Bagian 39 Kemarahan Raka, Kepiluan Asya

34.9K 1.2K 120
                                    

Belum 21 tahun?? Jauh-jauh ya, jauuuuuuhh..

Jangan lupa vote dan komentar nya.

Selamat membaca.

***

Asya terbangun dalam pelukan yang kehangatannya sudah ia hafal di luar kepala. Aroma peluh berpadu sisa parfum yang kuat menyamankan kenikmatan berada dalam posisi itu. Ia menyesap aroma itu dalam diam dan kepura-puraan.

 Ia menyesap aroma itu dalam diam dan kepura-puraan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siap untuk sesi berikutnya, Sayang?"

Seketika Asya membuka mata, keluar dari zona pura-pura tidurnya, mendorong pelukan Raka yang melekatkan kulit mereka satu sama lain. Ia memasang wajah sebal karena kepura-puraannya dengan mudah terdeteksi.

"Sepertinya Papa masih kuat sekali lagi, Ma.", Raka menggoda.

Asya semakin mendorong tubuh Raka agar menjauhi tubuh kecilnya, menghempaskan kuasa atas dirinya, mengisyaratkan sebuah penolakan akan ajakan Raka.

"Uuh! Aku yang tidak kuat Kak, rasanya lemas sekali. Hemmph.. Ternyata aku sangat bodoh, mudah sekali dibohongi."

"Dibohongi?", Raka penasaran.

"Untuk jadi harimau betina huh!"

Asya cemberut sembari membenahi posisinya, memilih telentang di atas tubuh Raka yang sedang tertawa lepas karena mendengar protesnya.

"Kamu semakin rajin membuatku tertawa, Sya."

"Puas?", Asya bertanya ketus.

"Puas sekali sayang, harimau betinaku begitu penurut."

"Bukan itu!! Puas menertawakanku huh??"

Asya mencebikkan bibirnya kesal tapi Raka tidak berniat membalas pertanyaan gadis itu. Ia paham akan ada debat berkepanjangan jika tetap lanjut membalas pertanyaan Asya.

"Jujurlah, bagaimana bercinta hari ini? Ada yang membuatmu tidak nyaman? Jangan berbohong atau aku akan.."

Raka membiarkan tangannya yang melanjutkan ucapan, memberikan ancaman dengan meremas dada Asya, mengisyaratkan bahwa ada hukuman yang yang akan diterima Asya jika berani berbohong.

Raka membiarkan tangannya yang melanjutkan ucapan, memberikan ancaman dengan meremas dada Asya, mengisyaratkan bahwa ada hukuman yang yang akan diterima Asya jika berani berbohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Scratched-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang