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scratched-END
Romance"Kamu tidak butuh aku lagi? Kamu tidak butuh laki-laki yang telah mengambil 'perawanmu'? Jangan salahkan aku kalau membuatmu membutuhkanku lagi mulai sekarang. Aku sudah seminggu menantikan tubuhmu, sayang." -Raka- "Aku sudah melupakan semuanya. Aku...